Forgive Me! (5/5)

790 170 21
                                    

FLASHBACK

Seoul, 27 April 2017 (19.30 KST)

Minhyun berjalan menuju parkiran. Pekerjaannya sudah selesai dan ia ingin cepat-cepat bertemu dengan kekasihnya. Saat ia hendak masuk ke dalam mobilnya, seseorang memanggilnya dari belakang.

"Dokter Minhyun."

Panggilan itu membuat Minhyun membalikkan badannya. Ia jumpai seorang wanita yang usianya tak jauh darinya. Wanita itu adalah teman sejawatnya.

"Oh.. Seolhyun-ssi", ucap Minhyun sambil menundukkan badannya. Hal yang selalu ia lakukan saat bertemu dengan seseorang.

"Sudah mau pulang?"

"Iya, pekerjaanku sudah selesai".

"Bisa tolong aku?"

"Tolong apa?"

"Jam sepuluh nanti, aku diminta untuk mengumpulkan laporan kepada supervisi. Tapi sampai sekarang aku belum menyelesaikannya, aku bingung menyusunnya."

"Tolong bantu aku. Kalau aku tidak mengumpulnya, aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku", lanjut Seolhyun sambil menangis dihadapan Minhyun.

Minhyun yang tahu betul resiko tidak mengumpulkan laporan itu, akhirnya memilih untuk membantu Seolhyun. Minhyun merasa iba dengan Seolhyun. Kalau Seolhyun tidak mengumpulkannya, maka kemungkinan ia tidak diizinkan untuk melakukan praktek.

Minhyun dan Seolhyun kembali masuk ke dalam rumah sakit.

Minhyun yang sedang sibuk membantu Seolhyun untuk menyusun laporan melupakan janjinya dengan Sooyoung. Bahkan ia biarkan ponselnya begitu saja di dalam tas. Tak sedetik pun terbersit dalam benaknya untuk mengecek ponselnya itu hingga laporan Seolhyun pun selesai.

Minhyun mengecek ponselnya itu. Sudah ada sepuluh panggilan tak terjawab dari Sooyoung dan lima pesan yang menanyakan keberadaannya. Tetapi pesan terakhir berhasil membuat Minhyun tersenyum. Park Sooyoung, kekasihnya itu, memaklumi kesibukannya di rumah sakit. Meskipun demikian, ada perasaan bersalah dalam diri Minhyun telah membiarkan Sooyoung menunggu sendiri selama dua jam.

Ia pun menghubungi Sooyoung. Namun panggilannya tak terjawab. Hingga pada panggilan kelima, panggilan itu tersambung.

"Sooyoung-ahhh", panggil Minhyun.

"Aku Chaeyoung", jawab Chaeyong dingin.

"Oh, Chaeyoung-ah.. Mana Sooyoung?"

"Sudah tidur."

Sambungan pun terputus. Minhyun merasa aneh dengan sikap Chaeyoung yang berubah menjadi dingin padanya. Kenapa dengan anak itu? Apakah ia sedang PMS? Mungkin saja.

Keesokan harinya, Minhyun pun mengunjungi rumah Sooyoung sebelum pergi ke rumah sakit. Namun nyatanya rumah Sooyoung kosong. Ia pun mencoba untuk menghubungi Sooyoung namun handphonenya tidak aktif. Tidak biasanya rumah Sooyoung kosong di pagi yang buta ini. Ini masih pukul enam pagi tapi Sooyoung sudah tidak ada di rumah, begitu pun dengan Chaeyoung.

Pada malam harinya, Minhyun kembali menghubungi Sooyoung tetapi handphone masih tidak aktif. Minhyun pun memutuskan untuk berkunjung ke rumah Sooyoung saat pulang bekerja. Tetapi sama saja, rumah Sooyoung sepi. Bahkan lampunya pun tidak menyala.

Minhyun memutuskan untuk menelpon salah satu teman kerja Sooyoung, Wendy.

"Wendy Noona, apakah Sooyoung hari ini masuk kerja?"

"Kau tak tahu? Sooyoung sudah resign dari kantor."

"Resign?"

"Iya. Tadi pagi Chaeyoung datang ke kantor memberikan surat pengunduran diri Sooyoung."

MINISERIES | Minhyun x Joy ✔️Where stories live. Discover now