Prolog

45.8K 3.9K 234
                                    

PROLOG

Cowok ganteng itu bisa menjelma menjadi makhluk paling berbahaya karena mereka mampu menjatuhkan pertahanan lawan jenisnya hanya lewat sorot matanya.

Sebagai cewek yang hampir setiap hari tenggelam dalam cerita fiksi, aku tahu benar mengenai perumpamaan itu. Penulis sering menggambarkan pemeran utama laki-laki sebagai cowok dengan tampang di atas rata-rata, meskipun dianugerahi karakter yang buruk, si lelaki itu tetap jadi pujaan cewek-cewek dalam cerita tersebut, bahkan menjadi pujaan para cewek berjiwa fangirl yang membacanya. Hal itu cukup membuktikan bahwa kegantengan seorang cowok punya pengaruh besar terhadap cewek-cewek. Nggak peduli karakternya bagaimana, orang ganteng tetaplah menjadi orang ganteng. Kodratnya hanya untuk dipuja.

Awalnya aku kira hal semacam itu hanya berlaku di novel-novel, film-film, atau drama-drama yang biasa kita nikmati. Tapi kemudian, orang-orang di sekitarku membuktikan bahwa hal itu memang berlaku di dunia nyata. Contohnya saja Adri. Kakak sepupuku yang tinggal serumah denganku. Dia rela menebalkan mukanya demi mendapatkan cinta dari Arsen Arlando. Seorang model ganteng yang kebetulan satu kampus dengannya. Kak Adri memasang poster Arsen Arlando berukuran besar di dinding kamarnya. Waktu itu dia bahkan sempat menyatakan cintanya, namun berujung penolakan. Meskipun begitu, sampai saat ini dia belum menyerah dalam upaya mendapatkan hati model terkenal itu.

Ketika aku tanya alasannya kenapa dia bisa cinta setengah mati sama Arsen, dia bilang, Arsen itu ganteng. Mereka bahkan nggak terlalu saling mengenal. Tapi hanya dengan melihat 'sampulnya' saja, Kak Adri terpesona bukan kepalang.

Bukan hanya Kak Adri, ada beberapa teman-temanku yang imannya juga kadang goyah kalau berhadapan dengan cowok ganteng. Nggak bisa ditampik, akupun begitu. Cewek mana yang nggak gigit jari melihat wajah Ethan Dolan yang menghias layar ponselnya? Atau melihat Justin Bieber berpose dengan seringai bad boy? Atau bahkan, melihat personel EXO berjoget begitu keren di atas panggung? Well, mungkin cewek-cewek nggak langsung jatuh cinta, tapi pasti terbesit rasa kagum di hatinya.

Penjelasan panjangku itu kurasa cukup untuk menggambarkan bagaimana pengaruh cowok ganteng bagi cewek-cewek yang notabene-nya berjiwa muda sepertiku.

Ketika aku menginjak jenjang SMA, aku mulai membentengi diriku. Aku boleh kagum dengan karakter novel, anggota boyband, selebriti luar negeri atau semua cowok ganteng yang mungkin hanya bisa aku lihat lewat layar ponsel tanpa mungkin membuat kami berurusan di dunia nyata. Tapi, aku nggak boleh jatuh cinta dengan cowok ganteng yang kehadirannya nyata bagiku. Karena ada orang ganteng di dunia ini, yang bila didekati, hanya akan menimbulkan sakit hati.

Aku, Gea Givanna Putri, bukanlah primadona sekolah, bukan cewek dengan kepopuleran ataupun kecantikan yang bisa dibangga-banggakan di hadapan dunia. Aku sudah cukup tahu diri dengan apa yang kupunya. Itulah sebabnya aku berusaha membentengi diriku untuk tidak jatuh cinta sama cowok ganteng. Ditolak karena kamu nggak cukup pantas buatnya, adalah bentuk nyata dari patah hati yang sesungguhnya.

Tapi, semua hal tak selalu berjalan sesuai rencana.

Saat itu, dia datang. Matanya yang dipayungi alis tebal itu menatapku dengan sorot yang tak pernah aku terima sebelumnya. Sorot mata yang seakan mencoba menembus relung hatiku yang paling dalam. Sekejap, benteng tak kasat mata yang sudah kubangun dengan susah payah hancur begitu saja di bawah kakiku.

***

Just a Friend to You Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz