enam belas

148 9 1
                                    

Taehyung pov

Tak terasa sudah 2 bulan, waktu berlalu dengan cepatnya. Jika aku tak salah bicara, mungkin hari ini floopy akan melakukan ujian untuk kelulusannya. Ia berniat untuk masuk kuliah jurusan akting. Tapi floopy sendiri masih ragu dengan keputusannya.

Aku harap ia dapat memilih dengan bijak tentang apa yang akan ia pilih. Semua yang dipilih floopy aku harap dapat berjalan baik.

Ia sekarang kini tengah mengerjakan soal ujiannya, dijaga oleh beberapa polisi dan tentara korea. Penjagaannya sangatlah ketat, mungkin agar ujian floopy tidak terganggu. Empat hari lamanya floopy akan seperti ini terus, ujian yang ditemani polisi dan tentara.

.
.
.
.

4 hari telah berlalu sudah, saatnya menunggu hasil tes floopy. Kuharap floopy mendapatkan nilai yang bagus. Taec yoon datang pada saat pagi hari, kulihat ia menggengam sebuah map coklat.

Aku agak ragu membukanya, masalahnya nilai floopy itu naik turun tergantung dengan moodnya. Kadang kala moodnya sangatlah jelek, dan itu membuat nilai floopy juga sangatlah jelek.

Tapi sebelum ujian, beberapa hari yang lalu. Semuanya sudah diperingatkan untuk tidak membuat mood floopy menjadi jelek. Aku harap kemarin tidak ada yang membuat floopy bad mood.

Kupandangi wajah floopy yang bergidik ngeri, tangannya sangatlah dingin. Tadi tak sengaja aku menyentuh tangannya. Untung saja jungkook langsung menggengam tangan floopy dan sesekali menciuminya.

Sedangkan wajah jimin kali ini berbeda, matanya sangatlah bekaca-kaca. Ia berpikir, apakah floopy mendapat nilai yang bagus. Pasalnya ia sudah mengeluarkan biaya yang tidak bisa sibilang kecil.

"Apakah itu hasil tes floopy?" tanyaku sambil menunjuk ke arah map cokelat di tangan taec yoon.

"Benar" dugaanku tidak salah lagi. Itu memang benar hasil tes floopy.

Kami semua duduk di sofa ruang tengah. Sofa mewah dedesain melingkar. Taec yoon mulai membacakan setiap nilai floopy. Semuanya sangat gugup mendengarnya, sangking gugupnya suga terlihat menutup kupingnya.

Disaat taec yoon membuka hasil ujian dalam map itu, semuanya langsung memasang muka pucat pasi. Aku berpikir sepertinya jantungku sudah tidak memompa darah lagi. Dan kini ia membacakan nilainya satu-persatu.

"Bhs. Inggris ...... 9.8"
"Bhs.korea...... 9.1"
"MTK......9.7"
"Dan yang terakhir..Ipa..... 100"

"Aish, floopy darimana kau mendapatkan nilai itu. Wah, kau sangat pintar floopy" seketika wajah mereka semua bangga karena hasilnya diluar dugaan mereka. Jimin samgatlah bangga, ia terus menciumi bibir plum floopy.

"Ah, jimin hyung" ringisan manja keluar dari mulut floopy.

"Tidak apa-apa, hyung sangat bangga padamu"

"Oh, iya satu lagi" taec yoon memotong pembicaraanku. "Floopy mendapatkan beasiswa di universitas seoul" dan itu membuatku hampir pingsan.

"Hah, kau tidak bercanda kan?"

"Tidak, floopy saja dengan nilai segitu peringkat ke 1132. Floopy harus bersaing ketat disana" astaga aku berpikir diluar sana sangatlah ketat persaingannya.

"Lalu apa jurusan floopy?" Tanya jimin.

"Aku harap floopy masuk jurusan kedokteran saja. Sayang dengan nilai segitu ia masuk jurusan akting. Kalau akting tinggal mendaftar saja di big hit. Lagi pula bang pd nim sudah mengenalnya"

"Betul juga ya, bagaimana denganmu floopy?" aku menggaruk tengkuk kepalaku yang tidak gatal.

"Baiklah jimin hyung, tapi nanti jurusannya doktel apa" suaranya sudah terdengar cadel, seperrinya floopy sedang dalam mode manja.

"Kau mulai manja lagi floopy, terserah kau. Sepertinya kau menyayangi anak-anak dan kau seperti anak-anak bagaimana jika dokter anak"

"Aku setuju hyung"

.
.
.
.

