Eye

5K 249 8
                                    

A/N: Jangan lupa vote dan comment :)



 Menghiraukan panggilan tersebut, Novanto kembali melanjutkan perjalanannya dan tiba-tiba ia juga langsung mendapatkan sebuah balasan pesan setelah panggilan itu berhenti. Masih dari nomor yang sama dan pengirim yang misterius.


"Berhentilah melakukan apa yang sedang kau lakukan saat ini atau kau akan menyesal, selamanya." merupakan isi dari pesan misterius itu. Tak berbelit-belit dan langsung to the point.


"Hm, terdengar seperti ancaman klasik." pikir Novanto yang sama sekali tidak merasa takut sedikitpun  dengan ancaman barusan karena yang semacam sudah sering jumpai semenjak penjadi petugas dari awal.


 Dan seperti yang selalu terjadi semenjak dulu, tak ada gunanya untuk melacak sang pengirim hanya mengandalkan nomor yang ia pakai untuk mengirim pesan kepada Novanto karena tentu saja sang pelaku pasti sudah berusaha untuk menghilangkan jejaknya dengan berbagai cara yang ada dan selalu berkembang setiap saat.

 Mengandalkan insting dan logika. Setidaknya Novanto memang sudah menyadari tadi jika pergerakannya telah diawasi oleh beberapa pasang mata, tapi ia masih bersikap tenang tanpa menunjukkan rasa kegelisahan sedikitpun agar mereka tidak menyadarinya.

 Entah karena alasan apa ia diawasi, tapi yang jelas orang-orang yang sedang mengawasinya itu juga ikut mengawasi keadaan di pasar. Mungkin saja ia hanya salah mengira, atau saja mereka hanya bertugas sebagai pengintai atau bahkan pengawas saja, tentu saja mereka tidaklah resmi di tempat ini karena tanpa seragam dan identitas.


"Kuharap ada bantuan yang akan datang setelah ini." batin Novanto yang diam-diam sudah mengirim sinyal khusus lewat sebuah aplikasi perantara buatan yang hanya dimiliki dan dipakai oleh petugas yang ada di kantor. Aplikasi ini dibuat agar jika salah seorang petugas sudah merasa jika situasinya sendiri dalam kondisi yang berbahaya, maka ia bisa memanggil bantuan lewat aplikasi itu. Dalam catatan jika memang situasinya saat itu benar-benar berbahaya.


Lalu setelah itu ia kembali melanjutkan penyelidikannya di tempat itu.


***


"Uhuk-uhuk" bukan batuk biasa, melainkan batuk darah yang barusan keluar dari mulutnya.

"Masih kurang?" tanya seorang pria berbadan kekar di hadapannya saat ini, masih belum berhenti untuk memukulinya semenjak tadi.

"Cuih" meludah darah ke arah lain karena kondisinya sangat kacau saat ini.


 Wajah beserta tubuhnya kali ini penuh memar dimana-mana karena ia telah dihajar habis-habisan dalam kondisi tangan beserta kaki yang diikat rapat dan wajahnya yang ditutupi dengan kantung, membuatnya tidak bisa tahu dengan apa yang terjadi selama dirinya diikat.

I'm Coming [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang