Say Yes | 1

3.4K 184 38
                                    

Jika, hanya harus ada dua makhluk hidup yang tersisa di dunia ini, Jungkook mau itu adalah dirinya dan juga Sana. Yeoja yang sudah menemani Jungkook setengah dari hidupnya ini sungguh bisa sangat berguna, setidaknya itulah yang di pikirkan Jeon Jungkook.

Apa lagi yang di harapkan? Yeoja itu bisa melakukan apa saja yang Jungkook tidak bisa, dan itu akan sangat membantu. Memasak? Hal kecil seperti itu sudah sangat lihai Sana lakukan, membersihkan kamar? Setiap saat ia melakukannya, mencuci pakaian? Sampai celana dalam milik Jungkook juga, akan ia bersihkan.

"Jika bukan aku,kau tidak akan pernah melakukannya. Minggir!" itulah yang Sana katakan jika Jungkook beralasan akan mencuci pakaiannya di lain hari, sementara dirinya asyik berurusan dengan joystick PS nya.

Mereka berdua memang sudah bersama dalam waktu yang cukup lama. Sejak orang tua Sana pindah ke Korea lebih tepatnya ke Busan dari Jepang 12 tahun yang lalu, Jungkook adalah tetangga sekaligus teman pertama yang Sana miliki. Mereka sudah melewati banyak hal bersama, segala perilaku, sikap dan kebiasaan masing-masing sudah mereka ketahui baik buruknya.

Awalnya Sana kecil kesulitan berbicara dengan Jungkook, itu karena bahasa Korea yang Sana kuasai terbilang sangat terbatas dan dasar. Di situlah untuk pertama kalinya Jungkook melakukan hal berguna, yaitu mengajari Sana berbahasa Korea khususnya dengan dialect Busan. Terimakasih kepada Jungkook, Sana menjadi pandai berbicara sekarang.

Tapi entah apa yang terjadi, seiring berjalannya waktu Jungkook tertinggal jauh oleh Sana dalam hal pemakaian otak dan pemanfaatan pikiran. Sejak sekolah menengah pertama hingga lulus kuliah, peringkat Jungkook jauh di bawah Sana.

Tuan Jeon saja sempat beranggapan, "Apa yang akan terjadi jika Sana tidak ada?" itulah pikir tuan Jeon saat kelulusan Jungkook. Hal baiknya adalah sejak mereka berteman, Jungkook selalu membantu Sana dalam hal apapun yang berkaitan dengan fisik. Misalkan, mengangkat galon air, atau membawakan sekarung penuh beras, ya semacam itulah. Dan Jungkook tidak keberatan melakukannya.

"Kau membantuku dengan otakmu, dan aku akan membantumu dengan ototku." itulah yang selalu Jungkook katakan dengan kepercayaan dirinya yang tinggi.

Mereka memutuskan pergi ke Seoul untuk mencoba peruntungan baik, mereka meninggalkan Busan untuk mewujudkan impiannya. "Tidak. Lebih tepatnya, untuk menghasilkan banyak uang." itulah pikiran Sana dan Jungkook.

Sana dan Jungkook tinggal dengan menyewa kamar yang tidak terlalu mewah bahkan bisa dikatakan sederhana dan tentu saja dengan harga yang murah di salah satu kawasan di Seoul.

Sengaja, Jungkook memilih kamar tepat di depan kamar Sana. Alasannya sudah jelas, ia butuh Sana. Selain itu ada yang lebih masuk akal. Ayah Sana, tuan Minato mempercayakan Sana pada Jungkook.

"Anda bisa mengandalkanku aboeji." itulah kata Jungkook sebelum mereka berangkat ke Seoul.

Tapi Jungkook tidak perlu repot. Sana bukanlah tipe yeoja yang menyusahkan, yang Sana lakukan sepanjang hari setiap pagi setelah melakukan pekerjaan rumah adalah belajar untuk mengikuti ujian PNS dan siang hingga malam ia akan bekerja paruh waktu.  Jadi Jungkook hanya perlu menjemput Sana tepat pukul 21.00 KST untuk kembali ke rumah.

"Sudah kukatakan padamu, berhenti menjemputku." ucap Sana setiap Jungkook datang menjemput.

"Wae? Ini sudah malam apa kau tidak takut culik?" ucap Jungkook dengan lolipop di tangannya.

"Mereka tidak mau menculik yeoja yang miskin sepertiku." ujar Sana datar. "Bukan itu yang aku kesalkan," ucap Sana menatap Jungkook jengkel.

"Lalu apa? Mwo?"

"Berpakaianlah yang semestinya. Mengapa kau selalu menggunakan jaket dan celana olahraga itu? Kau bukan lagi mahasiswa jurusan olahraga, itu sudah 3 tahun yang lalu. Issshh jinjja orang ini, mulai sekarang jika kau ingin menjemputku jangan pernah gunakan pakaian ini lagi. Arraseo?" tanya Sana sembari merebut lolipop dari mulut Jungkook dan memasukannya ke dalam mulutnya.

"Ne~" jawab Jungkook singkat.

Kata 'Iya' harus selalu Jungkook keluarkan jika Sana sudah tidak sedang bercanda, ia akan mengeluarkan tatapan tajam dan nada suara yang datar, tapi entah mengapa itu terdengar menyeramkan bagi Jungkook. Jika sudah begitu Jungkook tidak akan pernah bisa berkata 'Tidak'.

Urusan Asmara? Jangan di tanya, sebagai pria sejati Jungkook tidak bisa mengatakan ia tidak memiliki aura. Buktinya, ia sudah beberapa kali mencoba bersama seorang yeoja yang berbeda. Bukan karena dirinya playboy dan mencoba tidak setia, tapi para yeoja yang mendekati Jungkooklah yang mengharapkan banyak hal dari Jungkook.

"Berhentilah bertemu yeoja seperti dirinya! Itu hanya akan membuatmu sakit kepala!" omel Sana jika Jungkook mulai datang ke kamarnya dan menghabiskan ramyun secara mentah miliknya. Hal yang selalu Jungkook lakukan saat putus Cinta, "Arraseo?!" bentak Sana.

"Ne~" lagi-lagi itulah yang bisa Jungkook katakan.

Sementara Sana? Yeoja berdarah asli Jepang ini merupakan tipe yeoja setia. Ia sudah memiliki namchin tampan yang ia temukan saat di bangku kuliah semester akhir, masih dengan setia Sana jaga hubungannya hingga sekarang.

Park Jin Young. Jangan salah, Sana juga cukup cantik untuk mendapatkan namja tampan seperti Jin Young. Sana adalah yeoja tercantik urutan ke 3 di fakultasnya, yaitu fakultas Jurnalistik setelah Tzuyu dan Nayeon.

Popularitas? Sana tidak pernah menganggap kecantikan dan kepopulerannya lah yang membawa dirinya bertemu Jin Young, melainkan karena hati yang tulus Jin Young menyatakan perasaannya pada Sana beberapa tahun yang lalu.

"Dari mana kau tahu kalau Jin Young itu setia? Kau kan tidak setiap saat mengamatinya." ujar Jungkook di sela-sela ritual putus cintanya. Memakan ramyun mentah.

"Tutup mulutmu, yang pasti Jin Young tidak bodoh sepertimu yang selalu di manfaatkan oleh banyak yeoja. Dia itu memilihku karena dia menerima keadaanku." ucap Sana berkacak pinggang. "Jangan pernah menjelek-jelekkan Jin Young di hadapanku lagi, arraseo?"

"Ne~" kata andalan ini selalu keluar saat Sana tidak mau kalah dari Jungkook.

Jika Sana selalu menggunakan otaknya untuk belajar karena ia ingin segera mendapatkan pekerjaan, Jungkook yang kesehariannya bekerja paruh waktu sebagai kurir antar tidak pernah ada niatan baginya untuk belajar dan melaksanakan ujian PNS seperti Sana.

Apa aku pernah mengatakan, Jungkook merupakan seorang atlet renang terbaik di semasa jayanya? Ya, Jungkook sangat menyukai olahraga air ini. Di Busan, karena rumah mereka berdekatan dengan laut Jungkook selalu membantu kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai nelayan untuk mencari hewan laut untuk kemudian di jual. Keahlian berenangnya membuat tuan dan nyonya Jeon tidak mau menyia-nyiakan kesempatan.

Sejak sekolah dasar Jungkook mengikuti kelas berenang dan sejak sekolah menengah atas ia sudah mulai mengikuti perlombaan dan selalu mendapatkan sesuatu yang membanggakan.

Itulah satu-satunya hal yang bisa dilakukan Jungkook, berenang. Tapi semenjak ibunya nyonya Han meninggal dunia, Jungkook berhenti melakukannya.

"Kau tidak mau mencobanya lagi? Aku rasa masih ada yang mau menerimamu karena kau masih muda. Mereka juga akan tahu dan menerimamu setelah melihat keahlianmu itu. Cobalah lagi, menjadi seorang atlet renang nasional. Bukankah itu cita-citamu?" ucap Sana di setiap kali ia menemani Jungkook merayakan hari kematian ibunya.

"Tidak, aku tidak pantas jika harus tetap melakukannya." itulah jawaban Jungkook saat Sana selalu mencoba menasehatinya.

Sana tidak pernah memaksa, ia tahu Jungkook memiliki pilihannya sendiri. Ia hanya akan selalu memberikan semangat pada sahabatnya ini dan selalu ada disana, disisinya.

Mereka sangat bersyukur karena hingga sekarang mereka masih bisa bersahabat dengan baik. Meskipun terkadang Sana selalu bertengkar bersama Jungkook karena hal kecil, mereka akan selalu bisa menyelesaikannya bersama. Mereka tidak akan pernah bisa membayangkan apa yang akan terjadi bila salah satu dari mereka ada yang memiliki perasaan lain yang lebih . Ya, mereka tidak akan pernah sempat membayangkannya sampai saat itu benar terjadi.

🚙To be continued 💨
Votemment chuseyo 🙏

SAY YES (Completed)Where stories live. Discover now