Jimin pov

Kubawa floopy dalam gendonganku. Kugendong ia di punggungku. Ku usahakan supaya keseimbanganku hilang. Kududukan ia di kasur.

Ia langsung ketawa lepas. Ia sangat senang jika digendong seperti anak-anak.

"Floopy, kau berat sekali" sambil mendudukannya di tepi kasur.

"Aish, hyung. Kau juga belat" ia memukul dadaku pelan dan penuh manja.

"Tau darimana kamu kalau hyung berat"

"Aku kan menggendongmu hyung, saat kau tidul di depan pintu"

"Oh, iya. Hyung lupa sayang" kugaruk kepalaku karena malu mengingatnya. "Lalu kau mau apa dari jimin hyung? Sebagai hadiah kelulusan kamu floopy"

"Aku ingin hyung" aku mendekatkan mukaku ke muka floopy, sampai-sampai suara nafas floopy saja terdengar olehku. Oksigen di sekitar hidung kami kuhirup semua. Floopy bergidik ngeri. Ia menundukan kepalanya saat bibirku mendekat.

"Ah, hyung bukan itu maksudku" perutku dipukul beberapa kali oleh floopy, tapi itu tidak sakit. Hanya pukulan manja floopy. Sedangkan aku hanya tertawa jahat. Dan menampilkan senyum byuntaeku. Floopy duluan yang sudah memancingku.

"Hehehehe, memang apa mau floopy. Makanya jangan ambigu sayang" kucolek dagunya dengan manja, dan mukanya langsung blushing

"Floopy mau.... hyung..... antar jemput floopy setiap hari" sambil memegangi tanganku dan menampilkan pupy eyesnya. Ia sedikit memohon kepadaku.

"Hah.... hanya itu. Itu sebuah kewajiban floopy. Yang lain saja permintaanmu. Cepat minta permintaan yang lain" kataku, itu sangatlah mudah bagiku. Aku ingin memberikan sesuatu yang spesial untuk floopy. Dan mengantar jemput adalah sebuah kewajiban bagi para hyung untuk mengantarnya.

"Apa ya hyung, ouw ada satu. Kalau floopy ada uang nanti floopy pindah rumah ya hyung" inilah permintaan yang sedari dulu floopy minta padaku. Aku tidak ingin kehilangan floopy, tapi dia sudah memintanya. Aku sangat bingung jika floopy sudah berkata seperti ini.

"Ohh, jadi itu permintaan floopy. Sebenarnya floopy, hyung tidak ingin kau pergi hiks....Tapi kau memintannya, baiklah hyung menuruti apa katamu saja floopy hiks"

"Hyung, jangan menangis. Maafkan floopy hyung. Tapi aku takut merepotkan kalian hyung dengan kecerobohanku" ia juga sekarang mulai meneteskan air matanya.

"Baiklah, floopy jika kau tetap gigih ingin pergi" aku meninggalkann floopy sendirian di kamarnya. Aku sekarang menuju kamar jin hyung. Kulihat ada bahu besar disana, langsung kupeluk tanpa basa-basi lagi.

"Jin hyung, floopy katanya nanti akan pergi. Aku tidak mau hyung" aku berkata sambil mengeluarkan air mata.

"Jimin"

"Aku sayang sama floopy hyung. Aku tidak mau kehilangannya"

"Jimin, hargai keputusan floopy. Jika itu yang terbaik kita hanya harus mendukungnya. Kita tidak boleh menjadi pengahalang kesuksesan floopy"

Hiks~hiks~hiks~

.
.
.
.

Kami berkumpul di ruang makan. semua makanan terlihat sedap hari ini. Floopy terus melihatku, tapi kubuang muka.

Aku harus mencoba melupakan floopy. karena jika aku tidak melupakannya. Aku akan menjadi penghalang baginya.

"Hyung mau ini, biar kuambilkan" floopy mengajaku mengobrol. Tapi tetap tidak kujawab. Aku mencoba melepas floopy dan mencoba melupakannya.

"Hyung, hyung, hyung" aku masih tetap tidak meresponnya.

"Tidak mau, hyung tidak mau makan. Tidak usah peduli pada hyung. Urusi saja dirimu dulu. Hyung sudah besar, jadi hyung bisa mengurus diri hyung sendiri" aku menelan salivaku. Tak percaya aku melontarkan kata seperti itu.

Aduh gimana nih ceritanya,  makin bingung ya.
Jangan lupa vomentnya.
Jangan lupa kalo ada yang membingungkan,  yuk langsung nanya.

BTS WITH THE PHOBIA Where stories live. Discover now