Chapter 18 : Pesta Jess

15.9K 2.4K 415
                                    

Bel rumah yang berbunyi membuat punggungku yang semula bersandar di sofa kontan menegak. Aku melirik Kak Adri, cewek itu tersenyum menggoda lalu dengan langkah secepat kilat dia menuju daun pintu setelah sebelumnya menggumamkan sesuatu dengan nada menyebalkan.

"Biar gue yang bukain, gue penasaran berat sama yang namanya Rafa."

Aku mengembuskan napas keras. Seharusnya sejak awal aku tidak memberi tahu sepupuku kalau aku akan pergi bersama Rafa ke pesta Jess hari ini, jadi dia tidak heboh seperti itu.

Aku segera menyusul Kak Adri menuju daun pintu. Disana, kulihat Kak Adri dan Rafa sudah berdiri berhadapan. Terdengar suara Rafa yang seperti sedang memperkenalkan dirinya.

"Raf, langsung pergi aja gapapa, ya?" tanyaku. Jengah dengan tatapan penasaran Kak Adri pada cowok yang kini mengenakan kaus putih yang dibalut blazer hitam tersebut.

Rafa mengangguk. "Saya izin bawa Gea ya, Mbak," ucapnya pada Kak Adri yang langsung dihadiahi sebuah pelototan. Aku nyaris saja menyemburkan tawa mendengar keformalan Rafa dan panggilan "Mbak" yang disematkannya.

"Panggil Kak Adri aja," ralat Kak Adri. "Beneran nggak mau masuk dulu nih?"

"Oh, maaf, Kak Adri. Makasih tawarannya, tapi kayaknya nggak usah, takutnya telat ke rumah Jess-nya. Titip salam aja sama orang tua Gea."

Aku tersenyum kecut. "Langsung aja ya, Kak. Bilangin sama Bunda gue pergi."

"Oke deh, hati-hati. Pulangnya jangan terlalu malam."

Aku dan Rafa kompak mengangguk. Kemudian kami segera berjalan keluar teras.

"Motor lo dimana?" tanyaku.

Rafa menoleh sekilas, "Di rumah."

Aku menatapnya bingung. Namun, kebingunganku tak bertahan lama ketika kutemukan sebuah CRV hitam yang terparkir tanpa pengemudi di depan pagar rumahku. Rafa memencet tombol di kunci dalam genggamannya, lalu terdengar bunyi yang menandakan bahwa pintu mobil terbuka.

Rafa membukakan pintu padaku. "Masuk, Ge."

Ah, dia sungguh gentleman.

Masih dilanda keterkesimaan, aku masuk ke mobil tersebut diikuti Rafa beberapa detik kemudian. Dia memasang seatbeltnya, aku pun melakukan hal yang sama.

"Kita berangkat sekarang?" tanyanya yang kusambut anggukan sekenanya.

CRV hitam ini pun melaju membelah jalanan.

"Gue kira lo bakal bawa motor," kataku untuk mengusir kecanggungan dalam perjalanan.

"Nggak akan nyaman buat lo," balas Rafa sambil tersenyum. "Tapi kalau lo emang mau jalan-jalan pake motor malam hari, bisa diatur nanti."

Candaan yang lumayan lucu dan berhasil membuat rasa GR-ku terbit. Aku cuma mampu membalasnya dengan dengusan geli.

"Gue baru tahu lo bisa bawa mobil. Ini mobil lo sendiri?"

"Bukan, punya bokap."

Aku mengangguk-angguk seakan paham. "Lo tahu rumah Jess, kan?"

"Tau, kok. Gue pernah kerja kelompok di rumahnya pas kelas dua kemarin. Btw, lo kasih kado apa buat Jess?" tanya Rafa sambil melirik paperbag kecil di pahaku.

"Ada deh! Lo beliin dia kado juga, kan?"

"Iya, ada dalam dashboard, ambil aja kalau mau liat."

Just a Friend to You Where stories live. Discover now