#26

11.9K 695 15
                                    

A/N: Jangan lupa vote dan comment :)



 Sementara itu, mereka semua masih terus beraksi dan perlahan-lahan, tiap kamera yang ada mulai terputus dari jaringan pusat. Dan jika ditotal-total, mereka sudah membunuh sekitar sembilan orang saat ini.

 Mereka berdua beraksi dalam diam tanpa mengucapkan satu patah kata pun untuk menghemat waktu.

 Dan karena tidak ingin menambah saksi yang akan melihat mereka lagi, Dark Zafran memutuskan untuk segera mendekati ruang otopsi bersama Intan. Di perjalanan mereka juga sempat menemui satu orang dokter, dan dua orang perawat yang ada dibelakangnya.


Nasib mereka setelahnya?


 Sudah jelas nyawa mereka sudah tidak akan bertahan lama lagi. Mereka bertiga hanya bisa terkejut dan pasrah ketika ada dua orang bertopeng putih polos sedang menodong mereka dengan pistol.


Dor

Dor

Dor


Mereka tumbang.


 Setelah itu perjalanan mereka tetap berlanjut hingga akhirnya sampai di Ruang Otopsi. Jika dari luar, sama sekali tidak ada orang yang berlalu lalang di lorong itu. Lorong itu tampak sepi kecuali kehadiran mereka berdua.

 Dark Zafran yang memutuskan pertama kali untuk membuka pintu sambil mempersiapkan pistol miliknya. Ia membuka pintu secara perlahan-lahan sambil mengamati apakah ada orang di dalam, tentu saja di dalam ada orang (mayat), maksudnya yang masih hidup.

 Ketika Zafran mengamati apa yang ada di dalam, terlihat ada dua orang yang sedang melakukan Otopsi entah kepada mayat siapa mereka berdua tidak tahu. Karena Dark Zafran tidak ingin ada saksi yang lolos dari mereka berdua, otomatis mereka berdua harus mati!

 Hanya dengan dua tembakan dari mereka berdua saja sudah berhasil membuat  mereka tumbang begitu saja karena tak siap menerima serangan mendadak.

 Dark Zafran dan Intan langsung menutup pintu dengan rapat agar tidak ada yang mengetahui apa yang mereka berdua sedang lakukan.

 Ketika Intan mendekati, mayat yang tadinya sempat diotopsi petugas yang ada rumah sakit ini. Mayat itu bukanlah si Kepala Sekolah melainkan hanya mayat seorang kakek-kakek yang sudah tua.

 Setelah itu, Intan mencarikan kain yang tidak dipakai lalu ia menutupi wajah kakek itu dengan kainnya.


"Aku sudah menemukannya." ucap Dark Zafran sambil menunjuk ke sebuah kantong mayat yang berada di atas meja yang bisa didorong. Dan disitu juga tertulis nama si Kepala Sekolah.

"Baiklah, Kak. Sekarang kita hanya harus ke bawah lalu langsung menuju ke mobil." balas Intan singkat.

"Nanti dulu, mungkin akan terasa susah jika kita berpenampilan seperti ini. Saatnya memakai plan B." timpal Dark Zafran.

"Emm, oke." ucapnya sambil mengangguk-angguk.


 Dark Zafran dan Intan langsung mencari-cari cadangan pakaian petugas yang seharusnya pasti ada di ruangan ini. Setelah menemukannya meskipun agak lama mencarinya, mereka berdua langsung melepaskan semua pakaian (termasuk topeng) yang mereka pakai dan menggantinya dengan pakaian petugas yang mereka menemukan.

 Berseragam bak seorang petugas di rumah sakit dan ditambah dengan masker yang menutupi mulut mereka membuat kamuflase mereka berdua menjadi sempurna. Mereka berdua terlihat agak susah dikenali ketika memakai pakaian itu.

 Untuk pakaian lama mereka (kecuali senjata) langsung mereka berdua taruh di tempat pensterilan yang ada disitu, maksudnya tempat pensterilan adalah tempat pembakaran, biasanya dipakai rumah sakit untuk membakar jarum suntik yang tidak dipakai dan barang-barang lain yang berbahaya jika dipakai lebih dari satu kali.


"Sembunyikan senjatamu, kita harus terlihat tidak mencurigakan." perintah Dark Zafran sambil menyembunyikan senjata miliknya sendiri.




#TBC

I'm Coming [END]Där berättelser lever. Upptäck nu