tujuh belas

146 9 3
                                    

Aku pergi ke kamarku. Disusul seorang anak kecil dibelakangku. Dia memanggilku beberapa kali.

Aku mencoba tegar menghadapi semua ini. Berapa kali aku harus kehilangan orang yang kucintai. Pertama adik laki-lakiku sekarang adik angkatku.   

Kulihat di ujung sana adalah pintu kamarku. Aku berjalan cepat meninggalkan seseorang yang dari tadi memanggilku.

Tak aku respon juga dirinya hingga sekarang, sampai orang itu sepertinya sudah menangis seperti biasanya. Lalu aku menutup kecang pintu kamarku.

Bug~

Pintunya kututup dengan kencang hingga mendapat ringisan dari sesorang didepan pintu.

.
.
.
.

Floopy pov

Aku bertanya pada jin hyung, karena jimin hyung kelakuannya sudah berbeda seperti biasanya.

"Jin hyung, ada apa dengan jimin hyung. Kenapa dia begitu marah padaku. Aku kan hanya melakukan hal yang benar" tanyaku pada pemuda bernama kim seok jin tersebut.

"Floopy, dia telah kehilangan adiknya, mungkin sekarang ia marah karena dia harus dipisahkan oleh adiknya lagi. Walau kau bukan adik kandung dia, tapi dia sudah menganggapmu seperti adik kandungnya sendiri" terangnya membuat aku mengerti mengapa jimin hyung sebegitu marahnya padaku.

"Adiknya? Adiknya memang kemana hyung?" tanyaku, karena butuh kepastian dari orang yang menggantungkan perkataannya.

"Adik jimin hyung meninggal karena kanker" aku makin merasa bersalah pada jimin hyung.

Karena aku merasakan hal yang telah kulakukan ini sangat keterlaluan, aku berniat untuk meminta maaf pada jimin hyung.

Tapi sangatlah susah minta maaf pada jimin hyung, jadi aku berniat meminta bantuan pada jin hyung.

Aku mulai mencerna perkataan dari jin hyung, dan saat aku mengerti maksud jin hyung "Astaga, berarti aku sudah melukai jimin hyung" sepertinya aku sudah salah besar pada jimin hyung. Aku mulai memijat kepalaku. Aku berpikir kenapa aku melakukan pada orang sebaik dia.

Aku kembali menuju kamar jimin hyung. Kudengar suara isak tangis yang semakin mengeras. Di depan pintu, jungkook masih menunggu pintunya dibuka.

Kudekatkan tubuhku pada tubuh jungkook hyung. Kuteriakan namanya,  disela-sela namanya kuselingi dengan ketukanku pada pintu tersebut.

"Jimin hyung, buka pintunya kookie mau masuk"

"Aku hanya mau floopy tinggal" teriaknya dengan suara merajuknya.

"Jangan seperti ini terus hyung, mungkin itu hal yang terbaik bagi dia" kini jungkook hyung sangatlah bijak, ia bisa melepaskan kepergianku. Walaupun itu sangatlah susah.

"Tapi itu tidak adil, buktinya aku tidak akan bahagia jika ditinggal floopy" jawabannya sangat membingungkan kami. Kami berdua kehabisan kata-kata.

"Jimin hyung, ini floopy. Izinkan aku bicara empat mata padamu" dia yang mendengar itu langsung berlari menuju pintu dan membukakan pintunya.

Cklek~

Pintu terbuka lebar. Matanya sayup, dan penuh dengan warna merah. Air mata membasahi pipi gembulnya.

Bibirnya sedikit mengerucut. Ia tak lagi girang seperti biasanya. Hanya ada muka sedihnya saja saat ini.

"Masuklah, hanya floopy" jimin hyung menekankan perkataanya padaku.

"Baik hyung"

.
.
.
.

Aku duduk tepat disamping jimin hyung. Kupegang dan kuremas tangan mungilnya.

Tangannya begitu dingin, hingga menusuk ke kulitku. Lalu kuhapus air mata di pipinya.

