#22

13.3K 861 95
                                    

A/N: Jangan lupa vote dan comment :)



"Aku habis bantuin beres-beres rumah tadi"-Lea

"Jadi gimana?" -tambah Lea lagi.

"Situasi juga malah jadi bertambah rumit, aku juga lagi mikir nih" -Deni

"Semuanya terjadi begitu cepat, kita saat ini hanya bisa menunggu Zafran terbangun dari komanya, entah sampai kapan kita harus menunggu karena dia adalah satu-satunya kunci utama untuk menemukan si pembunuh" -Arka

"Tapi kita kan masih belum tau kapan dia akan bangun?" -Tari

"Kita hanya bisa berharap saja sekarang..." -Deni

"Menurut kalian semua, para korban apa juga punya sebuah keterkaitan....maksudku semacam ada sesuatu hal yang membuat mereka jadi korban pembunuhan berantai?" -Arka

"Mungkin saja, tapi juga masih ada kemungkinan kalau mereka itu cuma korban random" -Lea

"Kepala sekolah? apakah mungkin dia juga termasuk korban dia?" -Arka

"Kalau dia juga korban si pembunuh, harusnya kan video waktu pembunuhannya kan udah disebar ke internet dan jadi viral lagi kayak video-video sebelumnya?" -Deni

"Yahh, mungkin aja ada alasan tertentu kenapa videonya tidak disebar?" -Tari

"Mungkin" -Arka



#Disisi lain...



*Zafran POV*



"Dimana aku? kenapa aku pake rok?" batinku heran.


 Aku tidak tahu sedang berada dimana saat ini, semuanya tampak tidak asing meskipun aku tidak mengingatnya. Dan juga aku tidak bisa bebas ketika menggerakkan badanku sendiri, bahkan untuk mengucapkan satu kata pun aku tidak sanggup, bagaikan mulutku sedang ditutup rapat oleh sesuatu yang berat.

Keadaan disekitar cuma terlihat buram, hanya ada beberapa tempat yang dapat aku lihat dengan jelas. 


Tunggu.


 Sepertinya aku baru sadar jika aku sedang berada di parkiran. Di kejauhan sana aku juga melihat seorang temanku, Eka.

 Dia terlihat sedang berjalan menuju ke kelas, dan entah mengapa tubuhku ini tiba-tiba bergerak sendiri seperti sedang mengikuti Eka dari belakang. Aku sama sekali tidak bisa menggerakan tubuhku dan bagaikan sedang melihat film yang ada di bioskop, bedanya kali ini aku merasakannya secara langsung.

Tubuhku ini terus mengikuti Eka dari belakang hingga kami berdua sama-sama sudah memasuki kelas.


"Meskipun aku cuma bisa melihat sekilas, tapi sejak kapan di tangan kananku ada pisau? aku sama sekali tidak menyadarinya dari tadi" batinku khawatir.


Tubuhku ini tiba-tiba saja langsung mendekati Eka dan tanpa sepatah kata pun badanku ini langsung menjambak kepala Eka dan menikam lehernya berulang kali.

Aku merasa ngeri melihat pemandangan yang sedang kulihat saat ini.

 Aku sedang melihat badanku bergerak untuk membunuh seseorang dan aku sama sekali tidak punya kekuatan untuk menghentikannya, bahkan untuk berbicara pun tidak sanggup.

Hingga akhirnya badan Eka terkulai lemas karena sudah kekurangan darah.


"Dug"


 Disaat yang bersamaan aku juga mendengar suara meja didekatku, dan ketika badannku membalikkan arah untuk melihat ada siapa yang ada disitu, aku melihat Widya yang sedang shock sambil menutupi mulutnya dengan kedua tangannya.

 Bahkan belum sempat Widya untuk meloloskan diri, lagi-lagi badanku ini bergerak dengan seenaknya sendiri dan memakai pisau yang barusan ia pakai untuk dilemparkan ke arah Widya hingga menancap.

Kejadian demi kejadian terus terjadi, hingga akhirnya Widya tewas kehabisan nafas karena dibekap oleh badanku ini.



Setelah itu keadaan disekitarku tiba-tiba menjadi gelap.



"Hahaha, sudah puas menonton sebagian kecil dari karya kita?" terdengar suara wanita psikopat yang mengerikan ketika didengarkan, entah darimana asal suaranya, tapi yang jelas suaranya terdengar menggema sekali


"Kita? aku tidak mengenalmu sama sekali. Siapa kau?" balasku dengan teriakkan pula


"Mau tahu siapa aku? aku adalah kau dan kau adalah aku......hahahaha"




#TBC

I'm Coming [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum