[5] LovAldo

11.4K 792 18
                                    

Hai, sorry slow update yaa :"  Wajib baca A/N di bawah yaa! 

+++

Sekarang, kami berlima berkumpul di perpustakaan sekolah. Kita duduk mengelilingi salah satu meja yang berada di perpustakaan, membicarakan berbagai hal tentang kita—seperti keanehan yang kita miliki dan soal our life will change itu.

“Eh, pulangan ke rumah gue yok, bunda baru buat pudding buah buat kita semua,” seru Mello sambil tersenyum lebar.

“Wah, gue kangen sama pudding buatan nyokap lo yang enak banget, gue mauuu!” seru Ibie bersemangat.

“Ekhem, Mello, sorry,  gue gak bisa ikut,” ucapku menyesal. Padahal aku juga ingin makan pudding buatan nyokapnya Mello. Aiissh..

Kalau aja aku gak ada janji sama cowok penakut itu.

“Loh? Kenapa? Biasanya lo paling suka sama pudding, Vic,” tanya Mello bingung.

“Gue harus ngajarin anak orang, Mel. Itu gara-gara planning memuakkannya Bu Enny yang katanya ingin menyelamatkan anak kelasnya supaya tak tertendang ke kelas lain,” ucapku sebal.

“Loh? Terus, si Ibie juga dong?” celetuk Cherrie. Ibie menggeleng mantap.

“Gue termasuk orang yang gak disuruh ngajarin anak baru,” seru Ibie riang. Ia membentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Enaknya jadi Ibie. Ugh.

Mereka berempat menatapku nanar. “Duh, gak papa kali, lain kali kan gue juga bisa makan pudding buatan nyokapnya Mello,” kataku.

Ibie menepuk bahuku. “Pukpuk.. malang nian nasibmu, nak,” ucapnya dengan suara yang dibuat-buat. Membuat kami semua terbahak.

Sssstt..” orang-orang yang sedang membaca di perpustakaan langsung menatap kami, menyuruh kami untuk diam karena telah mengganggu konsentrasi membaca mereka.

Uppss,” ucap Cherrie pelan sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya untuk menahan tawanya. Kita pun salng berpandangan, lalu tersenyum geli.

“Eh, ngomong-ngomong, siapa yang lo ajarin?” tanya Cherrie. Ia menatapku penasaran.

“Billy,” jawabku singkat. Ku lihat Cherrie terperangah melihatku. Aku mengangkat sebelah alisku.

“Kenapa Cher?”

“LO GILA! Dia salah satu most wanted guy di sekolah ini, dan dia jadi salah satu cowok yang gak pernah ngejar-ngejar gue!” seru Cherrie sedikit berteriak.

“Hah? Dia gak pernah nembak lo? Lo serius? Biasanya cowok-cowok populer kayak dia, apalagi dia kapten basket, pasti ngejar-ngejar lo,” tanya Ibie bingung.

“Ya gitu deh, gue juga gak ngerti. Dia populer, tapi yang gue tahu, gue gak pernah dengar kabar dia pacaran sama cewek di sini. Dia memang kelihatannya playboy karena kelewat ramah sama cewek-cewek, tapi dia gak pernah pacaran sama mereka. Cuma sebatas menghargai doang, kayaknya,” jelas Cherrie sambil manggut-manggut.

Aku berdehem.

“Kok jadi ngomongin dia sih? Ganti topik deh,” ucapku malas. Mereka terkekeh pelan.

+++

“Sekian dulu pelajaran saya kali ini. Selamat siang,” ujar Pak Tony, guru sejarah kami, sambil berlalu dari kelas kami. Bahkan ia langsung pergi tanpa menunggu kami mengucapkan ‘Selamat siang, Pak’.

Aku langsung menyusun bukuku dan memasukkannya ke dalam tas. Aku lihat Ibie melihat ke arahku sambil mengucapkan gue-duluan-ya tanpa suara. Aku mengangguk. Ia melambaikan tangannya dan berlalu keluar kelas.

[MS-1] Love and FearsМесто, где живут истории. Откройте их для себя