Say Yes | 6

804 105 7
                                    

[Flashback On]
"Terimakasih kau sudah mau menemaniku untuk membeli cat air. Apa coachnim mengijinkanmu? Apa kau tidak ada latihan hari ini?" tanya Ji Eun.

"Tentu saja, aku akan menemanimu noona. Apa hanya cat air yang kau butuhkan?"

"Tidak, aku membutuhkanmu untuk selalu bersamaku." ucap Ji Eun menggoda Jungkook.

"Noona, bukankah seharusnya aku yang berkata seperti itu? Kau cukup berani untuk seorang wanita."

"Menunggumu mengatakan seperti itu akan membutuhkan waktu yang lama."

Tring,
"Ahh mian noona, aku harus mengangkat panggilan ini. Jika tidak aku akan mati." ucap Jungkook memperlihatkan ponselnya.

"Sana? Eung, angkatlah."

"Yeoboseyo? Yakk! Tidak bisakah kau membiarkanku tenang? Mengapa kau..." Jungkook menjeda perkataannya. "Mwo? Dimana kau sekarang? Baiklah tunggu sebentar aku akan kesana." Jungkook mengakhiri panggilannya.

"Waeyo? Apa terjadi sesuatu?" tanya Ji Eun pada Jungkook.

"Ne, Sana menangis ia kenghilangan kalung pemberian ibunya di kolam. Seseorang mencoba mempermainkannya, Sana tidak bisa berenang jadi," ucap Jungkook ragu.

"Eung arraseo, pergilah." ujar Ji Eun.

"Mianhae noona, berhati-hatilah saat jalan pulang. Aku akan menghubungi nanti." Tanpa mengelak ataupun basa-basi lagi Jungkook pergi meninggalkan Ji Eun untuk menemui Sana.

Ji Eun sadar, dirinya bukan apa-apa dibanding Sana. Meskipun statusnya lebih dari sekedar teman atau sahabat, sampai kapanpun ia tidak bisa menang melawan Sana. Ji Eun menghela nafasnya dalam.

"Aku akan berusaha lebih keras lagi Jungkook-ah." ucapnya.

[Flashback Off]

Dengan kecepatan tinggi Jungkook melaju dengan sepeda motornya untuk menemui Sana. Setelah mendengar suara Sana di telepon tadi, Jungkook tidak bisa berpikir jernih. Semuanya teralihkan pada Sana, bahkan Ji Eun yang baru di temuinya saja ia hiraukan. Jungkook takut terjadi sesuatu pada Sana.

Setelah melalui padatnya lalu lintas, Jungkook sampai di tempat dimana Sana berada. Dari kejuhan ia bisa melihat Sana yang sedang duduk menangis seorang diri. Jungkook melepas helm dan turun dari motornya. Ia berjalan mendekati Sana.

"Yak!" panggil Jungkook. "Gwaenchana?" sambung Jungkook seraya duduk di sebelah Sana.

"Sana-ya, sesuatu terjadi?" tanyanya sekali lagi mendekatkan wajahnya pada wajah Sana yang tertunduk.

Perlahan Sana mengangkat kepalanya. Memperlihatkan mata sembabnya ia menatap Jungkook seraya menangis tersedu-sedu. "Jungkook-ah, bisakah kau menghajarnya untukku?" ucap Sana.

"Mwo? Nugu? Park Jin Young? Apa orang itu melukaimu? Dimana? Apa ada yang sakit?" tanya Jungkook seraya meriksa sekujur tubuh Sana.

"Ini, disini." tunjuk Sana di dadanya lebih tepatnya perasaannya terluka. "Bajingan itu bersama wanita lain. Dia membodohiku selama ini." sambung Sana sesenggukan.

"Bisa kau pukul dia untukku? Tapi kau harus hati-hati jangan sampai membuatnya terluka." ucap Sana.

"Ne?"

"Ahhhh ini menyebalkan. Aku membencinya, sangat membencinya. Tapi aku tidak ingin membuatnya terluka. Huaaaa..." Sana semakin histeris.

"Yakk! Ada apa denganmu. Kajja, bawa dia padaku. Aku akan menghajarnya habis-habisan. Lagipula mengapa kau tidak mendengar perkataanku? Dia itu tidak bisa dipercaya, aku sudah menyuruhmu untuk menjauh darinya sejak lama." ucap Jungkook geram.

SAY YES (Completed)Where stories live. Discover now