Terbang Tinggi

2K 113 0
                                    

Kemeja biru navy membungkus tubuh Dika malam ini. Sedikit polesan pomade membuat tingkat ketampanannya bertambah. Satu sentuhan lagi, dan Dika siap untuk bersaing.

Pemuda ini menyemprotkan parfum aroma vanila ke seluruh tubuh. Dengan percaya diri, dia memasukkan laptop abu-abunya ke dalam tas. "Udah Dik?" Tanya Ariq yang telah menunggunya. "Udah. Yuk sob!"

Dika dan Ariq keluar dari kamar. Disaat yang bersamaan, Reza dan Lintang juga melakukan hal itu. "Eh, kalian," Kata Lintang sambil mencabut kartu hotel dari pintu. "Yuk cabut!" Lintang lalu memasukkan kartu hotel ke dalam dompet.

Mereka berjalan sambil bercanda. Sedikit rasa tegang menghantui Dika. Kemeja menjadi pakaian wajib mereka malam ini.

Kemeja hitam adalah pilihan Reza. Kacamata dengan gagang merah dan frame hitam menghiasi wajahnya. Sedangkan Lintang, tampak gagah dengan kemeja abu-abu dan polesan pomade 'om sky'. Untuk Ariq, tak perlu diragukan lagi, kemeja merah marun kesukaannya telah melekat ditubuh pemuda ini.

Ting.
Lift berhenti di lantai 1. Pemuda-pemuda ini melangkahkan kaki dengan yakin. Dan berjalan menuju ballroom. Setelah mendaftar ulang dan mendapat nomor, mereka duduk di dalam ballroom.

Drrt.
Ponsel Dika bergetar. Dia mengeluarkan ponselnya. Notifikasi baru dari YouTube

Gilang Wardhana telah mengupload video baru.

Dika mengabaikan notifikasi itu dan membuka aplikasi Instagram. Dia teringat akan Calista. Dika dengan cepat mengirimi wanita itu pesan.

Mahardika dika: misi

Send.

Tak perlu waktu lama, Calista membalasnya.

Calista Cassandra: ya?

Mahardika dika: lg apa?

Calista Cassandra: lagi nunggu gojek. Km Dik?

Mahardika dika: lagi nunggu lomba. Ehehe

Calista Cassandra: good luck ya :)

Mahardika dika: thanks mba Cal

Calista Cassandra: Kapan balik ke jkt?

Mahardika dika: aku balik senin. 5 hari aja. Mba layover brp hr?

Calista Cassandra: 2 hari. Sy lusa balik ke jkt

Mahardika dika: ntar flight kemana lagi?

Calista Cassandra: di jkt sampe senin. Terus kno pagi. Sorenya balik ke cgk

Belum sempat Dika membalas pesan Calista, Lintang menyenggol lengannya. "Bro, lo gak mau liat-liat? Ada pameran kecil-kecilan tuh." Lintang memandang sekitar. "Kagak dah. Lo aja. Btw dua bocah mana?" Dika memandang 2 kursi kosong disebelah Lintang. "Udah cabut duluan. Btw gue duluan ya. Ntar gue balik kok." Pamitnya. Dika hanya menggangguk.

Lintang berjalan meninggalkan Dika. Mendatangi sebuah stan kecil yang terletak di sudut ruangan. Ruangan yang besar ini memiliki beberapa stan di daerah belakangnya.

'Terbang tinggi'  Itu yang tertulis di stan tersebut. Sang penjaga adalah seorang pria muda. Beberapa miniatur pesawat berjejer di meja kecil. Terdapat pula kotak plastik bening, yang berisi gelang berbahan karet. Kotak itu masih penuh. Sangat penuh.

"Halo mas." Sapa pria muda itu. "Hai. Keren amat nih. Boleh dipegang, kan?" Lintang tersenyum sambil mengangkat sebuah miniatur pesawat Garuda Indonesia. "Boleh mas. Silahkan. Dengan senang hati." Pria itu tampak ramah.

Setelah berbincang, ternyata stan ini adalah sebuah forum online pencinta penerbangan. Yang bernama terbang tinggi. Lintang berpikir, ini adalah kebetulan atau apa. Pasalnya, Dika sangat mencintai penerbangan. Dan mungkin ini peluang baginya untuk bertukar pikiran dengan orang-orang hebat.

