15 [Revisi✔️]

35.3K 3.5K 123
                                    

Setelah beberapa hari berada di Indonesia yang menyenangkan—eum, mungkin tidak bagi Hana. Karena gadis itu selalu digoda oleh pria berkulit eksotis. Siapa lagi kalau Haechan? Apa mungkin Kai?

Terlihat Jisung keluar dari kamarnya, dan menggosok-gosok rambutnya yang basah. Duduk di sofa yang berada di ujung ruangan, "Paman, kita akan berangkat pukul berapa?"

Ayah yang masih menikmati masakan pagi yang dimasak Haechan, berusaha menelan makanannya. "Kita akan berangkat ke bandara pukul delapan."

Pukul delapan? Mereka saja belum berkemas dan sekarang jam dinding menunjukkan pukul enam pagi. Bukan masalah jika Hana, bagaimana kalau Jisung dan Chenle? Secara dilihat tingkah pola—mereka lah yang paling lama untuk berkemas.

"Kok cepet, yah? Kan mereka belum—YAK, KETUK PINTU DULU!" teriaknya ketika Haechan secara tiba-tiba membuka pintu kamarnya. Tanpa banyak kata, Haechan kembali dan mengetuk pintu kamar Hana.

"Permisi, aku Lee Haechan dari NCT. Apakah aku boleh memasuki kamar seorang gadis?" ucapnya dari luar—disertai suara nyaring yang membuat Hana memutarkan bola matanya malas. Bagi fans itu adalah hal yang menggemaskan, namun tidak bagi Hana.

Gadis itu membuka pintu kamarnya—menatap Haechan yang menunggu untuk dipersilahkan masuk. Tetapi hanya suara bantingan pintu yang didapat oleh Haechan. "TIDAK!" seru Hana.

Jisung yang sedari tadi menyaksikan drama mereka tertawa terpingkal-pingkal. Melihat penderitaan hyungnya yang terbully.

HAHAHA, rupanya gadis itu lupa mengunci pintu kamarnya—hingga Haechan bisa kembali memasuki kamar bernuansa baby blue.

Haechan sengaja untuk tak menutup pintu kamar. Bagaimana kalau ia menutupnya? Masa depannya akan terancam!

"Ada apa lagi? Aku ingin berkemas." tanya Hana malas untuk menghiraukan pria yang berbaring di kasurnya.

"Gara-gara kau, aku ditertawakan oleh Jisung. Kau harus kuberi hukuman."

Ingatkan Hana jika sudah berada di Korea, ia akan menghanyutkan pria itu ke sungai. Memang apa salahnya sehingga harus diberi hukuman menyebalkan itu?

"Hukuman yang mengartikan kau adalah milikku sepenuhnya."

Gadis itu tak mengerti maksud ucapan Haechan. Mungkin saja lelaki itu masih mengantuk dan perilakunya semakin tak karuan? Semprotkan air padanya, itu cara yang paling ampuh.

"Aku tak tahu apa maksudmu. Bicarakan yang jelas." balasnya sambil menutup koper dan menyimpannya. Hendak mengambil sisir miliknya, tangannya tertahan.

Mungkin argumen tentang Haechan masih mengantuk dan perilakunya semakin tak karuan itu benar. Ia tak membalas perkataan Hana, dan malah menyatukan dahi mereka. Dari sini ia bisa melihat kedua mata Haechan terpejam. Huh, apa yang ia lakukan?

"Wo ai ni."

Peristiwa khusyuk itu pecah kala seorang 'bocah' memisahkan mereka dan memekik keras, "Yak! Apa yang kalian lakukan?!"

Lelaki eksotis itu menatap sengit ke arah Jisung, seolah-olah mereka beradu argumen dalam hati. Memangnya kedengeran?!

"Haechan, tolong berikan ini ke yang lainnya. Kalau belum berkemas, jangan makan!" ucap ayah yang tengah membawa kotak pizza sisa kemarin. Haechan menerima kotak itu, diam-diam mengambil satu potong. Sialan memang.

"Jisung, kau tahu artinya wo ai ni?"

Dia sedikit bingung—lalu menertawakanku, "Kau tidak tahu? Itu sama artinya dengan saranghae."

"Nado saranghae jisungieee!"

Menunggu hampir satu jam di bandara sudah membuat Hana muak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Menunggu hampir satu jam di bandara sudah membuat Hana muak. Membosankan, dan ketujuh lelaki berjejer di sampingnya sibuk dengan ponsel mereka masing-masing. Ia ingin berinteraksi tanpa ketergantungan dengan benda persegi panjang itu.

Dan kali ini, kedua pria menyebalkan berebut kursi di sampingnya! Padahal, di tiket mereka telah ditentukan. Seharusnya, di sampingnya ada Jaemin dan Mark. Setelah terkena siraman rohani oleh Jaemin, Jisung mengalah. Tidak dengan Haechan.

"Kau lapar? Makanlah ini" Jaemin menawarkan roti pada Hana. Inilah yang gadis itu suka darinya, ia tak memanggil sebutan 'nuna' seperti member lainnya. Terkecuali, Haechan.

Sebenarnya ia lapar. Tetapi makhluk di samping kanannya ini merusak moodnya. Tangan kanannya memeluk Hana dari samping, sedangkan kepalanya bersandar di bahu.

"Makanlah, kau nanti akan sakit." Jaemin memaksanya untuk memakan potongan roti dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Jangan lupakan Haechan yang jealous melihat Hana dengan Jaemin. Ia semakin mengeratkan pelukannya,

"Singkirkan tanganmu itu. Bagaimana kalau ada fansmu di sini?"

"Tidaka ada fansku di sini." Sudahlah, memang tak ada habisnya jika berdebat dengan Haechan. Hana memutuskan untuk diam, perlahan menutup matanya dan mencium aroma harum rambut merah maroon Haechan—dan tertidur.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Husband [Haechan NCT]✔Where stories live. Discover now