Say Yes | 18

830 97 7
                                    

Jungkook berlari dengan kecepatan tinggi begitu turun dari bus di sepanjang trotoar jalan menuju flat. Senyuman di wajahnya tidak pernah luntur sejak dirinya baru saja menyadari perasaan yang selama ini ia rasakan pada Sana, itu disebut cinta. Bodohnya Jungkook.

Dengan masih menggunakan pakaian jas hitam nya, Jungkook tidak peduli dengan hujan deras yang berhasil mengguyurnya dan juga rasa sakit di kakinya akibat lecet karena berlari menggunakan sepatu pantofel. Ia hanya ingin bertemu Sana sekarang juga. Ia berlari menaiki tangga dan mengatur napasnya begitu sampai tepat di depan pintu kamarnya.

"Sana-ya!" ucap Jungkook masuk begitu saja, seperti biasa.

Sana yang sedang asyik memotong kuku jari kakinya berhenti menatap Jungkook heran melihat dirinya berdiri di depan Sana dengan pakaian yang basah kuyup dan juga napas yang tersengal-sengal.

"Mwoya? Ada apa dengan pakaianmu?" tanya Sana santai seraya membenarkan posisi kacamata bulatnya.

"Kau kemana saja? Mengapa aku tidak bisa menemukanmu di pesta tadi?" ucapnya tersenggal.

"Emmmh itu, aku meminta Taehyung mengantarku pulang. Karena ini hari pertamaku jadi, perutku terasa sedikit sakit." ucap Sana memegang perutnya. "Wae? Kau mencariku? Apa sesuatu yang bagus sedang terjadi? Dari raut wajahmu sepertinya kau sedang bahagia, apa kau mendapatkannya kembali? Ji Eun noona." sambung Sana bangkit dari sofanya berjalan menuju lemari pendingin.

Untuk mengatakan seperti itu sebenarnya sulit bagi Sana, belum lagi ia harus kuat saat Jungkook menjawabnya. Ketakutannya bisa saja menjadi kenyataan. Ia harus menahan rasa sakitnya.

"Bodohnya aku menahan perasaanku selama ini." ucap Jungkook mendekati meja makan.

"Yaaa kau memang bodoh." ucap Sana menuangkan air mineral dingin ke gelasnya. "Kau bodoh, tapi begitu setia. Chukkae." sambung Sana lalu meminum airnya.

"Aku menyukaimu Sana."

Air yang seharusnya mengalir menyejukan kerongkongan Sana kembali naik dan tersembur keluar tepat mengenai wajah Jungkook. Ia tidak peduli dengan wajah Jungkook yang terkena air, yang ia pedulikan saat ini adalah perkataannya bisa saja Sana salah dengar.

"Mworago?" ucap Sana membulatkan matanya.

"Aku menyukaimu Minatozaki Sana." ucap Jungkook sekali lagi. Sana hanya menatapnya bingung. "Kau terkejut? Mianhae, tapi begitulah kenyataannya. Aku tidak tahu mengapa aku seperti ini, mungkin kau benar. Perasaan yang tiba-tiba muncul seperti ini bisa saja terjadi." jelasnya.

"Kau bercanda? Kau baru saja menolakku beberapa minggu yang lalu." ucap Sana.

"Aku tidak sedang bercanda. Marahmu adalah peduli yang aku nanti. Dulu terasa begitu mengganggu, tapi kini hal itu yang semakin ku rindu. Aku hanya bisa menangis dan terlihat lemah dihadapanmu, aku selalu mengkhawatirkanmu, aku selalu bersandar padamu, mengandalkanmu dan kau benar, aku yang mencegah namja lain untuk mendekatimu saat itu, karena aku memang tidak mau orang lain dekat denganmu. Kau hanya boleh dekat denganku, Sana-ya." jelas Jungkook.

"Di kota sebesar ini, yang selama ini selalu ada bersamaku adalah kau Sana. Sedih, bahagia, sakit, bimbang, kau selalu ada di setiap apapun itu kondisiku. Aku bersyukur itu kau. Dan aku tidak mau kau pergi atau membagi segalanya yang kau lakukan padaku dengan orang lain, kau hanya boleh melakukannya padaku." jelas Jungkook.

"Kau sudah selesai bicara?" ucap Sana.

"Ne?"

"Kau tahu bagaimana rasanya saat mengatakan segala isi hatimu dengan tulus? Senang? Takut? Lega?" tanya Sana. "Setelah hari itu, aku merenungi semuanya. Aku berpikir, apa aku benar atau salah telah mencintai sahabatku sendiri. Apakah perhatiannya, tingkahnya, akan masih tetap sama jika kita bersatu? Sampai suatu saat aku sudah mulai berpikir dan menerima bahwa apa yang kau lakukan dengan menolakku itu sudah benar. Tapi entahlah, hatiku ini masih sakit meskipun aku sudah berusaha melupakan perasaanku padamu." sambungnya panjang lebar.

SAY YES (Completed)Onde histórias criam vida. Descubra agora