[15] Billy Alviando

8.6K 645 37
                                    

[Iklan numpang lewat]

Hai readers yang cantik--yang gak cantik gak usah nengok ya, di sini ada gue, Aldo yang ganteng unyu-unyu. Sumpah gue seneng banget, setelah gue mohon-mohon sama author yang baik hati sedunia dalam mimpi untuk bikin POV khusus gue, akhirnya mimpi gue terwujud meski cuma satu part. Gue seneng banget gilaaaa, rasanya gue pengen teriak di depan mbak hantu supaya kupingnya budeg dan gak berani nakut-nakutin gue lagi!! Tapi sayangnya gue gak berani. Hehehe.

Bagi pembaca yang ngefans sama gue, gue sayang kalian semuaa, suer deh tapi gue lebih sayang sama Lov. Oke, sekarang langsung baca aja ya, karena authornya baru pertama kali buat POV cowok jadi, dia agak  ngerasa aneh. Jadi, maklumin aja kalau part ini aneh seaneh authornya. Daaah!

+++

BILLY ALVIANDO’S POV

Melihat Lov terbaring lemah seperti ini membuatku sedih. Setelah kejadian yang sangat tak ku mengerti di rooftop, aku langsung membawanya ke UKS. Kata dokter yang sedang berjaga, Lov hanya kelelahan dan ia butuh istirahat.

Aku tahu dia sangat lelah. Bisa dilihat dari kantung matanya yang membengkak. Apa lagi ia tidak tidur semalam.

Aku meringis ketika mengingat mimpi buruk yang ia ceritakan tadi. Menakutkan dan aku berharap itu tak kan pernah terjadi.

Tapi..

Mengingat kemampuan Lov yang seperti vampire itu membuatku meneguk ludahku. Apa lagi ditambah kenyataan dahulu ‘sesuatu’ yang buruk menimpa sahabatnya. Entah kemampuan apa yang Lov punya, aku tak mengerti. Begitu banyak rahasia yang ia miliki. Bahkan aku tak tahu manusia seperti apakah dia. Dia begitu misterius. Begitu sulit dijangkau. Padahal nyatanya, dia milikku.

Mau tak mau, cepat atau lambat, kejadian itu akan terjadi. Mengingat bagaimana frustasinya Lov saat ini. Apa lagi tingkah aneh Lov saat di rooftop, aku bertaruh dia mendapatkan kilasan mimpi buruknya itu.

Dan aku berjanji, aku akan selalu menjaganya. Bahkan bila nyawa taruhannya.

Entah mengapa, aku merasa cinta ini begitu menakutkan.

“Ermmh..” terdengar suara gumaman. Aku menunduk dan melihat kedua  mata Lov perlahan terbuka. Aku tersenyum lebar.

“Lov,” panggilku pelan. Lov langsung tersenyum begitu melihatku.

“Al, gue dimana?”

“Di UKS, tadi lo pingsan. Gue yang bawa lo ke sini,” Lov mengangguk dan mengucapkan terima kasih.

“Aldo..” panggilnya pelan tanpa menatapku. Dia menatap lurus langit-langit UKS.

“Ya?”

“Gue ngelihat kilasan itu, Al. Gue takut,”

Deg.

Aku tertegun. Mendengar Lov takut membuatku merinding. Aku tahu aku memang penakut, tapi aku hanya takut hantu. Tapi sekarang, melihat Lov ketakutan juga ikut membuatku takut. Apa lagi alasan dia takut adalah kejadian tersebut, takut kehilanganku. Membuatku sesak.

“Ada gue, sekarang lo istirahat ya. Lo kelelahan, lebih baik lo tidur. Nanti kalau sudah pulangan, gue bangunin,” Lov mengangguk. Tak lama kemudian ia sudah terlelap.

Aku mengusap kepalanya dengan lembut. Merasakan rambut cokelatnya yang terasa sangat lembut dikulitku.

Sejujurnya, gue juga takut, Lov..

+++

Aku memainkan rambut milik Lov yang sedang bersender di bahuku. Sekarang kami berada di rumah Lov. Hanya berdua.

[MS-1] Love and FearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang