Say Yes | 13

762 92 14
                                    

"Kau melakukannya. Kau membuat hatiku berdebar setiap kau melakukannya. Jadi, berhentilah aku mohon." kini air mata Sana mulai jatuh dari pelipisnya.

Jungkook terdiam sesaat, tidak lama tersungging senyuman di bibirnya setelah melihat Sana menunjukan wajah dengan rona merah di kedua pipinya. Yang baru saja mengaku hanya menatap Jungkook bingung.

Dirinya sudah mengumpulkan keberanian dan menahan malu untuk mengatakan ini di hadapan Jungkook. Dan respon yang Sana dapatkan hanyalah sebuah senyuman, bahkan Jungkook tertawa keras dihadapan Sana sekarang.

"Yak," Jungkook tanpa ragu mengacak-acak rambut Sana. "Kau mabuk? Pembicaraanmu semakin tidak masuk akal Sana-ya hahaha."

'Heol,' batin Sana. "Ne? A..ahhh benarkah?" ucap Sana menghapus air matanya yang sia-sia ia keluarkan.

"Mwoya? Kau seharusnya tidak minum terlalu banyak, apa kau mau merusak kerongkonganmu?" ujar Jungkook seraya mengeluarkan beberapa kotak minuman dari tas yang Sana bawa.

"Ahhh kau benar, sepertinya aku mulai mabuk. Aku sedang tidak berpikiran jernih saat membelinya." ucap Sana. "Sepertinya aku harus kembali ke kamarku." sambungnya berdiri bangkit dari sofa.

"Secepat itu?" tanya Jungkook.

"N..ne, tentu saja. Aku sudah merasa lebih baik gomawo Jungkook-ah, kau bisa mengambilnya, semua itu." ucap Sana salah tingkah berjalan mendekati pintu.

"Eung, arraseo. Beristirahatlah, sampai berjumpa besok. Jangan lupa membersihkan badanmu sebelum tidur, pastikan penghangat ruanganmu itu berfungsi. Selamat malam." ucap Jungkook yang entah mengapa semakin banyak bicara sekarang.

Pintu tertutup, Sana telah kembali ke kamarnya. Jungkook menghela napasnya panjang, entah mengapa ia bisa kembali bernapas normal sekarang.

"Wahhh apa ini? Mengapa tiba-tiba aku sulit bernapas?" ucap Jungkook memegang dadanya, dan mengatur udara yang masuk lewat hidungnya. "Lagi pula mengapa yeoja itu meracau hal yang tidak masuk akal seperti tadi? Membuatku sesaat henti jantung saja. Yeoja gila." sambungnya berdiri menuju kamarnya.

Sementara Sana yang sudah masuk kedalam kamarnya kini sedang meratapi diri mengingat hal gila apa yang ia sudah lakukan tadi. Di balik pintu masuknya Sana mengatur napasnya seraya memegang dadanya yang tidak hentinya berdegup cepat.

"Ahh apa aku gila? Apa yang sudah kukatakan? Mengaku begitu saja? Ahh bodoh bodoh bodoh." ucap Sana memekul kepalanya sendiri. Ia berjalan gontai lalu merebahkan tubuhnya di sofa peach kesayangannya.

"Bagaimana sekarang? Apa dia benar-benar tidak mengetahuinya? Apa dia benar menganggapku sedang mabuk? Aku harap begitu." ucap Sana menerawang pikiran Jungkook. "Bagaimana jika sebenarnya dia tahu tapi berlagak bodoh? Ahhh lupakan dia memang bodoh, jadi pasti ia tidak akan berpikir apa-apa. Iya, pasti begitu." sambung Sana membuat dirinya sendiri optimis.

"Sudahlah berhenti memikirkan semua ini. Sebaiknya aku membersihkan diriku, siapa tahu pikiranku juga ikut bersih sebelum tidur." Sana bangkit dari duduknya setelah perdebatan yang ia lakukan dengan dirinya sendiri.

****
Jungkook baru saja keluar dari pintu flatnya, ia sangat kelaparan pagi ini. Seperti biasa Jungkook akan pergi ke kamar Sana untuk mendapatkan sarapan pagi yang lezat disana. Ia berjalan mendekati pintu kamar Sana tampak ragu ia mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu kamar Sana.

Jungkook menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali merasa frustasi. "Tunggu, mengapa aku merasa frustasi hanya untuk melakukan ini? Lagipula, sejak kapan aku bertindak sopan saat masuk ke dalam kamarnya? Haha kau lucu sekali Jeon Jungkook. Ada apa denganmu?" Jungkook tertawa renyah seraya menekan pasword pintu kamar Sana sebelum empunya kamar sudah keluar dan terkejut dengan keberadaan Jungkook.

SAY YES (Completed)Onde histórias criam vida. Descubra agora