27. Memulai dengan benar

6.1K 431 1
                                    



Micheal dan Tatiana berdiri kaku di hadapan semua anggota Kerajaan. Raja Arthur terlihat tak senang. Tapi Michael tetap menggenggam tangan Tatiana.

" Tidak. Aku tidak akan memaafkanmu, Michael." Kata Raja Arthur. Semua cukup terkejut dengan ucapannya. " kau telah melanggar peraturan yang telah dibuat oleh Raja-Raja sebelumnya. Kau tidak menghormati mereka. Dan kau telah melukai harga diri putri Annabeth!" Tegas Raja Arthur.

" Mungkin Raja Peter atau Annabeth atau yang lainnya bisa memaafkan kalian, tapi tidak denganku!" sambung Raja Arthur lagi.

Michael hanya diam. Ia tahu ini akan terjadi. Kemarahan Ayahnya memang pantas ia dapatkan. Dan tak ada dari antara mereka yang berani menahan kemarahan Raja Arthur.

" Pernikahanmu dan putri Annabeth akan di lakukan besok sesuai perjanjian."

" Tapi Ayah,"

" jika kau ingin melihatku terkena serangan jantung dan mati di hadapanmu, maka jangan lakukan kataku!" Ancam Raja Arthur.

" Tapi Ayah.." Michael berhenti karena ia merasakan Tatiana melepaskan genggamannya. Ia menatap Tatiana.

" Apa yang kau lakukan?" tanya Michael. tapi Tatiana tidak menjawab, ia menatap Ayahnya dan Annabeth yang terlihat sedih.

" Maafkan aku." Ucapnya dengan penuh penyesalan.

" Untuk apa? Karena telah mempermalukanku?" Tanya Annabeth. Perkataaannya menusuk hati Tatiana. Ia lalu berbalik dan pergi dari sana.

" Tidak Anna. Aku tak bermaksud." Ia mencoba mengejar namun di tahan oleh Ayahnya.

" Ayah.. aku.." Tatiana tak sanggup berkata-kata.

" Pulanglah besok pagi-pagi ke Kerajaan Green." Pinta Raja Peter dingin. Tatiana terkejut, begitu juga Michael.

" Yang Mulia, ku mohon." Michael mencoba membujuk Raja Peter.

" Jika tidak menikah besok. Aku akan membatalkan perjanjian!" Kata Raja Peter, ia lalu menarik Tatiana untuk pergi dari situ. Michael terperangah. Bingung dan dilema. Semua yang ada di ruangan tersebut satu persatu meninggalkannya.

Ia melangkah lemah menuju kamarnya. Ia berbaring dan kembali menatap langit-langit kamarnya. Tak beberapa lama kemudian Charlos mengetuk pintu. Tanpa Michael mempersilahkan ia masuk, lalu menutup pintu kembali dengan rapat.

" Bagaimana keadaanmu?" Tanya Charlos. Michael menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Bahunya bergetar. Charlos menyadari kalau adiknya itu sedang menangis.

" Apa yang harus ku lakukan? " Tanya Michael dalam keputus asaannya. " Apa aku harus melepaskan Tatiana lagi? Apa aku harus membiarkannya pergi lagi?" Michael menghapus airmatanya, menjambak rambutnya karena tak mampu lagi berpikir.

" Jangan melakukan hal yang bodoh." Charlos mengingatkan. " kau masih punya waktu sampai besok."

" Apa menurutmu.. masih ada yang berubah besok?"

Charlos mengangkat bahunya. " Entahlah.. sebenarnya aku juga tidak yakin." Ia lalu naik di atas tempat tidur Michael dan ikut berbaring.

" Apa yang kau lakukan?" Tanya Michael heran.

" Kau tahu, Ayah memang sangat marah. Tapi ia mencemaskanmu. Ia menyuruhku menginap disini untuk mencegahmu melakukan hal-hal yang berbahaya."

" Memangnya apa yang akan aku lakukan?"

" yah, aku juga tidak tahu. tapi siapa yang tahu." ucap Charlos. Michael tertawa kecil tak percaya.

" Kalau aku lakukan hal yang bodoh, aku tak tahu apa yang akan terjadi dengan Tia."

Knight Prisoner of The Prince (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora