Chapter 27 : Sebagai Teman

11.7K 2.2K 316
                                    

Sesuai janji, aku update setelah vote di chapter sebelumnya nembus 1k. Terimakasih dan selamat membaca!❤️

Chapter 27

Aku dan Arka memilih kedai nasi goreng yang letaknya tak terlalu jauh dari rumahku. Kedai ini terbilang biasa, kami duduk saling berhadapan dan lesehan layaknya di restoran pecel lele. Kami sudah memesan, tinggal menunggunya tiba saja.

"Emang nggak papa ya lo ninggalin mama lo padahal dia udah nyempetin waktunya buat dateng ke rumah?" Arka lebih dulu membuka suara.

"Gapapa, kok. Sebenernya kemarin mama juga udah datang. Jadi kami lumayan banyak ngabisin waktu bareng."

"Oh, syukur deh kalau gitu."

"Tapi kemarin dia datengnya bareng Nauri."

"Oh ya? Apa ada hal nyebelin yang terjadi?"

"Ada pastinya! Gue sama Nauri disuruh jalan bareng. Ke toko buku," ucapku dengan nada kesal.

Arka terkekeh. Dia tahu aku punya hubungan yang buruk dengan Nauri. "Ada war yang terjadi setelahnya?" dia bertanya setengah menebak.

"Kayak biasa dia punya banyak stok kata-kata buat mancing emosi gue."

"Gimana kabar Nauri? Sampe sekarang gue masih kepengin ketemu dia langsung dan ngeliat seberapa nyebelin dia sebenernya. Denger cerita lo, kayaknya seru banget."

"Sialnya dia baik-baik aja," dengusku. "Jujur ya gue berharap banget lo nggak pernah ketemu dia."

"Kenapa emangnya?"

"Tampangnya tuh lumayan. Kalo lo naksir dia bisa berabe!"

"Gue juga pilih-pilih kali mau naksir orang. Masa iya mau sama medusa."

"Selly juga medusa, dan lo mau-mau aja," balasku datar.

Tanpa kuduga Arka tertawa ngakak. "Sial. Lo bikin gue kehabisan kata-kata."

Aku memangku tangan di atas meja dan menatap Arka dengan ekspresi penasaran. Kayaknya dia lupa bahwa ini adalah saatnya dia bercerita tentang dirinya dan Jess.

"Lo sama Jess kenapa bisa bubar?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.

Tawa Arka langsung tak bersisa. Mungkin ia tak menyangka aku langsung bertanya to the point. Kemudian senyum tanpa arti terbit di bibirnya. "Takdir."

Aku menghela napas pelan. Kayaknya memang Arka tidak mau membicarakan tentang itu padaku.

"Okelah, gapapa kalau emang nggak mau cerita. Gue menghargai privasi lo," ucapku mengalah.

"Udah nggak cocok lagi, Ge," Arka buru-buru menjelaskan.

Jawaban yang sama dengan yang Jess berikan.

Tepat saat itu, pesanan kami tiba. Arka menyuruhku makan dulu, baru kami akan lanjut membicarakan tentang Jess. Aku menurutinya. Selama beberapa menit kami fokus pada makanan di atas meja ditemani suara pengamen laki-laki berusia muda yang menyanyikan lagu Anji.

Aku menyadari ada beberapa pasang mata disini, khususnya cewek yang melirik Arka dengan sorot kekaguman. Arka memang punya tampang yang membuat cewek menoleh dua kali.

Setelah kami selesai makan, Arka lebih dulu membuka suara. "Jess cerita apa aja ke lo?"

Aku menenggak habis air putih di gelasku kemudian menjawab pertanyaan itu dengan jujur. "Jess bilang kalian udah putus. Alasannya karena emang nggak cocok lagi. Lo dinilai sebagai cowok yang nggak bisa memprioritaskan dia padahal seharusnya dia punya arti penting buat lo."

Just a Friend to You Where stories live. Discover now