[1] Cowok Penakut

19.1K 975 34
                                    

Vomment, please.. :)

+++ 

“Vicaaaa!” teriak seorang cewek yang sedang berdadah-dadah ria tak jauh dari hadapanku. Aku membetulkan letak kaca mataku, lalu tersenyum dan berjalan cepat ke arahnya.

“Mel, yang lain belum datang yaa?” tanyaku saat berhenti tepat dihadapannya. Mellody atau yang biasa dipanggil Mello—cewek tersebut mengangguk.

“Iya nih, tapi Ibie sebentar lagi sampai kok, jaraknya dua meter dari gerbang, kalau Cherrie dia baru keluar dari rumahnya, baru tiga meter dari rumahnya malah dan Vannie dia sudah semeter di belakang ki—“

“Hai,” sapa seseorang dari belakang. Kami serempak menoleh dan benar saja ada Stevannie atau yang biasa dipanggil Vannie.

Kalian bingung kenapa Mello sampai bisa tahu jarak mereka? Bukan, dia bukan pakai GPS. Tapi, dia bisa nyium dan mengenali bau seseorang dari jarak jauh dan bisa tahu jarak seseorang tersebut, bisa dibilang dia punya magical senses pada hidungnya.

“Hai, Van!” sapa kami serempak. Vannie mengangguk, lalu diam dan memandang sekitarnya. Dia memang pendiam, bukan pendiam yang nerd, tapi pendiam yang keren. Bisa dibilang dia itu Ice Princess di sekolah ini.

“Haii, Vica, Vannie, Melloooo!” teriak Ibie nyaring. Bahkan beberapa orang yang disekitar kami ikut menoleh.

Dia memang begitu, paling ribut dan dia itu tomboy.

Please, Bie. Jangan panggil gue Melloooo atau lo mau gue panggil Barbie, huh?”

“Nooo!” serunya lantang. Satu hal lagi tentang Ibie, dia paling gak suka dipanggil Barbie, padahal namanya memang Barbie. Makanya dia menyuruh kami untuk memanggilnya Ibie.

“Cherrie belum datang? Dasar nona playgirl satu itu, sudah kelas 12 masih aja suka terlambat,” gerutunya.

Oh ya, ngomong-ngomong soal kelas 12. Sekarang tahun ajaran baru dan kami naik ke kelas 12. Tak terasa ya, padahal rasa-rasanya kami masih kelas 11 saja. Aku jadi ingat pertama kalinya kami bertemu, saat kelas 11 tepat ketika kami berusia 16 tahun di taman belakang sekolah.

“Iya, gue juga gak nyangka,” celetuk Ibie. Aku menoleh, ah dasar anak itu, mentang-mentang bisa dengar suara orang, meskipun cuma diucapkan dalam hati. Jadi, seenaknya nyambung-nyambung perkataan orang.

“Hehe, maaf deh, Vica,” celetuknya sambil menunjukkan dua jarinya membentuk tanda peace.

 “Woy, kalian jangan ngomong sendiri gitu deh, tau yang sama-sama bisa telephaty,” gerutu Mello sebal. Aku tertawa.

“Iya, maaf deh, Mello,” kataku sambil nyengir singkat ke arahnya.

Hello guys!” sapa Cherrie. Nah, ini nih most wanted girlnya sekolah telah datang. Ratu playgirl sekaligus ratu shopping ini yang paling gaul dan terkenal diantara kita. Tapi, anehnya dia mau saja berteman dengan kita. Padahal bisa saja dia berteman dengan sederajatnya, anak-anak mall gitu.

“Lo kebiasaan deh, suka datang paling lambat,” cibir Ibie. Cherrie hanya meringis.

“Cabs yok, cari kelas baru!” seru Cherrie.

“Gak usah, gue udah tahu,” kataku cepat. Cherrie menatapku curiga.

“Kali ini lo baca pikirannya siapa?”

“Anak-anak yang lewat tadi, gue sama Ibie di kelas 12 IPA 1. Lo, Mello, sama Vannie di 12 IPS 1,” kataku pada Cherrie.

“Ck, kita bertiga sekelas lagi? Sama-sama IPS 1, lagi” kata Mello. Aku mengangguk.

[MS-1] Love and FearsWhere stories live. Discover now