"Btw, mas namanya siapa ya? Saya Lintang." Lintang memberikan tangannya untuk berkenalan. "Praditya. Panggil aja Diki." Praditya tersenyum. Mereka berjabat tangan. "Sip. Mas Diki. Ini gelang apa mas? Penasaran nih. Ehehe." Lintang tertawa kecil.

"Gelang gratis mas. Kalau mau ambil aja. Kebetulan baru 2 orang yang ambil." Diki mempersilahkan. Lintang sangat senang. Dia mengambil sebuah gelang hitam karet dengan tulisan 'terbang tinggi'

"Mas Diki, saya cabut dulu ya. Kayaknya lombanya udah mau mulai." Lintang pamit. "Oke mas." Setelah berpamitan, Lintang segera kembali ke tempat mereka duduk.

Peserta demi peserta mendapat giliran. Dan waktunya Dika, Ariq, Reza dan Lintang tampil.

Berkat doa dan kerja keras yang mereka lakukan selama ini, 4 sekawan dapat mempresentasikan karya mereka dengan baik.

• • •

"Gak sia-sia ya." Dika bersorak. Saat ini mereka masih di dalam ballroom. Ke 4 manusia ajaib mendapatkan juara dengan kategori 'pemenang favorit' walau bukan juara 1, 2, atau 3, mereka tetap senang.

"Anjay, anjay. Seneng gue." Reza berseru. "Iya, seneng sih, seneng, tapi laper nih!" Protes Ariq. "Gue gak nyangka. Sumpah." Lintang tersenyum.

"Kacang goreng, kacang rebus. Gue dikacangin, mampus." Dan akhirnya Ariq jengkel. "Ahahaha, iya deh, ntaran cari makan." Dika tertawa sambil memukul punggung Ariq.

"Eh, gue muter-muter sama Reza ya!" Ariq bangkit dari duduknya. Dika hanya menggangguk. Ariq dan Reza lalu pergi entah kemana.

"Dik, ikut gue yuk!" Ajak Lintang sambil menarik tangan Dika. "Ha?" Dika kaget. "Ya jangan kek cewek juga Tang. Etdah!" Dika memukul-mukul tangan Lintang yang menggandengnya. Dan mereka tertawa.

Lintang membawa Dika ke stan terbang tinggi yang tadi dia datangi. "Ini Dik, yang tadi gue bilang." Kata Lintang

"Eh, Diki." Dika bersalaman dengan Praditya atau sering dipanggil Diki. "Sup." Mereka bersalaman ala anak muda. "What?" Lintang kaget. "Kalian udah kenal?"

"Mas Lintang temennya Dika?" Tanya Diki sumringah. "Iya. Kalian?" Lintang masih bingung. "Lo udah kenal sama Diki, Tang?" Tanya Dika. Lintang tetap saja memasang ekspresi bingung.

"Jadi Diki ini temen gue waktu di Jerman dulu. Kita beda 3 tahun. Tapi gue tetep aja manggil nama. Dia orang Indo yang tinggal sementara di Jerman. Cuma 2 tahunan." Jelas Dika

"Terus?" Lintang penasaran.

"Dan Diki balik ke Indo. Gue masih komunikasi sama dia pake telepon. 1 bulan sekali kita telponan. Dan waktu itu, Diki harus pindah ke Belanda. Waktu dia ke Belanda, gue pindah." 

"Terus kenapa Mas Praditya bisa jadi Diki?" Tanya Lintang. "Itumah Dika yang kasih nama. Katanya biar kembar. Dika Diki." Diki lalu tertawa.

Malam ini mereka bercerita banyak dengan Diki. Diki juga seorang Pilot di salah satu maskapai penerbangan. Saat ini Diki sedang days off, dan dia ikut ke Jogja bersama teman perempuannya. 



• • •

Maafkan kalo chapt ini gaje. Wkwkw. Aku kehabisan ide. Chapt selanjutnya mungkin gak ngebosenin kek gini banget. :D

*KNO: Kuala Namu International airport (Medan)

Multimedia
©DevaMahenra






✔Sky And UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang