#28

11.2K 682 27
                                    

A/N: Jangan lupa vote dan comment :)



 Deni berusaha semaksimal mungkin agar pijakan kedua kakinya saat ini terasa kuat agar dia tidak terjatuh, sedangkan Joseline juga tidak memberikan Deni banyak kesempatan karena ia langsung menendang telak ke arah perut Deni menggunakan kaki kirinya hingga membuat Deni harus terhempas ke belakang hingga hampir satu meter lebih dan menabrak dinding.


"Bergerak sedikit lagi dan kau kupastikan akan mati!" ancam Joseline sambil menodong Deni dengan pistol yang sedang ia genggam dengan tangan kanannya.


 Sedangkan Deni yang melihat dirinya sudah terpojokkan dan sedang ditodong oleh orang asing hanya bisa pasrah saja dan berharap Erka akan menolongnya.


"Tan, kelamaan ngurus dia.." keluh Joseline sambil menembakkan peluru pistolnya ke arah Erka dan Erka langsung jatuh dan tertidur karena memang dua peluru pertama yang akan keluar dari peluru Joseline hanyalah obat bius saja.

"Sialan kau, Erka sudah kau bunuhhh...." amuk Deni yang entah darimana setelah melihat Erka yang sudah tertembak dan dikiranya sudah mati oleh Joseline langsung berdiri dan hampir menerjang Joseline jika saja ia tidak menembakkan peluru biusnya ke arah Deni dan membuat Deni pingsan beberapa detik setelahnya.

"Padahal aku masih pengin main (bisa dalam artian, memukul, menendang, menyayat, menembak, membunuh dll) sama dia" tunjuk Intan ke arah Erka dan dibalik maskernya terlihat sedang cemberut.

"Jangan sekarang, kalau misi kita udah selesai, terserah kamu mau ngapain." balas Joseline mulai kesal.

"Iya dehh iya" timpal Intan yang menurut dengan perkataan kakaknya


 Setelah itu mereka berdua terus melanjutkan perkerjaan yang tadi sempat tertunda akibat ulah Deni dan Erka. Dan untungnya sama sekali tidak ada saksi di tempat mereka berempat sempat bertarung tadi karena sebenarnya saat ini bukanlah waktu menjenguk di rumah sakit, jadi sepanjang lorong rumah sakit terasa sepi.

 Setelah itu Joseline juga memutuskan untuk mulai tidak bermain aman lagi, karena menurutnya ia juga harus berani mengambil resiko.

 Mereka berdua terus menggiring mayat si kepala sekolah hingga menuju lift yang biasanya khusus dipakai untuk menaikkan pasien menuju kamarnya, maka dari itu luas liftnya terasa lebih daripada lift yang biasanya.

 Joseline tidak menduga ini, ketika mereka berdua sedang turun menuju ke bassemant, tiba-tiba juga ada yang memencet tombol lift dari lantai dua. Tentu saja mereka berdua langsung menjadi waspada dengan siapapun yang akan mereka temui di bawah.


 Intan juga sempat terlihat menyeringai ketika menyadari bunyi lift tanda mereka telah sampai di lantai dua. Dan ketika pintu lift terbuka, terlihat sosok dokter yang berjenis kelamin pria dan sudah berumur terlihat dari rambunya yang lebih banyak warna putihnya ketimbang warna hitam.

 Dokter itu memasuki lift tanpa curiga sedikit pun terhadap dua orang petugas yang sedang membawa mayat diatas meja roda, ia pikir, mereka berdua hanyalah petugas yang cuma lagi sial kebagian shift malam.


"Kalian kebagian shift malam ya?" tanya Dokter itu tiba-tiba tanpa melihat kebelakang tanpa memperlihatkan wajahnya yang sudah pucat dingin sedangkan Intan saat ini terlihat sudah siap dengan pisau yang ada di balik badannya saat ini dan berniat ingin memakainya jika saja tangannya tidak ditahan dengan kuat oleh Joseline.

"Iya dok, padahal enak shift pagi aja..." balas Joseline berusaha untuk mencairkan suasana.

"Haha, kalo gitu nikmatin aja malam ini, rumah sakit ini ga serem kok.." dan tepat setelah ia berkata seperti itu, pintu lift sudah terbuka tanda mereka sudah sampai di bassement.

"Iya dok, haha" balas Joseline sambil mendorong meja si mayat Kepala Sekolah keluar dari lift bersama Intan.


Dan ketika mereka berbalik ke arah lift, terlihat tidak siapa-siapa lagi di dalam alias kosong sebelum pintu lift benar-benar tertutup dan mulai naik menuju lantai empat.


"Hah, orang itu kemana?" tanya Intan yang keheranan karena 

"Dia bukan manusia." balas Joseline simpel.



#TBC

I'm Coming [END]Where stories live. Discover now