Say Yes | 4

854 114 7
                                    

[Flashback On]
Seseorang sedang tersambung dengan panggilan saat ini. Dibalik lemari besi di hadapannya ia berbicara dengan seseorang yang amat sangat ia cintai dan sayangi. Sesekali namja itu tertawa dan mengeluarkan keluh kesahnya saat berbicara. Rasanya ia ingin berbicara lama untuk sekedar melepas kegugupannya.

"Ne, eomma. Coach-nim mempercayakanku untuk mewakili fakultas mengikuti perlombaan kali ini. Aku akan berusaha yang terbaik hari ini."

"Ne, kau sudah bekerja keras uri adeul. Mianhae, eomma dan appa tidak bisa datang ke Seoul. Kau tahu bukan ayahmu tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, air laut sedang surut saat ini. Kau bisa melakukannya sendiri bukan?" ucap nyonya Jeon dari seberang sana.

"Ne, eomma. Jangan khawatirkan aku. Aku bersama Sana di sini. Na do, mian. Kalian harus bekerja keras demi menguliahkan aku di Seoul, dan semenjak itu aku belum bisa kembali ke Busan." ujar Jungkook dengan nada suara yang sedih.

"Aigoo, gwaenchana. Kau sudah membuat kami bangga dengan usahamu. Tetaplah sehat, jangan sakit. Berbahagialah di Seoul tidak perlu khawatirkan kami, kami baik-baik saja. Jungkook-ah," panggil nyonya Jeon lembut.

"Ne, eomma." jawab Jungkook, matanya mulai berkaca-kaca.

"Kau tahu? Aku tidak pernah menyesal kau terlahir dari rahimku. Aku bersyukur Tuhan menitipkanmu padaku, terima Kasih sudah menjadi Putra eomma yang membanggakan. Kau sudah terbiasa seorang diri selama ini, kau tidak kesepian bukan? Ada Sana disana. Jadi jangan merasa tertekan dan menanglah dalam perlombaan kali ini arraseo? Do'a eomma dan appa akan selalu menyertaimu. Uri adeul saranghae." ucap nyonya Jeon sehari terbatuk sesekali.

Air mata Jungkook menetes dari pelupuk matanya. Ia sangat merindukan ibunya, ingin rasanya ia memeluk eommanya saat ini. Mencium wajahnya, merasakan aromanya dan bermanja-manja ria bersamanya.

"Eomma, neo gwaencahana?" tanya Jungkook sesenggukan.

"Kau menangis? Yaa~ uljima. Eomma jinjja gwaenchana. Jeon Jungkook fighting!"

"Eung, fighting. Eomma apa selama aku di Seoul kau rajin memeriksakan dirimu?" tanya Jungkook khawatir akan kesehatan eommanya itu.

"Tentu saja. Eomma sudah sehat sekarang. Sudah eomma katakan jangan khawatirkan kami. Menanglah, arraseo? Sudahlah appa mu memintaku untuk membuatkan makan malam. Eomma tutup sekarang."

"Ne, tutuplah. Saranghae eomma."

Panggilan tertutup, itu adalah panggilan 15 menit yang berharga bagi Jungkook sebelum dirinya berkompetisi sekarang. Ia menyeka air matanya, Jungkook terkejut saat mengetahui Sana ada di belakangnya begitu begitu ia berbalik.

"N..neo? Sejak kapan kau disini?" tanya Jungkook.

Sana tidak menjawab dan hanya menyodorkan sebuah kotak kecil berwarna hitam pada Jungkook. "Cha, ambilah. Aku membelinya dengan uangku sendiri, kau tahu?" ucap Sana.

"Apa ini?" ucap Jungkook penasaran.

"Bukalah."

Jungkook membuka kotak kecil di tangannya. Matanya membulat, di bibirnya tersungging senyuman. Ia melihat sebuah kacamata renang berwarna hitam yang terlihat sangat elegan. Dan itu adalah salah satu kacamata renang yang Jungkook inginkan.

"Untukku?" ucapnya senang.

"Kau sangat menginginkannya saat kita berjalan pulang saat itu. Dan yahh karena aku ini baik hati jadi aku membelikannya untukmu. Apa kau menyukainya?"

"Neomu. Gomawo Sana-ya!" ucap Jungkook menarik Sana kedalam pelukannya.

"Yakk! Lepaskan!" ucap Sana mendorong tubuh Jungkook menjauh.

SAY YES (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang