Design

5.8K 224 6
                                    

Dika menghabiskan teh manis dinginnya, lalu membalas pesan masuk.
"Eh, daftar sama siapa? Dimana? Kapan? Bayar gak?" tanya Ariq yang matanya masih tertuju pada brosur tersebut. "Riq, gak bisa lebih rinci lagi?" canda Reza. "Mau yang lebih rinci?" balas Ariq. "Coba baca deh. Di situ kan ada Riqq." Kata Dika gemas.

"Eh iya, ada!" seru Ariq. "Daftarnya ke Clara mantan Lintang. Biayanya gratis!" Ariq melirik Lintang dengan tatapan jahil. "Yee! Si goblok! Kok jadi Clara dah?!" ucap Lintang sambil meninju Ariq. "Emang iya, Tang. Liat nih!" Ariq memberikan brosur tersebut kepada Lintang.

"Daftar aja sekarang." Ajak Reza "Clara ada kelas sekarang. Selesainya jam 1." Ucap Lintang spontan. "Cie.. masih inget aja sama jadwal Clara!" Dika lalu tertawa keras.

Setelah saling ejek beberapa saat, mereka mulai serius. Dika membagi tugas kepada teman-temannya itu. Ariq dan dirinya akan mendaftar. Mereka akan menemui Clara pukul 13:00 WIB. Kemudian, Reza dan Lintang memikirkan konsep apa yang akan mereka buat.

• • •

"Riq, si Clara dimana, ya?" tanya Dika sambil memperhatikan sekitar. Dia perlahan menyenderkan punggungnya ke dinding. "Bentar." Ariq lalu menghampiri seorang perempuan. Gadis itu adalah Dinda, teman dekat Clara. "Din!" panggil Ariq. Ia kemudian menghampiri Dinda "Hai Riq!" dia tersenyum. Dan Dika mendatangi mereka.

"Hai Dik!" sapa Dinda ramah. Dika lalu membalasnya,"Kenapa nih?" tanya Dinda. "Ini, gue sama Dika nyari Clara. Dia dimana ya? Lo kok gak sama dia?" tanya Ariq.

"Pasti mau daftar Choco Chip Design, ya!" tebak Dinda. Entah kenapa Dika selalu suka melihat Dinda saat dia tersenyum. "Iya, kok tau anak dukun ya?" canda Ariq. "Recehan lo bego." balas Dika. 

"Serah dah."

Dinda hanya bisa tertawa melihat tingkah dua makhluk ajaib ini. "Clara lagi sama Kartika. Gue mau nyamperin mereka di taman. Bareng aja yuk!" ajak Dinda ramah.

• 

"Hai Clar, Tik!" sapa Dika, Ariq, dan Dinda. "Hai guys!" jawab mereka. "Kenapa nih, duduk!" suruh Clara ramah. Untung saja di taman ini terdapat dua kursi panjang. "Ikutan Choco Chip Design, dong!" kata Dika sambil merapikan rambut dengan tangannya.

"Kebetulan banget. Tinggal 2 nomor lagi. Lo dapet nomor 49 Dik, Riq!" Clara mengambil sebuah kartu dari dalam tasnya. "Untung aja Riq." Dika memukul-mukul punggung sahabatnya itu.

Setelah berbincang dan bercanda cukup lama, Dika dan Ariq berpamitan untuk pulang. Dika berjalan bersama Ariq menuju parkiran dengan ransel hitam bergantungan di punggungnya.

Dika segera mengaitkan helmnya dan meluncur ke Apartement Lintang. Sebelum Dika dan Ariq sampai, mereka menyempatkan diri untuk membeli beberapa makanan ringan di minimarket.

• 

"Udah nemu konsepnya Tang? Za?" tanya Dika sambil menghempaskan dirinya ke atas ranjang milik Lintang. "Udah. Ini kan temanya go green gitu, gue sama Reza punya ide, untuk bikin cara membuang botol plastik yang baik dan benar." Lintang menunjukkan kertas yang berisi coretan.

