14 [Revisi✔️]

36.4K 3.8K 415
                                    

Setelah memakan sarapan sepuluh menit yang lalu, Haechan mengajak Hana untuk duduk di taman menikmati udara jam delapan pagi. Sedangkan yang lainnya memilih untuk berenang.

Kursi ayunan kayu yang terlihat menganggur diisi oleh mereka untuk sekedar melihat hamparan rumput hijau yang digunakan para lansia untuk senam.

Suara alunan senam pagi membuat mereka lebih menikmati suasananya. Tanpa takut fans Haechan akan mengetahui, karena villa ini milik ayah Chenle.

"Kau menikmatinya?" tanya lelaki yang berada di sampingnya. Hana mengangguk sebagai jawabannya.

Haechan membelai surai hitam pendek Hana, namun gadis itu segera menepisnya.

"Dilarang menyentuhku sebelum kita sah!" pekiknya dan sedikit menghindar dari pandangan Haechan.

"Tetapi kita sudah berciuman." balasnya

Jika tempat ini sepi, Hana akan membazoka lelaki itu secepatnya. Menghilangkannya, dan tidak ada yang menggodanya kembali.

Wajah gadis itu memanas mendengar balasan Haechan.

"Ayo kita berciuman lagi." ucapnya singkat. Lantas lelaki itu mendekatkan wajahnya pada gadis itu.

Plak!

"Ouh!" ringisnya setelah mendapat pukulan di pipinya. Salah siapa menggoda gadis pemegang sabuk hitam silat?

Dia tertawa sejenak. Tawanya terhenti melihat ponselnya bergetar. Pandangannya ia alihkan kepada layar ponselnya.

Keningnya mengerut setelah membaca pesan masuknya,

"Ada apa?" tanyanya. Haechan tidak menjawab tetapi hanya memberikan ponselnya kepada Hana dan membaca pesan itu. Di situ tertera nama 'Lee Hae Neul'.

Donghyuck-a, apa kabar?

Baik. Darimana kau mengetahui nomor ponselku?

Aku mendapatkannya dari sasaeng fansmu. By the way, aku merindukanmu

Maaf, aku sibuk. Tolong jangan sebarkan nomor ponselku.

Gadis itu lantas mengembalikan ponsel itu kepada pemiliknya. Raut wajahnya terlihat bingung, setelah ponselnya dikembalikan.

"Siapa?"

"Cinta pertamaku."

Keduanya terdiam. Setelah ucapan terakhir Haechan padanya. Merasa tidak peduli dengan Haechan, gadis itu memejamkan matanya sejenak.

Kursi yang semakin bergoyang membuat kantuknya semakin menjadi, walaupun ini masih pagi. Dengan suara alunan musik senam masih mengiringi keheningan mereka.

"Aku tahu satu kalimat bahasa indonesia. Entah aku tidak tahu artinya." ucap Haechan yang berusaha mengajak mengobrol gadis yang berada di sebelahnya.

"Apa itu?" tanya Hana yang beralih menatap Haechan.

"Aku cinta kamu."

Boom! Wajahnya memerah.

"Ayo, kembali. Aku ingin bermain di kolam halaman belakang." ajaknya dan menggenggam erat tangan Hana.

****

Ia pikir, jika kolam yang ia maksud adalah kolam ikan. Hana juga tidak tahu, jika di halaman belakang villa terdapat kolam. Entah kolam apakah itu, renang atau ikan.

Rupanya, itu adalah kolam renang. Lelaki itu mengajaknya untuk berenang, ia menolaknya. Karena ia akan malas berganti pakaian setelah berenang

Gadis itu hanya mencelupkan kakinya hingga lutut. Menikmati pemandangan Haechan yang tengah berenang bertelanjang dada dan hanya memakai celana hitam renangnya.

Selang dua puluh menit berenang, ia meninggalkan Hana sebentar untuk mengganti celananya yang basah.

Ia kembali, dengan membawa perahu karet kecil yang hanya muat untuk satu orang. Lelaki itu mengajaknya untuk duduk di atas perahu karetnya.

Haechan mulai bergerak menyeimbangkan perahu karet yang ia duduki. Pasalnya gadis yang di sampingnya terus bergerak sehingga ia takut perahunya akan berbalik.

"Jangan bergerak terus, nanti perahu ini akan berbalik."

Sia-sia jika ia berkata seperti itu kepada gadis yang aktif. Ia terus menggerakkan kakinya yang merasa tidak nyaman karena sempitnya tempat.

Grep

Lelaki itu memeluknya secara perlahan, membuat gadis itu terdiam sejenak. Hana duduk di atas paha lelaki itu, dan melingkarkan kedua kakinya di pinggang Haechan.

"Jangan bergerak, jika dirimu tidak ingin kucium."

Namanya juga manusiawi, pahanya tadi yang baru saja digigit oleh semut, rasa gatal itu timbul kembali. Ia tidak bisa menahannya,

"Shhh." ringis lelaki itu. Karena pribadinya terkena sesuatu di depannya.

"Oops, i'm sorry--"

Dan benar saja, tiba-tiba Haechan menempatkan bibirnya ke bibir gadis itu. Hana memberontak, memukul-mukul dada Haechan karena sudah melewat batasnya.

Ia tidak kuat, mencoba untuk menikmati apa yang Haechan lakukan.

Rupanya, lelaki itu sudah berada di puncak nafsunya. Haechan melepas paksa tautannya, untuk tidak kelepasan.

"Yah, bangun."

"OH MY GOSH! MY EYES. MATA GUE NGGAK SUCI LAGI."

Husband [Haechan NCT]✔Where stories live. Discover now