"Maafkan floopy hyung, floopy tidak akan meninggalkan hyung. Floopy janji" kujulurkan jari kelingkingku di depan muka jimin hyung. "Janji Pinky promise" jimin hyung membalas jari kelingkingku lalu ia memelukku erat.

"Tapi kau janji ya"

"Iya hyung sayang. Floopy janji dech tidak akan meninggalkan hyung"

.
.
.
.

Hari pertama masuk kuliahku adalah hal yang paling ku khawatirkan. Karena pasti ada masa pengenalan.

Hari ini sebagai mahasiswa baru kami disuruh berdandan selucu mungkin. Hyung-hyungku mendandaniku.

Kulihat sekarang mukaku penuh dengan decorasi. Aku dipakaikan eye liner, tidak lupa di ujungnya diberikan bintang-bintang kecil.

Hidungku diberi face deco berwarna putih. Tak lupa bando kelinci di pakaikan di kepalaku.

Bibirku diberikan lips balm berwarna pink muda yang menampilkan gliternya. Dan terakhir tiga garis di pipiku menunjukan gambar seperti kumis.

"Ah sudah hyung"

"Baiklah, sekarang kau sudah lucu" jawab rap-monster "sekarang ayo kita berangkat"

.
.
.
.

Universitas Seoul

Aku mulai berkumpul bersama yang lain, tapi karena tidak ada yang aku kenal. Jadi aku berakhir diam tak bersuara di tengah kerumunan manusia ini.

"Baiklah, waktunya kalian berkumpul" senior dari jurusan kedokteran meneriaki kami. Sedangkan hyungku yang lainnya asyik melihatiku.

"Wah, kau lucu sekali siapa namamu? perkenalkan namaku kang woo-shik" Tanya senior itu padaku dan sekarang ia menjulurkan tangannya.

"Park bo-ra imnida" aku menundu sedikit karena ia terlihat seperti sunbae disini.

"Kau terlihat lucu, siapa yang mendandanimu" dia mengelua surai rambutku, dan mencubut pipiku.

"Hyungku" jawabku kecil.

"Dimana hyungmu?"

"Itu disana" kutunjuk tujuh namja yang sedang melihati kami sekarang. Mereka menatap tajam diriku. Mereka sekarang saling berbisik kecil,  aku tak mendengar pembicaraannya karena mereka berjarak 2 meter dariku.

"Yang mana?" ia mecari dan melihati satu persatu semua orang yang berjajar itu. Lalu dia memasang muka kebingungan, memang sepertinya ia sudah kebingungan sekarang.

"semuanya"

"Hah, suka sekali orang tuamu enaena" aku tak melanjutkan pembicaraan itu lagi. Itu sudah pembicaraan orang dewasa. Ia mencubiti pipiku. Lalu sekarang aku mengerang kesakitan.

Dan sekarang seseorang berdiri di depan kami menunjukan mukanya yang kini memerah. Menunjukan bahwa ia sedang dalam mode marah.

"Ya, apa yang kau lakukan pada floopyku" ia memicingkan matanya, kepadaku dan dan orang diaampingku.

"Tidak, aku hanya gemas melihatnya. Kau hyungnya? Terlalu posesiv" katanya yang membuat hyungku sepertinya akan naik darah.

"Apa kau bilang?"

"Sudah jimin hyung" aku menyela pembicaraan jimin hyung. Dan mulai mengelus dadanya lalu ke perutnya yang penug dengan abs.

"Awas saja kau, masih untung ada floopy disini" ia mendengus kesal pada orang tersebut. Setelah itu dia mengelus surai rambutku, dan terkadang mencium pipiku. Hal tersebut terkadang membuatku agak sedikit malu.

Bagaimana ceritanya, jangan lupa voment ya. Sekali lagi jangan lupa follow authornya ya.

Yang punya smule bisa dengerin suara author. Id smule eunki itu : @matthewrivaldo12.

BTS WITH THE PHOBIA Where stories live. Discover now