Setelah berbincang cukup lama Dika membagi tugas. Dia akan mendesain logo, Reza mendesain background, Ariq mendesain isi, Lintang akan menilai apa yang mereka buat dan membantu Ariq membuat isi. Mereka juga akan membantu satu sama lain.

• 

20:00 WIB

"Cuy, logonya udahan nih." Dika memutar laptopnya ke arah Reza, Ariq, dan Lintang yang tengah menonton film. "Gue bantuin Reza aja kali ya?" Dika lalu mengambil sebuah bolu kukus yang dia beli di depan minimarket. "Eeh gila! Keren, sob!" Reza takjub. "Tumben otak lo encer, Mahardika." Ariq memukul punggung Dika sambil tertawa. "Mantap Dik. Kirim psd-nya ke gue ya." Kata Lintang sambil tersenyum.

"Eh, gue pulang duluan gapapa, ya?" Dika berjalan menuju kamar mandi dan masuk sambil membawa sebuah pomade ditangan kirinya. Dika sengaja tidak menutup pintu toilet, sebab ia  hanya memakai pomade. "Cepet amat Dik!" Komentar Reza sambil melepas kacamatanya. Lalu mengusap mata dan memakainya kembali. 

"Iya nih, gue janji sama Driel mau nemenin dia nyari sepatu." Dika berjalan keluar dari kamar mandi dan duduk dipinggiran ranjang milik Lintang. "Ikutan yuk!" Ajaknya. "Lo mah enak Dik, logo udah selsai." Kata Ariq setelah selesai menelan kripik pedas level 10.

"Duluan, ya." Izin Dika sambil memasukkan laptopnya ke dalam tas. "Okedeh. Jangan lupa kirimin ke gue ya psd-nya." Kata Lintang sambil merangkul Dika. "Duluan Riq, Za!" pamit Dika. Dia lalu memakai sepatunya. "Yoi men!" jawab Reza dan Ariq. "Makasih ya, Tang" Dika keluar dan tersenyum. 

Motor matic Dika melaju di tengah kehidupan malam ibu kota. Dika mengendarai sepeda motornya dengan santai namun kencang. Melesat seperti angin. Tak lama, pemuda ini sampai di rumah tercinta. Dia memarkirkan motornya dihalaman Rumah dan mengunci pagar.

Dika melangkah masuk ke dalam rumah dan menemukan Driel sedang menghitung uang. "Jadi, Yel?" Dika menghempaskan diri ke atas pangkuan sofa yang nyaman. "Jadi, Bang. Tapi kurang." Driel lalu memasukkan uang tersebut kedalam dompetnya.

"Kurang berapa?" tanya Dika. "Dua ratus." Driel memasang wajah manis. "Iya deh. Tau banget kalo si Driel masang muka manis. Iya Abang tambahin. Cepetan sana ganti baju." Dika lalu memainkan ponselnya.

Dengan cepat Driel berlari menaiki tangga menuju kamarnya. Tak perlu waktu lama untuknya berganti pakaian. Driel menuruni tangga dengan sebuah sisir ditangan kirinya.

Dia lalu menghampiri Dika yang berada di ruang tamu. "Yuk bang!" ajak Driel sambil menyisir rambutnya. "Yaudah. Ambil kunci mobil di gantungan!" suruh Dika sambil bangkit dari duduknya. Dia lalu menyemprotkan parfume yang telah diambilnya dari tas.

Tak lama, Driel datang dengan kunci mobil ditangannya. Dika segera mengambil kunci tersebut dan mengeluarkan mobil mereka.

- - -
Psd: format file dalam bentuk photoshop

Di part berikutnya, mulai deh ada tentang airport, pesawat, flight attendant, pilot, dan banyak lagi.
Sorry aku gak fokusin ke design dan bahas konsep2 design Dika dkk. Karna kalau di fokusin, bisa jadi 3 part percuma dan ngebosenin :D

Harusnya hari ini update 2 part. Karna disini ujan+petir, jadi gak bisa. ❤

Multimedia
©DevaMahenra

✔Sky And UsМесто, где живут истории. Откройте их для себя