18 - A Problem

3.5K 286 29
                                    

.

.

.

.

.

.


Apa yang ada di benak Yeseul saat ini adalah, kosong. Tidak. Bukannya kosong namun karena terlalu banyak hingga ia hanya melamun, menatap cangkir teh yang masih terisi setengah teh Chamomile nya yang sudah disajikan oleh Jaerim sejak 1 jam yang lalu. Walau pengunjung di Cafe tersebut hanya beberapa orang namun Jaerim nampak sibuk membuat beberapa kue pesanan yang akan diambil nanti. Lagi pula Jaerim sudah melihat Yeseul yang dari awal masuk nampak lesu, jadi Jaerim memutuskan untuk kedapur saja. Karena ia tahu bahwa Yeseul mungkin saat ini butuh waktu tenang. Karena tidak biasanya Yeseul memesan teh Chamomile, kecuali disaat ia rehat dari kejenuhan atau kegelisahan saja. Jaerim, hanya membuang nafas berat melihat tingkah Yeseul. Jaerim hanya menunggu, waktu yang pas untuk meminta Yeseul yang menceritakan karena Yeseul bukan tipe orang yang asal menceritakan masalahnya ketika pikirannya sedang rumit, Jaerim tahu itu.

.

.



.

.

" Bagaimana, apa kau sudah tahu siapa dan latar belakang wanita itu? " Tanya seorang pria kepada seorang gadis berusia 20 tahunan didepannya.

Gadis itu mengangguk, kemudian memberikan sebuah berkas yang di sampulkan dengan amplop coklat besar kepada pria dihadapannya.

" Ini dokumen yang anda minta, hanya ini yang dapat saya berikan Tuan. " Gadis itu menjeda kemudian kembali bersuara. " Bagaimana, tentang kesepakan kita Tuan, apakah pembayaran untuk untuk kedepannya masih lancar? " Pria itu, hanya tersenyum miring tanpa menatap lawan bicaranya yg berada di depannya.

" Tentu saja. Apa aku pernah ingkar janjiku? " jawabnya.

" Lagipula, kau tahu bahwa aku adalah orang yang selalu menepati janjiku. Selama orang itu mengikuti kesepakatanku. Kau harus ingat itu, Miss Nancy Lee. Kau juga harus ingat keluargamu yang masih berutang nyawa padaku. Camkan itu baik-baik. " Ucapan pria itu sedikit membuat Nancy bergetar antara ketakutan dan juga amarah yang tidak dapat ia lampiasankan, terutama pada sosok didepannya ini.

Perkataannya yang lembut namun begitu tersirat ancaman yang begitu kuat di setiap kata perkata. Membuat nyali Nancy yang semula hendak memaki dan menyobek wajahnya jadi lenyap di bawa hembusan angin begitu saja. Walau begitu kepalan tangan yang geram hendak mengamuk masih terlihat di sana.

" Baiklah tuan Park Jimin, saya akan akan hal itu. Dan tidak akan saya ulangi kembali, tolong maafkan perkataan saya yang lancang tadi. " Nancy membungkuk kepada Park Jimin, pria yang dihadapannya saat ini. Walau ia hendak menangis, saking menahan amarahnya. Namun Nancy masih bisa menahannya.

Jimin, menyeringai sebelum pergi. Ia berujar sebelum pergi yang membuat Nancy bergetar kembali.

" Kau tahu Nancy, aku tidak pernah segan-segan untuk menghancurkan apa yang harus kuhancurkan! " kemudia pria itu pergi setelah berujar demikian. Hati Nancy seperti tertohok, ia sangat tahu bahwa pria itu sangat nekat.



.



.

.

Setelah kejadian dimana Yoongi pulang larut malam, ketika paginya ia pergi untuk melakukan perjalanan dinas luar Negeri. Sebenarnya Yoongi sedikit keberatan meninggalkan Yeseul selama itu. Ia tak ingin meninggalkannya, namun ketika diajak Yoongi pun Yeseul menolaknya.

[COMPLETE] The Way Of Life- MIN YOONGI×AHN YESEULWhere stories live. Discover now