dua puluh empat

135 7 13
                                    

Jangan mengcopy cerita ini!!
Sangat susah membuatnya.
Tolong hargai cerita ini.
Vote dan comment tidak membuat anda jatuh miskin.

Cash : hanya milik tuhan semata. Saya hanya pinjam saja.

Menuju b x b, yaoi, yadong. 🔞🔞





Floopy pov

Saat aku berjalan di tengah lorong rumah sakit, bau rumah sakit masih saja menyeruak. Rumah sakit hari ini terlihat ramai, namun ramainya bukan karena kecelakaan.

Terlihat pasien rawat jalan sedang mengantri di depan instalasi farmasi. Dan pasien rawat inap sedang di periksa oleh para perawat dan dokter yang ada.

"Doktel, temanin aku jalan-jalan yuk" kulihat namja kecil memakai baju rumah sakit menarik tanganku. Dan suaranya terdengar cadel. Menambah kesan imut dirinya. Tapi terlihat ia sedang sakit, oleh karena itu ia jarang keluar dari kamarnya.

"Tapi bukannya kau sedang sakit, lalu berapa umurmu? dan dimana orang tuamu?" anak itu terlihat cemberut. Matanya memandangku polos.

"Memang, tapi aku bosen di kamar. Umulku balu 7 tahun. Oemma sama appaku lagi tidul di kamal" dia menunjuk kamarnya.

"Ya sudah, dokter minta izin dulu ya sama orang tua kamu" aku memegang tangan kecilnya lalu meminta anak itu untuk menuntunku ke kamarnya.

"Ne"

.
.




"Kita mau kemana?" tanyaku pada anak tersebut.

"Kemana saja doktel," jawabnya pasrah. "Doktel itu siapa sih kok ikutin doktel mulu. Kata oemma aku kalo ada yang ngikutin mulu belalti dia ada niat jahat. Tapi kok dia bawa kamela ya"

"Tidak semuanya sayang, oh iya namamu siapa? Dokter sampai lupa menanyainya" kusentuh ujung hidungnya.

"Namaku lee seung-kyun"

"Oh iya kyun, tidak apa-apa kan dokter memanggilmu kyun? Dia itu hyungnya dokter" terangku pada anak kecil tersebut.

"Ah, mian doktel tadi kyun tidak tau. Tapi kok dia bawa kamela sih?"

"Dokter itu baru lulus kuliah kedokteran, dan hari ini hari pertama dokter kerja. Katanya dia mau videoin dokter biar ada kenang-kenangannya"

"Oh gitu ya doktel" anggukan kepala kyun memberikan tanda bahwa ia mengerti apa yang kumaksud. "Kenalin dong doktel sama kyun"

"Boleh, hyung kesini sebentar hyung"

"Ada apa?"

"Kenalkan ini seung-kyun, kyun kenalkan ini park ji-min"

"Annyeong, apakah kamu doktel juga? Mukamu sepelti membel BTS"

"Ani, aku bukan dokter. Hanya adikku" sambil memegang pundakku.

"Seung-kyun cepat kesini" suara teriakan orang tua kyun memotong pembicaraan kami.

"Ne oemma"

Aku menghampiri orang tua kyun, aku memberanikan diri untuk bertanya tentang penyakit kyun.

"Annyeong songsaengnim, bolehkah aku bertanya apa penyakit kyun"

"Maaf dokter, tapi apa kau bisa membantu kami?"

"Memangnya ada apa?"

"Kyun kami memiliki tumor otak di kepalanya, dia akan menjalani operasi minggu depan" jawab appanya pelan.

"Hahhh, ah mian"

"Dia sangat menyukai satu Boy band korea. Tapi kami dengar boy band itu sudah sangat terkenal sekarang. Kuharap kami bisa mempertemukannya, karena kami ingin membahagiakan kyun kami sebelum operasi nanti. Takut kyun meninggal saat operasi dan ia belum bisa bertemu dengan boy band kesukaannya"

BTS WITH THE PHOBIA Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora