#3 (Revisi)

24.6K 1.3K 46
                                    

A/N : Jangan lupa vote dan comment :)


  

 Saat itu dia bisa bergerak leluasa tanpa ada halangan apapun, karena kondisi rumah Vino yang sudah gelap kecuali beberapa tempat yang lampunya sengaja dinyalakan.

 Pembunuh itu tidak langsung membunuh Vino, tapi dia sengaja menuju kamar pembantu yang ada di rumah itu. Langkah kakinya yang pelan membuat tidak ada yang menyadari jika dia sedang mengendap-endap di rumah itu.

 Terlihat seorang Bibi yang sudah tua terlelap dengan mimpinya saat ini. Dari raut wajahnya sudah terlihat jika dia sangat capek membuatnya terlalu nyenyak dalam tidurnya. Dia membuka gagang pintu kamarnya dengan pelan untuk memastikan apakah pintunya terkunci atau tidak. Dan ternyata tidak.

 Dia membuka pintunya dengan pelan agar Bibi yang ada di dalam tidak terbangun akibat ulahnya. Setelah pintunya terbuka dia mengambil sebuah bantal kepala yang tidak dipakai Bibi itu entah apa alasannya.

  Dia mengangkat bantalnya bersamaan dengan menempelkan pistol. Bantalnya langsung didekatkan hingga menempel ke kepala Bibi itu. Bibi itu sempat terkejut dan memberontak karena ada sesuatu yang menempel di kepalanya dengan paksa. Tapi yang dia lakukan hanyalah tindakan yang sia-sia karena pembunuh itu langsung menarik pelatuk dari pistol yang dia pegang.

  Peluru yang melewati bantal terlebih dahulu sebelum terkena kepala Bibi itu membuat suara tembakannya menjadi tersamarkan.

  Darah yang keluar dari kepalanya langsung merembes ke kasur yang ada dibawahnya. Dia sengaja membiarkan bantalnya dalam posisi itu dan menutupi mayatnya dengan selimut. Jika dilihat dari luar maka darah tidak terlalu terlihat menempel di selimut karena dibawahnya tertutupi oleh bantal yang membuatnya menonjol.

  Lampu yang ada di kamar itu langsung dimatikan sebelum dia keluar dari situ. Tujuannya selanjutnya adalah menuju kamar kamar orang tua Vino yang masih berada dibawah. Dan seperti sebelumnya, dia memakai cara yang sama untuk membunuh Bibi tadi dengan mereka.


Menempelkan pistol di bantal.

 Setelah melancarkan aksinya kepada orang tua Vino, dia beralih menuju lantai atas melewati tangga. Sepertinya tangga rumah Vino terbuat dari kayu meskipun tidak terlalu kelihatan karena gelap tapi aku yakin, karena aku mendengar kayunya juga menimbulkan suara ketika diinjak.

 Ketika dia sampai di lantai atas, kali ini terlihat ada beberapa ruangan di lantai ini. Dari beberapa ruangan itu, hanya ada dua kamar yang lampunya menyala sedangkan lainnya tidak kecuali lampu yang ada di luar ruangan. Dua kamar itu berdampingan dan ada sebuah papan nama di depan kamarnya.

 Tertulis di kamar yang berada di sebelah kiri "Vino" dan di sebelah kanan adalah "Vina". Mereka berdua memang kembar tapi berbeda gender dan sekolah.

  Pembunuh itu tidak langsung memasuki kamar Vino terlebih dahulu. Dia pergi menuju kamar Vina. Dan ternyata kamarnya dikunci dari dalam. Orang ini tidak kehabisan akal, karena dia masih sempat membawa beberapa peralatan untuk membobol pintu.

  Dia hanya membutuhkan waktu sekitar 3 menit untuk membobol pintunya. Dan ini sudah berada di menit ke 23 dan detik ke 10. Setelah pintunya terbuka, dia langsung mendekati tubuh Vina yang saat itu masih dalam keadaan tidur dan memakai selimut.

I'm Coming [END]Where stories live. Discover now