tiga belas

189 12 1
                                    

Taehyung pov

"Apa kau sudah siap floopy, sini biar hyung yang pilihkan baju" kupilihkan baju kodok dengan baju dalam berwarna pink lengan pendek yang pasti bermerk gucc*. Tanpa ketinggalan satu bando bertelinga kucing berwarna pink. "Baiklah saatnya kau di make up" waktu sekarang menunjukan pukul 3 sore.

"Aish, hyung apakah tidak terlalu berlebihan" lalu kutarik floopy di depan meja make up. Kusuruh penata rias ku, untuk mendandani floopy.

15 minute later

Aku menunggu sangat lama, hampir saja aku menenggelamkan kepalaku di atas tempat tidur, lalu kulihat floopy dengan wajah imut dan cantiknya datang menghampiriku dan duduk disampingku.

"Bagaimana penampilanku hyung, ini sungguh berlebihan kan" floopy mempoutkan bibirnya aku hanya bisa menampilkan senyum kotakku. "Tidak kau imut" lalu kutarik lengan floopy untuk memberitahukan pada member yang lain bahwa floopy sudah selesai.

"Kajja, hyung ingin memperlihatkannya pada yang lain" disela perjalananku menuju ruangan tempat member yang lain berada.

.
.
.
.

Pas sekali kulihat dari jauh ada seorang namja yang sangat tua. Siapa lagi kalau bukan kim seok jin.

"Jin hyung, lihat siapa yang kubawa" kututup floopy dengan badanku supaya aku bisa mengejutkan jin hyung.

Dia bertanya sambil melihat ke arah belakangku. "Siapa yang kau bawa" tanyanya polos karena disni kan hanya ada kami saja.

"aku bawa floopy, hyung liat mukanya" dia tampak bingung melihat kelakuanku.

"Aku tidak melihatnya, dia menutupnya" kutengok floopy yang menutup mukanya dengan kedua tangan imutnya. Dia sangat malu menampilkan wajahnya.

"Aish, floopy lepaskan tanganmu. Itu menutupi mukamu yang lucu dan imut" floopy mulai melepaskan dan membukanya sedikit demi sedikit, hingga seluruh wajahnya terekspos.

"Yaa" sontak membuat seluruh member yang lain termasuk aku kaget sekali mendengar teriakan jin hyung. "Kau imut sekali floopy" lama-lama nada suaranya semakin menurun.

"Aish, kau mengaget.." suga menggantungkan omongannya. "Astaga apakah ini floopy?" Suga hyung terperangah kaget melihat floopy.

"Aniyo, hyung. Dia malaikat" jawabku santai.

"Aish, floopy kau mau ke makam atau mau kemana. Kalau penampilanmu seperti ini lebih baik kau sama hyung saja pergi ke mall" ajak jimin sambil memasang muka pervertnya.

Pletak~

"Kau ini hyung, nanti dia sakit hati hyung dengan omonganmu" jungkook menyalahkan omongannya jimin.

"Memang ada apa dengan omonganku" jimin bertanya sambil ketawa sedikit.

"Tidak bermakna" jungkook berkata jujur,  membuat kemarang sang bantet memuncak.

"Sial kau jungkook" melihat kemarahan jimin, jungkook berlari menghindari jimin. Disusul jimin yang marah.

.
.
.
.

Jin pov

Aku tak bisa mengalihkan perhatianku dari floopy. Pasalnya dia duduk di sampingku. Floopy duduk di tengah baris kedua mobil van.

Dia dari tadi hanya tersipu malu karena semua orang di mobil melihatinya. Sampai-sampai rap mon atau kim namjoon yang sedang menyetir meliriknya terus.

"Aish, jimin hyung. Jangan melihatku seperti itu" sewaktu aku melihat ke samping. Kurasakan ada seseorang yang menempelkan mukanya di bahuku.  Ia seakan terlihat takut diculik seseorang.

"Ada apa floopy?" aku menanyakan pada anak yang sedang ketakutan ini. Sepertinya ada sesuatu yang janggal, oleh karena itu akau menanyakannya.

"Jimin hyung, melihatiku terus jin hyung" suaranya agak sedikit tak teredam oleh bahuku.

"Jimin..." kuangkat tanganku melewati pucuk kepala floopy lalu kupeluk leher floopy agar mendekat ke dadaku. "Sudah kau diam saja disini" untung saja saat mengangkat tanganku tak merusak bando di kepala floopy.

"Ne, hyung. Tapi apa aku harus pakai bando?" ia kini memegangi bando tersebut.

"harus floopy" akhirnya ia menyerah dan terus memakai bando tersebut.

.
.
.
.

Kulihat floopy sedang tertidur manis di atas dadaku. Kubiarkan ia tidur sebentar, lalu kubangunkan ia untuk turun karena sudah sampai.

"Floopy, kita sudah sampai. Ayo turun floopy" ajakku pada floopy, walau tidak tega melihatnya yang sedang tertidur pulas.

"Ehmmm, sudah sampai ya hyung. Baiklah hyung" ia mulai bangun dan keluar dari mobil. Kami langsung berjalan ke dalam dan mulai mencari lemari tersebut.

Kulewati lemari kaca besar yang setiap isinya terdiri dari abu jenazah, foto, dan barang pemberian atau barang kesukannya. Disana banyak bunga sekali, warnanya saja seperti pelangi. Sangat bermacam-macam. Dan disini sangat harum.

"Floopy, benarkah ini foto oemma dan appamu?" kutanya pada floopy, karena fotonya sangat tidak mirip dengan floopy.

"Ne, hyung" jawabnya gugup.

"Baiklah, katakan apa yang ingin kau katakan"

"Oemma...appa.... hiks. Maafkan floopy baru bisa kesini hiks. Floopy kangen kalian hiks. Kenapa oemma sama appa pergi begitu cepat hiks. Floopy butuh kehadiran kalian hiks. Maafkan floopy, sewaktu kalian hidup floopy selalu membantah kalian hiks. Kalian belum melihat floopy wisuda hiks. Floopy mau nyusul oemma sama appa hiks....." hatiku sangat tersayat mendengar kata-kata dan tangisan floopy. Tak bisa kupungkiri tubuh sekecil ini harus menahan beban sebesar ini.

"Samchol, imo izinkan kami merawat floopy hingga sukses ya. Aku harap kalian mengizinkannya. Baiklah hanya ini yang bisa kukatakan, kami izin pulang ya"

"Aku tidak mau pulang jin hyung hiks. Tinggalkan aku disini saja hiks. Aku mau bersama oemma dan appa saja hiks...hiks..."

"Tapi kau sebentar lagi ujian kelulusan floopy" aku mulai mencoba memotivasinya.

"Tidak mau" ia malah tetap gigih pada pendiriannya.

"Jika kau tidak jadi orang sukses oemma dan appamu nanti akan sedih"

"Biarkan saja" jawabnya cepat, tanpa memikirkan pengorbanan orang yang menyayanginya.

"Baiklah, jika itu mau mu. Hyung akan mengajakmu secara paksa" kugendong floopy dengan gaya bridal style. Floopy memberontak sambil menangis. Ia memukul dadaku. Member lainnya tidak bisa membendung lagi air matanya, melihat pilu yang dirasakan floopy.

"Lepaskan aku jin hyung" ia memberontak di dalam gendonganku. Tapi tetap tak bisa terlepas, karena aku sudah menahannya dengan kuat.

"Tidak" sesampainya di parkiran, aku memasukan floopy ke dalam mobil. Ia memberontak sambil berteriak histeris.

"Hyung, aku tidak mau pulang hiks...hiks..."

"Kau harus pulang."

"Sayang dengarkan hyungmu, dia bermaksud baik padamu. Orang yang menangis saat diberitahukan tandanya ia tidak bisa memerima masukan orang lain. Artinya dia orang yang keras kepala. Jimin hyung tau kau bukan orang yang keras kepala. Jadi dengarkanlah hyungmu" tidak tau kenapa jimin bisa mengeluarkan kata sebijak itu.

"Oemma..appa...hiks..hiks" sepanjang jalan ia hanya bisa menangis. Sampai di dorm floopy sudah tertidur pulas. Aku mengangkatnya ke kamar lalu kubaringkan ia di kasur.

"Dengan ukuranmu yang segini, ternyata kau lebih berat dari yang hyung bayangkan" kataku pada ia yang sedang tertidur.

"Benarkah jin hyung?" jimin terlihat tidak percaya.

"Lain kali kau harus coba bantet"

"yaa" teriaknya.

"Eughh" floopy mulai siuman dari tidurnya.

Up lagi nich. Bosen soalnya, di draft udah sampe 52. Jangan lupa voment cerita ini dan yang lainnya.

Minyoon (dolly)  jangan dilupakan, cerita itu aku buat susah-susah. Semua worknya juga dibuat dengan susah payah.




BTS WITH THE PHOBIA Where stories live. Discover now