Nganterin Avi ke Apartement

1.5K 101 4
                                    

"Takkan pernah berhenti, untuk selalu setia walau harus menunggu 1000 tahun lamanya." Dika bersenandung kecil sambil memakai kaus hitamnya. Sore ini dia berniat untuk berlari mengitari komplek bersama Lintang. Kebetulan, Lintang sedang bosan di apartement.

Tok.. tok.. tok
Ada yang mengetuk pintu kamar Dika. Dan pemuda ini menyahut "Oi!" sesorang membuka pintu kayu itu. "Bang, tuh bang Lintang di depan." kata Driel. "Sep. Bilangin gue bentar lagi keluar." suruh Dika. Adik laki-lakinya itu segera keluar dan mengikuti apa yang disuruh Dika

Setelah mengantongi ponsel dan uang, Dika keluar. "Sup bro!" sapa Dika. "Mantap." jawab Lintang. "Eh, lo tunggu bentar ya, gue mau ambil sepatu." kata Dika. Lintang menggangguk.

"Yel, lo ikut?" tanya Lintang. "Kemana bang? Lari?" Driel merapikan rambutnya. "Nape?" Lintang lalu mengeluarkan ponsel. "Gue nemenin kak Avi aja." dan tiba-tiba Dika datang menenteng sepasang sepatu. "Yel lo jaga rumah ya." suruh Dika. "Siap." kata Driel

Sekarang Pamela telah kembali ke Aussie dan Calista harus tidur sendiri sampai dia kembali terbang. Sepi rasanya tanpa Pamela. Biasanya mereka selalu menonton film di laptop Bang Arie yang mereka pinjam.

Calista bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju kamar mandi. Setelah membasuh wajahnya Calista mengambil ponsel yang diletakkannya di atas nakas. Dia lalu duduk di pinggiran kasur sambil membalas pesan dari Tara.

Tara: cal

Calista: yaps?

Tara: heng aut yuk
(Hangout)

Calista: kemana? Kapan?

Tara: tar malem

Calista: sama?

Tara: mba Nad, mas Rival, sama mas Riza

Calista: ngga deh. Kalian aja

Tara: lo kenapa?

Calista tidak menjawab pesan sahabatnya itu. Dia berjalan ke kamar Bang Arie. Untung saja Bang Arie sedang di rumah. Sesampainya di kamar Arie, Calista duduk di sebelah abangnya yang tengah bermain xbox.

"Mau ngapain dek?" Arie masih sibuk bermain minecraft. "Pinjem stick satu lagi ya. Gue mau ikutan." Calista membongkar lemari bawah tv yang terletak di kamar Bang Arie itu.

5:00 p.m

"Dik, gue duluan ya. Thanks buat hari ini." kata Lintang yang telah duduk di atas jok motornya. "Iya. Ati-ati Tang." Dika melambaikan tangan. Lintang tersenyum dan mengendarai motornya kembali ke Apartement. Dika masuk ke dalam rumah dan mendapati Avi menggeret koper dan berpakaian rapi.

"Kamu mau kemana Vi?" tanya Dika sambil mengelap keringatnya. "Aku mau ke Apartement daddy." jawab Avi. Kemudian, mama Dika datang sambil membawa kunci mobil. "Nih, anterin Avi, Dik." suruh mama. "Tapi 3 hari. Kan harusnya besok." tanya Dika. "Daddy udah tidak sabar ketemu anak perempuannya. Hihi." Avi tertawa. "Bentar ya, aku ganti baju dulu."

Setelah Dika mengganti pakaian, dia dan Avi segera meluncur ke Apartement.

"Saya pamit dulu ya, om." Dika menyalami ayah Avi. "Oke. thanks ya Dik." Ayah Avi berterimakasih kepada Dika. "See you Dik." ucap Avi. "See you." Balas Dika. Dia kemudian berjalan keluar lobby dan kembali ke mobil.


Chapt yg ini garing amat dah. Dan pendek bet cuma 452 kata. Abisnya penyakit author kumat. Penyakit writer's block. Dan lagi banyak beban idup *eak

Multimedia
©DevaMahenra

✔Sky And UsHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin