5. Pertarungan kedua! jangan mati!

7.1K 565 6
                                    



Tatiana meletakkan pedang latihannya di sebuah pohon kecil di sampingnya. Ia telah berlatih dari pagi. Hari ini adalah pertandingannya yang ke dua melawan Pangeran Michael. Ia duduk di beranda rumah itu.

"Kau tak apa-apa?" tanya Edward yang dari tadi sudah duduk di tempat itu sambil melihatnya berlatih. Ia memberikan minuman kepada Tatiana. Tatiana meraih gelas itu dan meminumnya dan wajahnya menunjukkan tidak suka dengan minuman tersebut.

" Ugh,Pahit."

" Maaf karena tak ada obat yang manis untukkmu."

" Ya, dan maaf untuk itu." Tatiana menunjukk hidung Edward dan menyerahkan kembali gelasnya.

" Kau meminta maaf selama tujuh hari berturut-turut. Aku mendengarnya." Protes Edward.

" Ya. Tapi aku meminta maaf karena belum sembuh." Tatiana merasa bersalah. Pada waktu Pangeran Micheal bangun dan membuka tirai, ia panik supaya menutupi dirinya yang sebenarnya, tapi ia terlalu kuat sehingga Edward jatuh dan membuat hidungnya patah.

" Apa kau gugup ?" Tanya Edward. Tatiana tertawa.

" Kau tahu aku selalu gugup. Mati atau selamat? Itu yang selalu terpikirkan setiap kali aku dipilih untuk bertanding."

" Tapi kau mengalahkan mereka. Kau kuat."

" Tidak Edward. Itu karena mereka terlalu lemah karena mereka manja. Tapi Pangeran Michael berbeda. Ia kuat. Aku bisa merasakannya."

" Tapi kau berhasil melewati babak pertama." Edward mengingatkan.

" Ya." Tatiana diam sejenak. "Tapi kurasa dia kalah karena meremehkanku. Dia tidak berjaga-jaga dan kurang serius. " lanjutnya.

" Tapi kau menyukainya bukan?" Edward menggodanya. Tatiana tertawa.

Tatiana tertawa. tapi kemudian ia menarik napas panjang. ia merasakan beban yang berat di hatinya.

"Kalau begitu apa rencanamu ? " Tanya Edward. Tatiana berdiri. Melangkah masuk dalam rumah. Membuka lemari besar yang berisi baju zirahnya.

" Apa yang harus kulakukan?" Ia berbalik lagi menatap Edward yang mengikutinya. " Ku rasa aku harus berjuang untuk tidak mati.. dengan begitu aku akan melihatnya lagi." Lanjut Tatiana.

" Lanjut Tatiana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Arena kembali ramai dengan sorak – sorai. Raja dan para Pangeran telah berada di tempat mereka. Wasit yang sama masih mengajak yang menonton untuk bersorak. Dan Tatiana masih di lorong yang sama. Michael memasuki arena. Ia juga keluar dari lorongnya dan menuju tengah arena. Ia sedikit mengangkat kepalanya karena Michael lebih tinggi darinya.

" Kau tahu. Kemarin aku meremehkanmu, tapi tidak kali ini. Aku pastikan hari ini kau akan kalah." Michael mulai menyombongkan dirinya. Dalam topengnya Tatiana hanya tersenyum. Ia lalu mengangkat jempolnya, lalu membaliknya. Michael tersenyum kecut. Tatiana sudah bertekad. Ia tidak boleh kalah. Ia masih ingin melihat Michael dari jarak dekat seperti ini. Ia harus berjuang lebih keras. Ia merasa latihannya cukup dua minggu ini.

" TAK ADA PERCAKAPAN!" wasit memperingatkan. Tapi mereka tak terlihat merasa bersalah. Mereka saling memberi hormat. Dan setelah aba-aba dari wasit mereka mulai bertanding. Arena begitu riuh dengan suara-suara yang mendukung Michael. Tapi itu tak mempengaruhi Tatiana. Ia berhasil mengeluarkan Michael dari lingkaran tengah arena. Pertarungan mereka semakin seru ketika Michael juga berhasil mengeluarkannya dari lingkaran tengah arena. Bahkan sampai berakhirnya babak pertama mereka berdua imbang.

Mereka kembali ke tempat jeda. Tatiana memperhatikan Michael sama sekali tidak mau diperiksa. Tatiana menyadari bahwa Michael berbeda dengan lawannya dari pertandingan pertama dan hari ini. Bukan hanya karena ia adalah Pangeran. Tapi ia membuat pertarungan ini menjadi adil. Ia merasa bersalah karena menganggap bahwa Pangeran itu adalah orang yang egois. Dia hanya keras kepala dan penuh rasa penasaran. Tapi hatinya selalu memperhatikan orang sekitarnya. Jika ia bertahan maka Michael akan merasa di permalukan. Tapi ia harus tetap bertarung dengan adil karena ia adalah seorang ksatria. Ia tak boleh lupa itu.

Di babak berikut kondisi masih sama. Tatiana memang merasa kekuatan Michael meningkat, tapi ia juga terus meningkatkan daya serangnya. Pertandingan bertambah sengit. Semua yang menonton semakin tegang. Begitu juga dengan Raja dan kedua Pangeran.

Michael mengatur napasnya. Ia hanya merasa terkejut. Ia sangat yakin latihannya dua minggu ini akan membuahkan kemenangan. Tapi kondisi masih sama seperti pertandingan pertama mereka. Ia juga merasa kalau lawannya bertambah kuat. Benar-benar pertarungan yang menguras energi.

" PERTANDINGAN YANG MENEGANGKAN! DAN KITA HANYA MEMILIKI SEDIKIT WAKTU. APAKAH AKAN MENJADI TIGA KALI PERTANDINGAN?" Komentar wasit.

Michael kembali menyerang. Kali ini dengan cepat. Dan ia merasa kalau lawannya lengah. Ia menebaskan pedangnya keras di pinggang lawannya. Tatiana terpukul mundur, keluar dari lingkaran tengah arena. Ia memegang pinggangnya dan merasa nyeri. Ternyata pedang Michael menembus baju zirahnya dan mengenai dirinya. Rasa nyeri menyerang seluruh tubuhnya.

" Oh, ternyata Ksatria Tawanan terluka oleh tebasan pedang Pangeran kita. Apakah pedang Pangeran setajam itu atau baju zirahnya mulai usang? " Komentar wasit diikuti tawa semua yang menonton.

Michael tersenyum. Ini saatnya untuk menjatuhkan lawannya. Dan tanpa menunggu aba-aba dari wasit Michael langsung keluar dari lingkaran itu dan menyerang lagi. Tapi walau terluka Tatiana tetap bertahan dan menangkis serangan Michael. Michael terus menyerangnya dengan keras dan akhirnya Tatiana menyerah. Pedangnya terlepas dari tangannya. Ia tercekat. Michael tersenyum. Mengangkat pedangnya. bersiapkan menebaskan pedangnya.

Tatiana tercekat. Ia menutup matanya. mengetahui akhir pertandingan ini.

KEMATIANNYA!


 ( haloo.. trimakasih sudah membaca. berikan dukungan kalian dengan vote ya. tinggal klik tanda bintang yang ada dibawah atau diatas untuk setiap chapter yang di baca supaya penulis tambah semangat ya. nggak ribet kan? trimakasihhhh!! )  

Knight Prisoner of The Prince (END)Where stories live. Discover now