10 [Revisi✔️]

42.4K 4.4K 263
                                    

Memang benar villa ini milik ayah Chenle namun,

Villa ini umum.

Villa yang tergolong murah, dan juga merupakan villa ter-favorit.

Ugh, mereka akan bertemu dengan fans mereka.

Seperti senja ini, Hana tidak sengaja menemukan dua orang gadis yang mengenakan tas bergantungan kunci bergambar Mark. Jangan lupakan jika kedua gadis itu selalu membahas idol nya sepanjang jalan.

Untunglah dreams tengah berkumpul di kamar Hana, ayah mengunci pintu villa dan menutup gorden. Sesekali menyuruh mereka untuk tidak berisik, agar tidak mengundang kedatangan fans kemari.

"Ayo kita bermain Truth or Dare." ajak Hana pada dreams.

"Permainan apa itu?" tanya Renjun.

"Ini permainan yang aku dan teman-temanku lakukan. Kita akan duduk melingkar, menaruh botol plastik kosong di tengah. Salah satu kalian harus memutarnya, misalkan jika tutup botol itu mengarah ke Jeno, ia harus memilih Truth atau Dare."

"Truth adalah jujur. Dare adalah tantangan." sambung Hana.

Sepertinya mereka mengerti, mulai untuk mengatur posisi melingkar.

"Hyung, putarlah botol itu." titah Renjun pada Mark.

Mark mulai memutar botol itu. Setelah meleset karena mengenai kakinya, diputar kembali botol itu.

Taraa! Botol itu mengarah pada Chenle. Lelaki itu berteriak kecil

"Baiklah, Chenle. Pilih truth atau dare?" tanya Hana.

"Truth!"

"Mark, tanyakanlah sesuatu pada anak ini."

Lelaki blasteran itu berpikir. Sesuatu lalu melintas di pikirannya,

"Apa gambar celana dalamu hari ini?"

Memalukan. Apa dirinya lupa jika di sini ada gadis?

"Spongebob. Hyung! Di sini ada nuna." rupanya Chenle itu baru menyadari kehadiran satu kaum hawa di sini.

"Oke oke oke. Chenle, putarlah botol itu."

Putar putar putar putar

Bingo! Botol itu mengarah pada Haechan.

"Kena kau, hyung! Truth or dare?"

"Truth saja." ucapnya singkat.

"Kau tidak seru, hyung! Baiklah. Mengapa di dalam pesawat tadi hyung mencium Hana di bibir?"

Memang jahil sekali lelaki China itu. Sontak Haechan meronta untuk mengganti pertanyaan, Chenle menolaknya.

"Ehm, I-itu.."

"Karena aku penasaran." lanjutnya.

(Jadi inget waktu author dikasih dare -...- disuruh nyapa gebetan di depan temennya -_-///)


****

Empat jam pun berlalu, mereka masih bermain di ruang tengah. Minus ayah yang keluar untuk bertemu temannya yang berada di Bali.

Hana tidak sadar jika terdapat rak buku novel di meja televisi. Jika dirinya sudah dipertemukan oleh novel, ia akan menghiraukan yang lainnya.

"Hana-ya. Aku ingin memakan sesuatu." ucap Haechan.

"Sudahlah kau tidurlah, ini sudah terlalu malam."

"Dirimu juga jangan membaca novel." ucap lelaki itu merampas novel yang dibaca Hana

"Aku ingin tidur jika kau temani aku." sambungnya.

Menghela napasnya dengan malas, Hana menarik Haechan untuk masuk ke kamar. Tak lupa mengajak Jisung yang sudah terlelap setelah bermain mobail lejen

"Aku tidur seranjang denganmu. Di sini tidak ada guling." ucap Haechan dan menarik tangan Hana

"Kau gila?! Tidak. Aku tidak ingin tidur seranjang denganmu. Haram." gadis itu melemparkan bantal ke arah Haechan, namun melesat

"Ada hewan itu di ranjangmu tadi." Haechan menunjuk sesuatu di dekat nakas.

Minta tolonglah kepada ayah Chenle untuk mengusir semua jenis hewan di sini. Mengapa ada kecoak di villa megah ini?

"Anjir anjir anjir ada kecoak!" pekiknya dan berdiri di atas kasur Haechan.

"Nuna berisik!"

"Turunlah, aku ingin tidur."

Haechan menyuruh Hana untuk turun dari kasur, gadis itu berjongkok di atas kasur ketika Haechan sudah memejamkan matanya untuk tidur.

"Haechan."

"Hm?"

"Hewan itu tidak menjauh sama sekali."

Merasa kesal, lelaki itu menyingkapkan selimutnya

"Tidurlah di sini! Jangan berisik. Aku lelah."

Merasa pilihan terbaiknya, dirinya memilih tidur di samping Haechan. Mengingat masa lalu, dirinya memiliki trauma dengan hewan itu.

Haechan menarik selimut putih hingga menutupi tubuh mereka hingga leher. Sesekali mengambil kesempatan,

"Selamat tidur, mimpi indah."

Wajah gadis itu merona setelah lelaki itu memberikan kecupan pada keningnya.

****

Pukul empat pagi, Hana terbangun. Kamar terasa sangat dingin, tidak terdapat pemanas ruangan.

Dirinya merasa, pinggangnya berat. Hembusan napas seseorang sangat terasa di tengkuknya.

Dirinya lupa

Jika sekasur dengan Haechan.

Bingo! Saat ini dirinya dipeluk oleh Haechan dari belakang. Hana melepas tangan Haechan yang melingkar di pinggangnya, terasa hangat.

Hana turun dari kasur, mematikan televisi yang mungkin dinyalakan oleh Jisung. Hewan coklat itu masih ada di dekat nakas.

"Uhh, dingin." keluh Haechan di dalam selimut.

Hana mengambil selimut putih di kasurnya, memberikannya pada lelaki itu

"Pakailah ini. Dua selimut lebih baik." lalu Hana kembali merebahkan tubuhnya di samping Haechan.

Husband [Haechan NCT]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang