#6 (Revisi)

17.4K 1.1K 52
                                    

A/N : Jangan lupa vote dan comment :)



   Baru saja beberapa detik setelah aku mematikan hapeku, tiba-tiba terdengar notifikasi baru lagi. Dan ketika kubuka ternyata dari Nabila.


"Zafran" tulisnya lewat Whattsapp.


  Nabila memang sudah jarang untuk mengajak ngobrol denganku, tapi jika ia memanggilku seperti itu sepertinya ini terasa penting.


"Kenapa? tumben?" balasku.

"Belakangan ini aku sering merasa diikuti seseorang di sekolah, tapi aku tidak tau siapa orangnya." jawabnya.

"Dia bukan fansmu?" 

"Bukan, kali ini terasa beda. Aku nggak tau mau cerita ke siapa lagi, mereka semua ga percaya." tulisnya.

"Bisa saja aku jadi target pembunuhan selanjutnya" tambahnya.

"Hush, jangan bilang gitu. Kalo gitu aku saranin kamu kalo keluar jangan sendirian untuk amannya."

"Dan kalo bisa jangan terlalu sering di tempat yang sepi." tambahku.

"Emm, iya dehh. Makasih fran" balasnya.

"Iya"


Dan setelah itu hapeku mati, karena batrenya emang udah habis.


***


#Time skip


Kebesokan harinya..

  

 Seperti yang Deni bilang kemarin, hari ini Klub Detektif akan berkumpul dan lokasinya adalah kantin pada jam istirahat pertama.


Dan aku agak sedikit terkejut ketika mengetahui tiga anggota lain yang ada di Klub Detektif.


"Tariyska Alsa" 


 Dia seorang cewek yang satu angkatan denganku. Aku tidak terlalu mengenal dirinya, tapi menurut gosip yang beredar, ia adalah orang terakhir yang sempat dekat dengan Vino. Mungkin saja hal itu adalah alasan kenapa ia bergabung.

  Jika dilihat dari penampilannya, dia cukup tinggi bagi cewek seusianya. Sekitar 166 cm mungkin. Kulit yang cukup putih, rambut yang sengaja dikucir dan aku juga sempat mendengar jika dia jago dalam karate.


"Zahlea Winda"

  

 Bisa dibilang ia adalah yang termuda diantara kami berlima karena masih kelas sepuluh. Aku penasaran kenapa ia bisa bergabung.


Dan yang terakhir adalah "Erkana Zaky"

 Penampilannya terlihat culun karena kacamata yang ia pakai terlihat mencolok ditambah lagi tubuhnya yang kurus kering, tapi aku tidak terlalu mempermasalahkannya.


"Sekarang, kalian semua telah berkumpul." ucap Deni dengan bersemangat.

"Kalian sudah sempat berkenalan kan?" lanjutnya.

"Sudah" balas yang lain, sedangkan aku hanya mengangguk saja.

"Jadi, apa alasan kita dikumpulkan hari ini?" tanyaku langsung to the point.

"Tentang hal itu..." ucap Deni belum selesai tapi ia sibuk melihat-lihat kondisi sekitar kami.

"Jangan disini, aku rasa tidak pas. Ikuti aku" intruksi Deni yang sudah berdiri lalu mulai berjalan.

  Aku dan yang lainnya langsung mengikutinya, seperti yang ia bilang. Dan setelah itu Deni membawa kami ke tempat yang cukup sepi dari keramaian. Setelah merasa cukup, barulah ia berkata:


"Disini saja, kita bebas berkata apa saja disini" sambil bersandar ke sebuah pohon besar.

"Baiklah, lalu?" balas Erka yang sudah penasaran dari tadi.

"Aku sudah pernah bilang sejak pertama kali bukan? tentang kejadian beberapa waktu ini." jawab Deni.

"Iya" jawab Tari.

"Kita sedikit sekali mempunyai informasi tentang "dia" bahkan hampir tidak ada, maka dari itu aku memutuskan untuk membuat klub ini, meskipun tidak resmi sih..." jawab Deni.

"Tidak apa-apa, aku juga mempunyai alasan khusus bergabung disini" balas Tari.

"Aku juga/sama sepertiku" tambah Erka dan Lea secara bersamaan.

"Tadi kamu bilang, punya sedikit bukti tentang "dia", coba jelaskan ke kami" ucapku penasaran.

"Dia bersekolah disini juga, yang berarti orang itu ada di sekitar kita. Dan dia adalah cewek, aku menyadarinya ketika melihat video yang tersebar pertama kali." balas Deni.



#TBC

I'm Coming [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang