Adapt

1.3K 62 12
                                    

A/N: Jangan lupa vote dan comment :)




 Menikmati turunnya hujan yang terasa deras, tidak terlalu merasa kedinginan karena itu hanya akan terjadi di awal saja sementara seterusnya tubuh akan mulai beradaptasi dan menjadi terbiasa dengan keadaan.

Hal yang Intan suka ketika hujan adalah mencium bau darah di tengah derasnya hujan, sebuah sensasi yang terasa luar biasa bagi dirinya.


"Hmm?" melirik ke arah Bayu, membayangkan apa yang harus ia lakukan kepada dirinya karena terlalu bosan untuk menunggu.


 Membayangkan akan mencabut setiap kuku miliknya sebelum memotong jarinya satu persatu, sebuah rasa sakit yang akan menjadi dua kali lipat karena selain kuku, jarinya pun ikut menghilang dari tempat seharusnya berada.

 Menancapkan ujung pisau di tengah kedua telapak tangan dalam keadaan terbuka dan menahan kakinya menggunakan gerjaji mesin yang diletakkan di bahu. Sehingga ia terpaksa hanya memiliki kedua pilihan: 

 Lolos dengan rasa sakit yang teramat sangat di telapak tangan atau kehilangan kedua kakinya karena terpotong oleh gergaji mesin, apalagi jika melihatnya dalam keadaan Bayu sedang sadar. Sengaja tidak menutup mulutnya untuk membiarkan Bayu dapat menjerit kesakitan sepuasnya tanpa ada siapapun yang dapat menolong.

 Dan hal yang terbaik ketika itu terjadi, Bayu akan lebih memilih untuk segera mati saja ketimbang harus melihat kematiannya yang berjalan perlahan dan terlalu menyakitkan untuk dirasakan.


Ah, Intan sangat suka membayangkannya dan segera ingin mewujudkannya kali ini.


"Oh, mereka udah dateng," melihat sekitar ratusan kendaraan yang bermunculan dari berbagai arah, entah sengaja ataupun tidak tiba-tiba berkumpul di tempat yang berdekatan dengan rumah sakit.


 Saling merasa asing dan tidak percaya antar kelompok, semua orang terpaksa menuruti untuk datang ke tempat tersebut karena perintah dari pemimpin mereka masing-masing yang tentu saja pikirannya telah dikendalikan oleh Intan.

 Masih belum ada yang mengambil tindakan meskipun jumlah orang yang berkumpul di tempat tersebut ada banyak, semua orang terlihat tetap waspada dengan senjata masing-masing dan memasang raut wajah tegang karena tidak ada yang tau apa yang akan terjadi.


"Bos, kenapa kita datang ke tempat ini? kelompok lain juga ikut datang, ini berbahaya." khawatir dengan apa yang terjadi, melihat situasi yang semakin ramai karena kedatangan orang-orang dari berbagai tempat.

"Mereka adalah ancaman bagi wilayah kita, kita harus segera menyelesaikannya." pungkas seorang pria botak berumur empat puluh tahuhan yang terlihat bertubuh besar sekaligus kekar. Sebuah luka sayatan terlihat di pipi kanan pria tersebut, pandangannya tajam ke depan.

"Ini sudah seperti perang!" melihat semua orang telah dilengkapi dengan persenjataan masing-masing.


I'm Coming [END]Where stories live. Discover now