Say Yes | 2

1.1K 139 6
                                    

Tokk..Tokk..Tokk!

"Sana-ya~"

Sana yang baru saja akan mengistirahatkan diri di ranjangnya yang nyaman setelah lelah bekerja, mengurungkan niatnya setelah mendengar ketukan pintu yang sangat keras.

"Isshhh jinjja, kali ini dia tidak akan selamat!" rutuk Sana, dengan malas ia memakai kacamatanya lalu bangkit dari ranjangnya. Ia berjalan membukakan pintu untuk seseorang yang tidak tahu apa itu etika saat bertamu, siapa lagi kalau bukan Jeon Jungkook.

"O Sana-dda." ucap Jungkook mendongakkan kepalanya ke arah Sana memperlihatkan senyum konyolnya.

"Yakk! Jadi kau tidak datang menjemputku dan lebih memilih pergi minum, lalu menggangguku untuk pergi tidur?" omel Sana melihat sahabatnya yang bodoh ini sedang berdiri dengan kedua rona merah di pipinya karena alkohol.

Jungkook tidak menghiraukan ucapan Sana, ia menelungkupkan kedua tangannya memegang pipi Sana dan mendekatkan wajahnya.

"Y..yakk apa yang kau lakukan?" ucap Sana terbata.

Manik Jungkook menatap mata coklat Sana yang terhalang oleh kaca mata bulat miliknya. Meskipun begitu Jungkook masih bisa melihat jelas mata indah Sana.

"Wae? Yak! Jeon Jungkook." ucap Sana melihat Jungkook yang menatapnya dengan tatapan sendunya.

"Berat badanmu bertambah?"

Plakk
Satu pukulan tepat mengenai kepala Jungkook yang di layangkan oleh Sana setelah mendengar perkataan Jungkook tadi.

"Kau membangunkan aku hanya untuk mengatakan itu? Wahh.." Sana mengibaskan tangan ke arah wajahnya tidak percaya ucapan Jungkook. "Cepat pergilah ke kamarmu, kau tidak tahu betapa sibuknya aku? Ishh jinjja. Tutup pintunya!" ucap Sana hendak pergi meninggalkan Jungkook.

"Ne~"
Brukk,
Langkah Sana terhenti ia melihat ke belakang dan ternyata sahabatnya itu sudah ambruk di sana, di kamarnya, di depan pintunya. "Yakk Jeon Jungkook!"

Sana mendekati Jungkook kembali, dengan cara yang tidak manusiawi Sana menendang perut Jungkook secara perlahan untuk memastikan sahabatnya itu benar tidak sadarkan diri atau tidak . "Jungkook-ah ireona." kini Sana berjongkok di hadapan Jungkook dan mengguncangkan tubuhnya.

"Isshh jinjja." diperhatikannya wajah Jungkook yang tertidur lelap. Ia merubah posisi duduknya menjadi bersila sambil menopang dagunya.

"Kapan terakhir kali aku melihatmu tidur tenang seperti ini? Kau sudah berusaha keras Jungkook-ah." ucap Sana tersenyum manis menatap Jungkook.

****
Mata Jungkook terbuka perlahan setelah cahaya matahari yang masuk dari balik tirai jendela mampu membuat Jungkook merasakan hangatnya.

Sembari merasakan sakit di kepalanya akibat semalam Jungkook membenarkan posisinya. Ia mengira-ngira apa yang membuatnya bisa berbaring di sofa berwarna peach ini dan berada di kamar Sana.

"Oh kau sudah bangun?" ucap Sana dengan handuk putih yang mengelilingi tubuh langsingnya baru saja keluar dari kamar mandi.

Jungkook yang mendengarkan suara Sana dengan cepat membalikan badannya memberi punggung setelah melihat keadaan Sana.

"Yak! Kau kira ini apa? Pemandian air panas? Cepat pakai pakaianmu!" ujar Jungkook sedikit panik.

"Waeyo? Apa kau baru mengenalku? Apa kita ini asing? Atau," Sana dengan sigap menyilangkan kedua tangannya di atas dadanya. "Kau memikirkan sesuatu?"

"Mwoya? Kau punya sesuatu untuk di banggakan? Sudahlah, pergi pakai pakaianmu." ucap Jungkook malas.

"Isshhh jinjja anak ini. Makanlah, aku sudah membuatkan kau makanan penghilang mabuk di atas meja." ucap Sana serata berjalan memasuki kamar. Blam..

"Sepertinya kau sangat mabuk semalam, waeyo? Apa ada sesuatu terjadi?" tanya Sana sedikit berteriak dari dalam kamarnya.

"Tidak," ucap Jungkook datar. Sebenarnya tentu saja ada yang terjadi, hanya saja Jungkook tidak mau memberi tahu Sana untuk yang satu ini. "Hanya saja aku sudah lama tidak minum." sambung Jungkook menyadarkan pikirannya. Ia bangkit dari sofa menuju meja makan untuk sekedar meringankan sakit di kepalanya akibat semalam.

Sementara itu, Sana keluar kamarnya dengan sudah memakai hoodie merah muda kebesaran miliknya yang membuat celana short pants putih yang ia kenakan tidak terlalu terlihat. Ia berjalan ke nakas dekat televisi untuk mengambil kacamatanya, pandangannya memang tidak terlalu Bagus saat tidak mengenakan kacamata.

Sana berjalan mendekati Jungkook dan duduk dihadapannya. "Itulah maksudku, sudah lama aku tidak melihatmu seperti tadi malam. Wae? Apa dia menghubungimu kembali?"

Jungkook berhenti mengunyah makanannya dan menatap Sana. 'Dia tahu. Selalu tahu.' batin Jungkook.

"Tidak." ucapnya datar dan kembali memakan nasi di hadapannya dengan lahap sehingga membuatnya tersedak.
"Uhukk.. Uhukk.." Jungkook terbatuk menepuk dadanya.

"Yak! Yak! Apa kau anak kecil? Makanlah pelan-pelan," ucap Sana sembari menuangkan air dan memberikannya pada Jungkook. "Dia menghubungimu, aku tahu itu." sambungnya.

"Eii kau belum bisa melupakannya? Jangan sampai kau terlena olehnya untuk kedua kali, arraseo? Coba saja kalau kau berani." ucap Sana menunjukan tinjunya.

"Kau tidak belajar?" tanya Jungkook mengalihkan pembicaraan.

"Kau selalu saja bisa mengalihkan pembicaraan. Tidak, hari ini aku akan mengistirahatkan pikiranku. Aku sudah menggunakannya terlalu lama." jawab Sana.

"Benar, kau harus mengistirahatkannya. Setiap aku menemuimu aku selalu saja bisa mencium sesuatu dari kepalamu, semacam bau terbakar? Yahh, beruntunglah itu tidak meledak. Pergilah bermain bersama teman-temanmu, belajar saja belum tentu kau akan lulus ujian itu."

Plakk,
"Yak! Sakit."

Baru Sana melayangkan pukulannya pada Jungkook mengenakan sendok.

"Tutup mulutmu dan selesaikan saja makanmu, jangan lupa bersihkan sisanya." ucap Sana bangkit dan pergi untuk menonton televisi.

"Ne~" ucap Jungkook.

"Kau tidak bekerja?" tanya Sana yang sudah duduk santai di sofa empuknya.

"Tentu saja aku harus bekerja. Setelah ini aku akan berangkat." jawab Jungkook membawa bekas makannya ke wastafel untuk di bersihkan.

"Yakk Jeon Jungkook, apa aku harus mencari pekerjaan lain? Seperti pembawa berita ini misalnya." ucap Sana matanya tidak lepas dari layar televisi.

Jungkook yang sedang sibuk membersihkan piring hanya membalikan kepalanya menatap ke arah Sana. "Kau mau? Lakukanlah jika itu kemauanmu." ucapnya lalu kembali fokus kembali pada apa yang ia kerjakan sebelumnya.

"Benarkah? Apa aku bisa melakukannya?" tanya Sana, matanya menatap nanar melihat sang pembawa berita membawakan beritanya.

"Lalu apa kemauanmu?" tanya Sana pada Jungkook.

"Na?" Jungkook menatap lurus kedepan membayangkan dirinya adalah seorang atlet renang nasional sekarang dan menghasilkan banyak uang. "Seperti ini saja aku sudah bahagia, sudah cukup bagiku." ucap Jungkook datar.

"Apa orang tuamu menelpon?" tanya Jungkook, lagi-lagi mengganti topik pembicaraan.

"O, mereka baik-baik saja. Neo? Apa kau menghubungi appamu? Dia pasti mengkhawatirkanmu, sampai kapan kau akan seperti ini? Apakah kau anak kecil?" ucap Sana, tidak ada jawaban dari Jungkook.

"Sampai ia menyadari kesalahannya." ucap Jungkook akhirnya.

🚙To be continued 💨
Votemment chuseyo 🙏

SAY YES (Completed)Where stories live. Discover now