12 - First Thing

4.5K 457 23
                                    

♢♢♢




Tak terasa pernikahan Yeseul dan Yoongi kini telah memasuki minggu ke empat, mereka menjalani hari-hari seperti biasa. Yoongi yg sibuk dengan rutinitas kantornya, dan Yeseul sibuk menghabiskan waktunya di toko bunganya. Walaupun sering kali terkadang hanya menjenguk saja, karena tak jarang Yoongi mengajaknya makan siang atau bepergian.
Memang tak seperti kebanyakan pasangan menikah lainnya, karena mereka menikah adalah kejadian dadakan yg di sebabkan oleh Yoongi sendiri. Tanpa ada pacaran atau perkenalan lebih dengan cepat dan beraninya Yoongi melamar gadis itu, ditambah lagi Yeseul dengan memikirkan hanya dalam kurun waktu 3 hari ia menerima ajakan dari Yoongi.
Tapi toh sampai sekarang mereka baik-baik saja kan, jadi tidak ada yg perlu disalahkan disini. Yoongi semakin nyaman dan terbiasa bersama Yeseul, dan begitupun sebaliknya.

Tentang Yeseul yg kadang masih mengurus usaha kecilnya itu, memang sempat di keluhkan oleh Yoongi. Pria itu malah ingin Yeseul berdiam diri di rumah atau bisa saja ia memerintahkan orang untuk menjaga tokonya, tapi Yeseul menolak dengan halus permintaan Yoongi. Baginya toko bunga itu, adalah kesenangannya sendiri karena setidaknya ia tak mati bosan karena harus menunggu suaminya pulang.
Cukup wajar alasan gadis itu, belum saatnya ia menutup toko sepenuhnya. Jika ia benar-benar siap katanya.

Kian hari hubungan Yoongi dan Yeseul makin dekat, tak khayal perhatian-perhatian kecil sering terjadi di antaranya. Yoongi termasuk pria yg langsung bertindak sedangkan Yeseul termasuk berbicara terlebih dahulu.
Yeseul terkadang membuat makanan untuk Yoongi, walau sebenarnya Yoongi akan marah. Tapi Yeseul bersikeras dengan alasan bahwa ia adalah seorang istri lagipula ia tak merasa kerepotan jika harus memasak ataupun menyiapkan keperluan Yoongi. Lagipula ia juga malah sedang mencari kegiatan, dari pada merasa bosan.
Pria itu merasa gadis itu termasuk perhatian terhadap hal-hal kecil orang disekitarnya, baik itu siapapun yg sudah dekat dengannya. Jangan lupakan sifatnya yg penutup itu, makanya ia terkadang canggung dengan orang lain.
Ia merasa jika Yeseul memang pantas dijadikan istrinya, sebab gadis itu memang memiliki kriteria yg cocok dengan Yoongi. Sosok hangat yg selalu peduli, dan menyayangi tentunya.

Pagi ini Yeseul lagi yg menyediakan sarapan, memang ia di bantu oleh beberapa pelayan disana. Karena jika tidak Yoongi akan memecat mereka, Yeseul juga terkadang kesal jika ia dimarahi oleh Yoongi padahal ia hanya ingin menjadi istri yg baik bagi pria itu.

Sebelumnya Yeseul telah menyiapkan pakaian kerja untuk Yoongi hari ini diatas kasur seperti biasa, ketika ia sudah membangunkan pria itu dan menyuruhnya bergegas mandi. Memang agak sulit membangunkannya, entah karena lelah atau ia memang tukang tidur. Itu sudah jadi harian bagi Yeseul melihat kelakuan Yoongi.

Ketika Yoongi, datang bersamaan dengan baru tersajinya makanan yg di buat oleh Yeseul tadi. Pria itu mengambil tempat duduknya, kemudian Yeseul mengambil dan meletakan beberapa pancake di atas piring Yoongi.

"Pancake?" Tanyanya membuat Yeseul berdehem.

"Ya, kau mau sirup atau coklat?"

Yeseul membenarkan seraya menaruh segelas susu cair di dekat piring Yoongi.

"Sirup." Kemudian Yeseul menuangkan sirup ke atas Pancake Yoongi.
"Terimakasih." Ucapnya lagi, membuat Yeseul tersenyum. Senyuman pagi yg selalu membuat Yoongi bersemangat, ketika bangun. Senyuman tulus dan hangat yg di berikan gadis itu, setelah gadis itu melakukan sesuatu yg sangat di sukai Yoongi.

Yoongi menyukai ketika Yeseul yg bersikap hangat padanya, dan selalu melakukan hal-hal baik kecil ataupun besar sebagai istri yg baik bagi Yoongi.
Kini pria itu merasa terbiasa, bahkan ia melihat gadis itu dan mendengarkan gadis itu membangunkannya memanggil namanya ketika di pagi hari ialah hal yg biasa bagi Yoongi. Ia menyukai ketika gadis itu mencurahkan perhatiaannya kepada Yoongi, menunggu pria itu pulang. Menyambutnya, dan menyediakan keperluan Yoongi. Walaupun pria itu dapat melakukannya, oh jangan lupakan status istrinya. Itu membuat Yoongi sudah terbiasa dan mulai bergantung terhadap kegiatan yg sering dilakukan istrinya itu.

Yoongi kemudian memakan sarapannya, sedikit demi sedikit. Karena Pancake itu bisa saja membakar mulutnya karena panas. Enak, pikirnya. Istrinya memang bukan Chef handal, tapi masalah rasa ia mengatakan dengan sungguh bahwa apa yg telah di buat dengan tulus dan kasih sayang itu akan terasa enak dan lezat. Terutama jika orang terkasih yg membuatnya, tentu rasanya bisa mengalahkan makanan di restoran yg di buat oleh koki-koki handal lainnya.

"Kau yg membuatnya?"

Yeseul menangguk, seraya menuangkan coklat cair ke atas pancake-nya.

"Iya, kenapa apa asin atau bagaimana?"

Ia menatap suaminya seraya menunggu jawaban dari rasa makanan yg ia buat tadi.

"Tidak, ini enak. Cukup enak untuk buatan rumahan. Dibanding buatan restoran."

Jawaban itu membuat Yeseul menganggukan kepalanya, kemudian iapun memakan sarapannya. Mereka kemudian terdiam hanya bunyi dari dentingan antara pisau dan garpu yg mengisi suasana makan, jangan lupakan bahwa mereka memang terbiasa seperti itu, peraturan utama meja makan tidak boleh berbicara. Bukankah orang yg terbiasa hiduo teratur akan seperti itu, itulah mereka berduapun termasuk dari orang seperti itu.

Setelah menghabiskan sarapan, Yeseul kemudian bangkit untuk membersihkan bekas-bekas perkakas sarapan mereka dibantu oleh beberapa pelayan yg berjaga di dapur.
Setelah selesai ia menuangkan air putih dan memberikannya untuk suaminya itu.

"Terimakasih."
Ucap Yoongi seraya tersenyum ketika memberikan gelas yg sudah kosong itu kepada Yeseul.

"Kau selalu mengucapkan itu."
Yeseul tersenyum kembali, sembari mengambil gelas itu dan memegangnya.

"Bukankah kau juga sering melakukannya padaku?" Goda Yoongi, membuat Yeseul terkekeh kemudian berjalan menaruh gelas itu ke dapur.

Kemudian ia mengantarkan Yoongi ke depan rumah mereka, karena Yoongi sebentar lagi akan berangkat ke kantornya.

"Aku akan pulang terlambat hari ini, tapi kita akan makan siang diluar nanti. Apa kau akan ke toko lagi?" Kini mereka telah berada di teras rumahnya.

"Ya, aku akan ke toko siang ini."
Jawabnya pasti, tak lama mereka berdua tersenyum. Kemudian Yoongi memegang bahu Yeseul dan ia mengecup kening gadis itu sejenak. Spontan aksi Yoongi itu membuat Yeseul terdiam kemudian tersenyum senang

"Aku akan menjemputmu nanti disana, aku berangkat dulu. Jaga dirimu." Ucapnya seraya masuk kedalam Hyundai Sonata-nya itu.

"Ya, kau juga hati-hati dijalan." Balas Yeseul seraya melambaikan tangannya pada mobil suaminya itu yg kemudian meninggalkan kediaman mereka stelah melewati gerbang depan.

Sudah jadi biasa jika pria itu pergi berpamitan ketika Yeseul mengantarnya sampai keluar, namun untuk ciuman tadi. Yeseul bersumpah bahwa itu baru saja di lakukan oleh Yoongi padanya ketika hendak berangkat. Biasanya Yoongi akan pamit dan melambaikan tangan seraya tersenyum saja. Tapi demi apapun tadi ia baru mendapat ciuman di kening oleh suaminya, itu artinya pria itu sayang padanya. Hal itu membuat Yeseul tersenyum sendiri, kemudian ia kembali masuk. Dan menghilangkan pikirannya itu.

Jadi apa Yoongi sudah cukup membuktikan bahwa ia memiliki rasa kepada Yeseul, seperti Yeseul juga memiliki rasa kepada Yoongi. Tidak ada yg salah bukan jika mereka saling mencinta, karena mereka adalah suami istri. Dan bukannya pasangan yg sedang diam-diam berkencan atau melakukan perselingkulan. Mereka adalah suami istri, sepasang anak muda yg memang telah di satukan oleh Tuhan melalui ikatan pernikahan dan janji suci yg di saksikan oleh orang-orang terkasih mereka di sebuah altar yg di berkati juga oleh pendeta dan para jemaat lainnya. Jadi sah saja mereka melakukannya.



♢♢♢

Tanggapannyalah guys.. entah bagus atau gak ini menurut kalian intinya ini masih berlanjut, pokok ceritanya belum masuk memang agak bosenin sih. Pendapatnya ajalah kaya gimana.

By : Choco Matcha

[COMPLETE] The Way Of Life- MIN YOONGI×AHN YESEULWhere stories live. Discover now