#5 (Revisi)

18.4K 1K 43
                                    

A/N: Jangan lupa vote dan comment :


"Mengerti?" tambahku.

"I iya" jawabnya menunduk lalu mencari-cari dimana dompetnya berada untuk mengambil uang miliknya.

"Ini, maafkan aku yang ceroboh ini" ucap Intan dengan nada gemetaran sambil menyerahkan selembar uang tiga puluh ribu.

"Yaudah, untuk kali ini aja" balas Nabila dengan nada ketus tapi tetap menerima uang dari Intan.

 Setelah itu Nabila langsung meninggalkan kami dengan teman-temannya meskipun kelihatannya ia masih kesal tentang barusan. Tapi aku masih bisa memakluminya karena sudah mengenalnya sejak lama.


"Lain kali hati-hati kalo bawa barang" ucapku mengingatkan sambil melihatnya masih tetap menundukkan kepala.

"I iya kak." jawabnya dengan nada  tidak gemetaran lagi.

"Ya udah, aku mau balik ke kelas" 

  

 Setelah itu, aku sudah tidak ingin nongkrong di kantin lagi hari ini tapi juga malas menuju ke kelas. Karena waktu istirahat masih tinggal 15 menit lagi jadi aku memutuskan untuk kembali mengecek kelas lamaku yang sudah menjadi bekas TKP.


Entah kenapa sepertinya masih banyak hal janggal yang tertinggal disitu. 


 Ketika sampai, di sekitar kelasku masih ada beberapa siswa yang sedang mengamati kelasku dari luar. Mereka semua memiliki alasan, tapi kebanyakan adalah hanya penasaran.

 Garis kuning dari polisi sudah dilepas dari kelasku yang berarti penyelidikan mereka sudah selesai, tapi kelasku ini masih belum dipakai karena perintah langsung dari pihak sekolah.    

 Aku membuka pintu kelasku dengan pelan sambil terbayang rekaman yang kulihat waktu itu. Setelah masuk, aku melihat jika tulisan yang ditulis di papan tulis sudah dihapus dan tempat ini sudah dibersihkan


Dari darah.


 Selain mengamati kelasku ini, aku mencoba untuk tidak melewatkan petunjuk yang tersisa meskipun kemungkinannya kecil. Dimulai dari mejanya Eka. 

  Masih ada sedikit cipratan darah yang menempel di mejanya, meskipun sudah mengering tapi masih dapat dilihat dengan mata.

 Belum puas aku mengamati tempat ini tapi bel istirahat sudah berbunyi duluan. Terpaksa aku kembali ke kelas setelah ini.

  Tiba-tiba aku dicegat di dekat pintu dan diberi pertanyaan "Kamu habis dari dalam kan?" oleh seorang cowok yang sepertinya satu angkatan denganku tapi aku tidak mengenalnya.


"Iya, emang napa?" balasku to the point karena sedang terburu-buru.

"Sebelumnya, namaku adalah Deni dan aku adalah ketua dari klub Detektif" 

"terus?"

"Ini tentang semua kejadian yang terjadi beberapa hari ini, tertarik untuk menyelidikinya?" jawab Deni bersemangat.

"Entahlah" jawabku ragu.

"Tidak apa-apa, jika sudah menemukan jawabannya segera hubungi aku dan barusan aku mengirimkan pesan lewat WA" balas Deni dan benar juga beberapa detik kemudian terdengar suara notifikasi dari hpku.

"Baiklah, aku duluan dulu" ucapku pamit yang langsung dijawabnya dengan anggukan.


***


  Jam sudah menunjukkan pukul 16:25 dan aku masih berada di dalam kamarku sambil mendengarkan musik dari laptopku.

  Disaat  yang sama aku juga masih menimbang-nimbang tawaran dari seseorang yang bernama Deni itu. Nama klub yang dia sebutkan itu terasa asing dan aku belum pernah mendengarnya di sekolahku.

 Masih dalam mode berpikir aku membaca pesan terbaru yang dikirim oleh Deni lima menit yang lalu. bertuliskan :


"Gimana?" tetapi aku masih belum meresponnya.

"Baiklah aku ikut, sepertinya ini akan menjadi menarik" balasku singkat.

"Oke" jawabnya dan setelah itu aku dimasukkan ke dalam sebuah Grup WA yang berjudulkan "Klub Detektif" dan anggotanya hanya lima orang termasuk aku.

"Kita akan kumpul anggota besok, informasi tentang waktunya akan menyusul" tambah Deni.

"Ok"


#TBC

I'm Coming [END]Where stories live. Discover now