sebelas

158 13 4
                                    

Jimin pov

Tak tau kenapa aku sangat membenci ini. Kenapa semua ini harus terjadi? Apa yang harus kulakukan supaya floopy bisa memaafkanku.

Aku semakin bingung dengan yang terjadi srkarang. Aku cuman bisa berdoa agar floopy selamat.

"Floopy, hyung bisa jelaskan semua ini" aku mencoba menjelaskan semuanya rapi tapi ia tidak ingin mendengar perkataanya.

"Apa yang bisa hyung jelaskan padaku" teriaknya. Sampai membuat ketujuh orang itu menatapnya. "Apa hyung tau, apa yang dia katakan padaku?"

Floopy pov

"Ya, kau seharusnya tidak menembaku dengan machine gun itu curang. Kan perjanjiannya hanya boleh dengan pistols atau rifles atau shootgun. Kau curang"

"Biarin, wlee. Siapa suruh kau kelamaan. lagi juga suka-sukaku dong. Kau memang siapanya jimin hyung adeknya saja bukan"

"Aku masih tau diri hyung, karena aku bukan siapa-siapa dirimu. Jadi tolong kalian tinggalkan aku. Toh aku cuman sebuah kesalahan bagi kalian" kataku membuat mereka semua terdiam kaget.

"Mian, floopy. Hanya kata mianhae yang bisa hyung katakan sekarang. Tapi mohon berikan hyungmu ini kesempatan untuk yang kedua kalinya floopy hiks" lalu sebuah tangan melingkar di pinggangku. Aku masih takut untuk membalasnya.

"Iya floopy, beri hyungmu itu kesempatan lagi. Lagi pula dia tulus menyayangimu, mungkin tadi dia sedang kelelahan. Sejak kehilanganmu dia terus memikirkanmu dan menangisimu sambil menyebut namamu" sebuah suara dari terpintas di otakku. Apakah yang dikatakannya benar?.

"Baiklah, hyung. Aku akan memberikan kesempatan padamu lagi. Tapi sekarang aku lapar hyung dan ingin makan di rumah. Bolehkan aku tinggal di dorm kalian"

"Tentu sayang, ayo kita pulang. Tapi sambil pulang makan bubur ini ya biar jimin hyung suapin"

"Baiklah"

.
.
.
.

Taehyung pov

Akhirnya sampai juga di kamar jungkook. Aku lalu mendudukan floopy di pinggir kasur. Kupersilahkan floopy untuk tidur sekarang juga. Pasti dia sangat kelelahan.

"Taehyung, hyung. Jimin hyung dimana? Aku ingin tidur bersamanya" tanyaku karena aku merindukan jimin hyung.

"Mungkin dia sedang mandi, nanti kalau sudah selesai akan hyung beritahukan pada jimin hyung. Kalian berdua seperti anjing dan kucing ketika disatukan berantem. Ketika dijauhkan kangen" aku tersipu malu mendengarnya.

"Ah, hyung bisa saja"

.
.
.
.

"Iya, sayang. Apa kau sangat merindukanku?" seseorang menjawab perkataanku.

"Aish, aku hanya ingin bersamamu apa tidak boleh?"

"Tentu boleh, kau kan dongsaengku. Ayo kita tidur, liat tuh maknae sedang asik tidur tanpa memakai baju"

"Hehehe, iya hyung"

Apa kabar semuanya, happ eid mubarak. Maaf terlambat. Gimana ceritnya, ditunggu vomentnya ya.

Aku tunggu semua commentnya. Mau ada cerita baru nih.

Oh iya mau sampe episode berapa.

BTS WITH THE PHOBIA Where stories live. Discover now