Kisah

1.3K 70 1
                                    

So as long as I live I love you. Will have and hold you

-westlife-

Hari ini Calista sedang days off dan sendiri di basecamp. Sekarang Tara sedang terbang ke Sulawesi. Calista memutuskan untuk berkunjung ke rumah Dika.

Calista: Dik, dimana?

Mahardika: Otw kampus. Knp Cal?

Calista: ohyaudah. Gapapa. Mau kerumah

Mahardika: Gapapa kalo mau kerumah. Mama katanya pingin ketemu km. Gue juga bentar aja ke kampus. Ada urusan.

Calista: Mama kamu mau ketemu saya?

Mahardika: hehe.. iya. Gw kemaren cerita ke dia. Terus dia bilang 'kenalin dong ke mama' wkwk

Calista: haha. Jam brp saya kerumah?

Mahardika: gue jemput aja. ntar jam 11 an ya

Calista: ok, btw gak ngerepotin?

Mahardika: enggak kok

Calista: Thanks ya

Mahardika: siap ;)

Calista meletakkan ponselnya di atas nakas dan berjalan menuju koper yang dia letakkan di sudut kamar. Calista membuka kopernya dan mengambil sebuah kotak hitam kecil dan mengeluarkannya dengan hati-hati.

Calista duduk di hadapan kopernya dan mengambil isi dari kotak tersebut dengan perlahan lalu tersenyum. Benda itu adalah pomade yang dia beli bersama Andine. Admiral pomade medium hold. Itulah kalimat yang tertulis di kotak tersebut.

Calista mengambil sticky note dan sebuah spidol. Lalu mulai menuliskan sesuatu. 'Dipake ya :)' itulah yang dia tulis.

Calista menempelkan note tersebut di atas tutup pomade dan memasukkan benda tersebut ke dalam kotaknya lagi. Wanita ini bangkit dan memasukkan kotak tersebut ke dalam hand bag nya.

"Dik, lo ikut beli alat-alat gak?" tanya Reza. "Gue ada janji sama Calista. Kalian aja deh." jawab Dika. "Yaudah. Goodluck ya, nge date nya, pak." Reza tersenyum. "Haha, bisa aja lo. Thanks ya. Lintang sama Ariq mana, Za?" tanya Dika sambil memakai helm. "Makan ketoprak kayanya sih." jawab Reza

Mahardika: Cal, gue di depan base camp

Calista: oke. Otw kedepan

Calista langsung mengambil tasnya dan memakai sepatu. Dia segera pergi keluar dan mengunci pintu kamar. "Hai Mba Nadine." sapa Calista yang terburu-buru. "Hai. Mau kemana?" tanya Nadine. "Ke rumah Dika." jawab Calista sambil berlari. "Cie cie." goda Nadine.

Tampak seorang pria yang duduk di atas motor hitam. Itu adalah Dika. Tanpa basa basi, dia langsung mendekati Dika.

"Hai." Calista tersenyum di hadapan Dika. Dika yang sedang memandangi ponselnya terkejut dengan suara itu. "Eh, hai," Dika membalas senyuman manis Calista. "Langsung aja yuk." ajak Dika. Calista mengangguk.

"Nih, pake." Dika menyerahkan helmnya. "Kamu pake apa?" Calista menerima helm itu dengan ragu. "Gue lupa bawa 2. Udah pake aja. Kita lewat jalan rahasia." kata Dika. "Gapapa?" Calista ragu. Dika menggangguk dan memberikan masker. "Pake ini juga. Ntar kamu kehirup debu,"

Calista hanya diam. "Iya. Ini." Dika mengambil tangan Calista dan menaruh masker di tangan wanita ini. Calista segera memakai masker tersebut.

"Dika gimana? Baik gak?" tanya mama Dika kepada Calista. Sekarang mereka tengah duduk di ruang tamu.

Sebut saja tante Dita. Seorang ibu dari 2 orang buah hati yang telah beranjak dewasa dan seorang istri dari ayah Dika. Tante Dita adalah seorang sanguin. Jadi, dia mudah dekat dengan semua orang. Dika dan ibunya sudah seperti saudara. Tidak seperti ibu dan anak.

"Dika, dia baik, tan." Calista tersenyum. Dia tidak merasa canggung dengan tante Dita. Karena Calista sudah sangat sering bertemu banyak orang. "Ngomong-ngomong kamu kerja atau kuliah?" tanya tante Dita.

"Saya kerja, tante." jawab Calista. "Kerja apa? Enak dong. Si Dika tante suruh kerja, malah gak mau." tante Dita tertawa. "Flight attendant."

"Eh, bentar-bentar," tante Dita mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja ruang tamu dan mengetikkan sesuatu. "Ooh, flight attendant itu pramugari, toh. Tante lagi belajar bahasa inggris, nih. Haha." lagi-lagi wanita ini tertawa.

"Ehehe. Iya, tan." kata Calista. "Oh iya! Sampe lupa." kata tante Dita tiba-tiba. "Kenapa, tan?" tanya Calista. "Tante ada janji sama om. Si om pasti udah nunggu. Tante pergi dulu ya."

Tante Dita pergi ke kamarnya. Mungkin untuk bersiap. Calista duduk di ruang tamu Dika sambil memainkan ponselnya. Dan tiba-tiba tante Dita keluar dan menghampiri Calista. "Kenapa, tan?" tanya Calista. "Tante gak jadi pergi. Si om ada rapat. Cape deh." ujar tante Dita sambil duduk kembali.

"Kamu tau gak, dulu waktu kecil, si Dika itu jarang banget keluar rumah." cerita mama Dika. "Masa sih, tan? Kok kayanya dia suka jalan ya, tan?" Calista seakan tidak percaya.

"Iya. Dia itu cupu banget. Cuma mau keluar rumah kalau diajakin main sama temennya. Liat nih, foto Dika kecil." tante Dita mengambil sebuah album foto lama mereka.

Hai!

Btw mulmednya author bikin sendiri :v

Btw mulmednya author bikin sendiri :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✔Sky And UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang