delapan

194 16 1
                                    

Floopy pov

Hari ini, hari yang penuh perjuangan. Aku harus ujian. Kata jimin hyung kalau nilainya ada yang dibawah 8, hpnya aku bakalan disita. Jadi hari ini kuusahakan agar nilaiku diatas kkm yang dibuat oleh jimin hyung.

Taec yoon hyung datang lagi, membawa beberapa kertas soal ujianku. Saatnya ujianku dimulai, dari soal pertama terlihat gampang. Namun makin lama semakin sulit saja.

.
.
.
.

"Floopy, ini hasil ujian kamu kasih tau hyungya. Hyung pulang duluan ya" taec yoon hyung memberikan sebuah map cokelat yang sudah tertutup rapi. Kupastikan bahwa itu adalah hasil ujianku.

"Baik, hyung" kuambil map cokelat tersebut. Lalu kubawa map itu untuk jimin hyung.

Karena ia pasti sudah menunggu hasil ujianku. Dari kemarin ia sangat cerewet, ia menyuruhku belajar terus dari seminggu sebelum ujian.

.
.

"Hyung, ini hasilnya. Tadi kata taec yoon hyung, dia pulang duluan" kuberikan map cokelat yang tadi diberikan oleh taec yoon hyung.

"Baiklah, sini hasilnya" aku berharap tidak ada yang dibawah 7. Soalnya bisa kena marah nantinya. Bukan takut kerena hp disita, emang kaya anak jaman sekarang. Tapi takut diacuhkan jimin hyung.

.
.

"Maksudmu apa floopy, kenapa nilai ipa kamu 7,5 kamu tidak belajar hah?" Aku kaget mendengar tutur kata yang dilontarkan dari bibir eksotis jimin hyung.

"Kan semalem mati lampu hyung" jawabku santai tapi tanganku mulai bergetar.

"Memang hyung suruh kamu belajar dari kapan?" Suaranya agak membesar tapi tubuhnya tetap bantet.

"Pagi, hyung" jawabku pelan agar tidak terdengar melawan.

"Terus berarti sekarang salah siapa? Sepertinya kamu tidak memiliki rasa bersalah sama sekali floopy. Hyung sepertinya telah mempercayai orang yang salah" mulutnya mulai mengeluarkan kata-kata mutiara yang membuat hatiku sakit.

"Salah aku hyung, mianhae hyung" kata-kata terakhir jimin hyung terngiang di kepalaku.

'Hyung sepertinya telah mempercayai orang yang salah'

"Sini hp kamu" dia merebut hp yang saat itu sedang kupegang.

"Iya hyung" tanpa basa basi kuregangkan peganganku pada hp tersebut.

"Akan hyung sita sampe ujian selanjutnya" ia beranjak dari tempat tidurnya menuju keluar kamar. Dan meninghalkanku sendirian di kamar.

"Baik hyung" gumamku walau orang tersebut sudah menapakan kakinya keluar kamar.

.
.
.
.

"Jimin hyung aku keluar dari dorm dulu ya" aku memakai hoodie hitam disertai celana jeans biru yang dilipat.

"Baiklah, sana pergi. Jangan terlalu lama" jawabnya dengan dingin dan menurutku bisa dibilang kasar.

"Iya hyung"

.
.
.
.

Jimin pov

Hari sudah menunjukan pukul 5 sore. Tapi tanda-tanda kehidupan floopy belum juga ditemukan.

Sebelumnya aku tak menghiraukannya. Tapi lama kelamaan aku jadi semakin takut kehilangannya. Kuputuskan untuk kuberitahukan pada jin hyung.

"Bagaimana kalau aku telepon, eh tapi kan hpnya disita" aku semakin bingung cara apalagi yang harus kulakukan.

Pikiran negatifku semakin berbuah di otakku. Aku semakin merasa bersalah atas apa yang kulakukan padanya. Ini seperti penekanan padanya.

Aku berjalan menuju kamar jin hyung. Kulihat jin hyung sedang bermain dengan kookie.

BTS WITH THE PHOBIA Where stories live. Discover now