Lost -Jimin-

190K 9.7K 408
                                    

***

"Aku akan membawa Jimin bersamaku !"

"Kau pikir kau siapa ?! Aku Ibunya, aku yang melahirkanya  dia akan bersamaku, aku tidak sudi Jiminku di urus wanita lain!"

"Aku tidak akan membiarkan Jimin menjadi gelandangan bersamamu, urusi saja hidupmu dengan si brengsek beristri itu !"

"Kau yang brengsek! Kau selingkuh lebih dulu daripada aku, kau yang brengsek Park Junho !"





Jimin memejamkan matanya, tanpa di sadari, air matanya menetes dari mata yang terpejam itu.

Ya, dia mendengarkan pertengkaran orangtuanya di balik pintu kamar orangtuanya.

Tangannya mengepal, hingga buku jarinya memutih. Dan dengan keberanian penuh, ia pun memasuki kamar orangtuanya itu.

"J-Jimin..." kaget Shin Yura, ibu Jimin.

"Park Jimin keluar sekara-"

"Hentikan pertengkaran bodoh kalian !" Saut Jimin cepat sebelum Ayahnya  membentaknya.

"KELUAR PARK JIMIN !!"

"JANGAN MEMBENTAK ANAKKU, BRENGSEK !"

"Hentikan.." lirih Jimin yang berdiri di antara orangtuanya.

"Jimin-ah, keluarlah sebentar." Suruh Ibu Jimin lembut sembari menepuk bahu Jimin pelan.

Jimin menggeleng, kemudian di tatapnya sang Ayah yang juga menatapnya berapi-api.

"Jika kalian memilih berpisah, maka aku ikut dengan Eomma." Ujar Jimin pada Ayahnya.

"Tidak bisa, kau masih memiliki masa depan yang panjang, tinggal bersama Appa adalah pilihan terbaik untukmu Park Jimin."

"Aku tidak ingin Eomma pergi."

"Apa kau mau hidup miskin ? Eommamu ini tidak memiliki penghasilan apapun selama ini, kau ingin hidup dengan belas kasihan dari orang-orang ?!"

"Jangan merendahkan Eommaku, Appa ! Dia juga Istrimu !"

"Kami akan bercerai !" Ayah Jimin trtap pada pendiriannya, membuat Jimin menggeram marah.

Yura, memeluk Jimin dari belakang, sembari menangis di punggung putra tercintanya.

"Jimin-ah, kita bicara sebentar Sayang.." Ujar Yura dengan suara seraknya.

Jimin menatap tajam Ayahnya.

"Aku membencimu." Ujar Jimin tajam pada Ayahnya.

Ia pun menggenggam tangan Ibunya, lalu di tariknya lembut tangan Ibunya keluar dari kamar itu menuju kamarnya.

"Jangan menangis, kumohon." Ujar Jimin sembari mengusap air mata ibunya.

"Astaga, maafkan Eomma Sayang" Jawab Yura sembari tersenyum.

"Jangan tinggalkan aku, Eomma." Ujar Jimin sembari memeluk Ibunya erat.

"Siapa yang akan meninggalkan dirimu Jimin-ah  ?"

Jimin melepaskan prlukannya pada Ibunya, kemudian di tatapnya Ibunya.

"Bawa aku Eomma, jika Eomma hidup bersama Appa, Eomma hanya akan tersiksa." Ujar Jimin dengan sembari menggengam kedua telapak tangan ibunya.

Ibunya tersenyum sembari mengangguk.

"Laki-laki itu, dia bukan selingkuhan Eomma, dia adalah Pamanmu yang tinggal di Jepang, Jimin-ah."

Jimin mengerutkan dahinya tak mengerti maksud Ibunya.

"Paman ? Bukankan aku tidak-"

"Kau punya Sayang, Pamanmulah satu-satunya orang yang tidak menginginkan pernikahan kami..."

"...Dia dari dulu membenci Appamu, dan dia juga yang membantu Eomma mencari tahu apa yang di kerjakan Appamu akhir-akhir ini, dia ternyata selingkuh sudah sejak lama..."

"...Dan kau benar Jimin-ah, tinggal dengan Appamu hanya akan menyiksaku, maka dari itu, Eomma akan pergi, tanpamu."

"EOMMA !!"

"Dengarkan Park Jimin !"

Jimin mencoba meredam amarahnya, dan mendengarkan penjelasan Ibunya.

"Appamu benar, Eomma tidak memiliki apa-apa untuk menghidupimu jika kau ikut denganku..."

"...Eomma berjanji, suatu saat nanti, Eomma akan mengambilmu dari Appamu, tunggu jika Eomma sudah memiliki uang untuk kita hidup nanti."

"Eomma, aku tidak mau !"

"Jimin-ah, jangan membantah. Eomma tidak ingin kau menderita Sayang, Eomma sangat mencintaimu, ingat itu."

👋👋👋

My Bad BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang