Are you okay?

1.7K 104 0
                                    

Calista tersandar di dinding toilet sambil menundukkan kepalanya dan mengelap air mata. Luntur sudah semua make-up yang dipakainya sejak pagi tadi.

Tara masuk dan mendapati temannya itu sedang bersedih. "Hey. Are you okay Cal?" tanya Tara lembut. "Gue gapapa Ta." Calista lalu menghapus air matanya yang telah jatuh dan segera mencuci muka. "Seriusan?" tanya Tara hati-hati. Calista tampak sensitif. Dia hanya menggangguk. "Okay. Gue balik dulu ya, ntar bolt lo ilang lagi." Tara pergi meninggalkan Calista.

Siang ini, Dika sedang berada di kentucky fried chicken bersama Ariq, Reza, Lintang, dan Avi. Avi adalah teman kecil Dika di Jerman.

Pada saat Dika tinggal di Jerman, dia tinggal di perumahan Indonesia. Dan tentu saja, semua teman dan tetangganya adalah orang Indonesia yang tinggal di Jerman. Avi adalah tetangga depan rumah Dika. Mereka cukup dekat. Kata Avi, dia memang berencana pulang ke Indonesia karena ayahnya harus mengurus pekerjaan di Indonesia. Dan karena dia melihat postingan Dika di Instagram, Avi memutuskan untuk pergi ke Jogja.

"Nambah ayamnya Vi?" tawar Dika. "Enggak. Ini cukup kok." Avi tersenyum manis.

Drtt..

CalistaCassandra like your photo

Notifikasi Instagram masuk ke ponsel Dika. Dengan cepat Dika membuka Instagram dan tersenyum. Dia lalu mengirimi Calista pesan WA.

Mahardika: Siang mba f.a :D

10 menit Dika menunggu, tidak ada balasan dari Calista. "Dik, cabut kuy!" Ariq menyenggol bahu Dika. Dika menggangguk dan berdiri. Mereka lalu berjalan keluar.

"Eh, kemana nih?" tanya Avi. "Terserah aja. Reza nih tau jalan." Lintang melirik Reza dan tersenyum lebar. "Tau dikit lah. Ke ini aja yuk, ke Taman Pintar." usul Reza. "Yaelah, itumah tempat bocah Za. Hari gini rame kali." Lintang tidak setuju. "Yang ada Avi mengkerut kepanasan. Ya gak Vi?" canda Ariq. "Haha iya, lama gak kena panas sih." Avi tertawa. Sementara Dika hanya diam memperhatikan layar ponselnya.

"Dik, lo ngapain?" Lintang menegur Dika. "Lagi WA an. Atur aja mau kemana." Dika cuek. "Ke Kaliurang mau? Ntar makan sate kelinci." Reza mengingat-ingat destinasi wisata lain yang dia ketahui. "Gue mau tuh!" Ariq senang. "Si botak mah seneng aja kalo ada makanannya." ledek Lintang. "Lo gimana Vi? Mau?" tanya Reza. "Kalau Dika ikut, aku juga ikut." Avi tidak memakai lo-gue seperti anak muda kebanyakan. Dia lebih suka memakai aku-kamu. "Iya, gue ikut aja." sambung Dika, tetapi pandangannya masih ke layar ponsel.

Setelah menyiapkan yang diperlukan, mereka berangkat ke Kaliurang dengan menyewa jeep yang cukup untuk 5 orang.

Di perjalanan Dika sibuk memperhatikan ponselnya tanpa memperdulikan teman-temannya. Sampai akhirnya Calista menjawab pesannya.

Calista: Siang

Mahardika: Lagi apa mba?

Calista: Make up

Mahardika: Mba Cal lagi dimana?

Calista: KNO. Udh dulu ya. Sy mau flight

Mahardika: Okay. Safe flight

Calista: Thanks.

"Za, Za, Za!" panggil Dika. "Oit?" Reza menyahut. "Kalo cewe, jawab chat pendek-pendek, dia kenapa?" tanya Dika serius. "kalo Prycil dulu sih lagi ngambek. Emang kenapa?" Reza penasaran. "Calista." Dika mengantongi ponselnya. "Oh, kalo dia mungkin lagi mau flight, mungkin lagi ada masalah sama senior." tebak Reza sambil fokus menyetir.

Calista duduk di jumpseat bersama Tara. Tidak terpancar kebahagiaan dari wajahnya kecuali saat melayani penumpang. "Ta, menurut lo, gue bakal nikah umur berapa?" tanya Calista tiba-tiba. "Mungkin 23," jawab Tara asal. "Lo memangnya kenapa sama Dika? Suka ya?" pandangan Tara lurus kedepan tanpa melihat wajah sahabatnya itu. "Gak tau. Mungkin iya."

"Hebat juga si Dika sih. Bisa bikin lo jatuh cinta." komentar Tara. "Gue rasa sih begitu. Soalnya hati gue udah ketutup semenjak kejadian waktu SMA." Calista mengingat kejadian waktu itu.

Setelah duduk di dalam mobil cukup lama, akhirnya Dika, Ariq, Reza, Lintang, dan Avi sampai di Kaliurang. "Za, mana sate kelinci?" tanya Ariq bersemangat. "Tu, disana." Reza menunjuk tempat yang dimaksud.

Mereka berjalan mengikuti Reza.

Dika menarik sebuah bangku panjang yang cukup untuk 4-5 orang. Dia duduk bersebelahan dengan Avi. Sementara Ariq, Reza, dan Lintang duduk di depan mereka.

Seorang pria mendatangi mereka. "Mas, sate kelinci 2 ya." Reza memesan sate untuknya dan Ariq. "Saya sate ayam ya mas." lanjut Dika. "Sama deh, saya juga." Lintang menambahkan. "Elo Vi?" tanya Dika. "Sama aja deh." "Sate ayam 3 ya mas."

"Minumannya apa ya?" tanya pria itu. "Teh botol aja. 5." Reza tersenyum hangat. Pria tersebut segera pergi untuk membuat pesanan mereka. "Vi, lo balik ke Jerman kapan?" tanya Dika. "Gak tau sih, Dik. Papa di Jakarta 1 atau 2 bulan." ujar Avi. "Lama jg ya." komentar Dika. Avi menggangguk.

"Balik ke Jakarta bareng kita aja, Vi." Usul Lintang. "Boleh juga tuh." Avi setuju. Sementara itu, Dika membuka lock screen ponselnya dan membuka WA Calista.

Mahardika: lagi flight? Safe flight  ya. See you next time :)

Hanya pesan itu yang bisa Dika kirim. Dia lalu mengantongi ponselnya kembali.

Pesawat mendarat di Bandar Udara Soekarno Hatta. Setelah pesawat berhenti dengan sempurna dan seluruh penumpang turun, Calista, Tara, dan cabin crew lainnya bersiap.

• • •

©Multimedia
ChelseaIslan

✔Sky And UsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora