Tipping point

851 49 2
                                    


A/N: jangan lupa vote dan comment :)


 Pada akhirnya kepala tersebut berakhir tertancap dengan sempurna tepat di bagian gerbang depan sekolah di titik yang dapat terlihat oleh semua orang dari segala arah. Sebuah kepala tanpa badan yang akan menggemparkan siapapun yang telah melihatnya di tempat.


***


"Bagaimana? apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Pandu yang juga ikut berusaha untuk mencari solusi dengan apa yang sedang menimpa mereka sekarang.

"Kita pikirkan baik-baik, tidak boleh gegabah." pungkas Zafran berusaha untuk menenangkan.


 Mereka tidak bisa bergerak lebih jauh meskipun telah sampai di perbatasan terluar kota Surabaya. Jalanan terlalu ramai oleh makhluk-makhluk semacam mereka dan jika mobil dipaksakan untuk terus-terusan menerobos ke depan, maka akan ada beberapa bagian tubuh yang akan menyangkut dan membuat kendaraan menjadi mogok di tengah kerumunan mereka yang telah mati.

 Zafran mencoba untuk memikirkan langkah apa yang harus mereka pikirkan setelah ini. Jam telah menunjukkan pukul setengah lima sore dan jika mereka tidak berhasil sampai sebelum gelap datang, maka situasi akan menjadi lebih berbahaya dan akan sangat sulit untuk melakukan pergerakan.


"Markas, kalian bisa mendengarku?" panggil Agus yang telah mengubah frekuensi HT menuju frekuensi khusus yang hanya bisa diketahui oleh kelompok mereka.

"Ada apa?" Stevani juga ikut bingung karena meskipun Agus telah berulang kali melakukan panggilan kepada markas, sama sekali tidak ada siapapun yang menjawab.

"Tidak ada yang menjawab panggilan kita."

"Hanya ada dua kemungkinan, dilihat dari apa yang sedang terjadi." Pak Budi ikut berkomentar setelah cukup lama tidak angkat bicara.

"Apa maksudnya, pak?"

"Kemungkinan mereka memang terlalu berhati-hati dengan siapapun yang berada di saluran HT karena sulit untuk mempercayai orang asing pada masa-masa seperti ini dan yang kedua adalah karena memang ada sesuatu yang terjadi disana."


 Tidak ada yang tahu secara pasti mengenai apa yang harus mereka putuskan setelah ini, selama waktu masih terus berjalan, pembersihan terakhir akan semakin mendekat pada setiap detiknya.

 Zafran masih belum yakin untuk melakukan hal ini, ia bisa saja segera melakukan teleport mendadak dengan cara memberitahu Stevani ataupun Agus untuk membayangkan dimana lokasi markas mereka secara sekilas, namun tanpa adanya informasi yang jelas terlebih dahulu, ia tak bisa membawa semua orang langsung menuju ke tengah-tengah sebuah bahaya secara tiba-tiba.


(Suara ledakan secara beruntun)


 Suara tersebut sangat keras hingga orang-orang yang berasal dari puluhan kilometer jauhnya masih dapat mendengarnya. Tidak terdengar seperti suara ledakan pada umumnya karena ledakan demi ledakan tersebut terdengar lebih terfokus pada sebuah titik yang sama.


"Itu dari arah markas kita!" sangat yakin dengan apa yang terjadi barusan, terlebih dengan adanya asap hitam yang menggumpal di udara semakin memperkuat dimana posisi ledakan tersebut terjadi.

I'm Coming [END]Where stories live. Discover now