You Wouldn't Answer My Calls (OneShot)

456 95 10
                                    

-2AM - You Wouldn't Answer My Calls-

📞📞📞

Minhyun gelisah seorang diri. Waktu telah menunjukkan pukul 00.00 KST, tapi tanda-tanda kepulangan sang istri belum juga ada. Sudah lima jam kepulangan dirinya dari kantor, bukannya disambut oleh sang istri, dirinya harus menerima kenyataan bahwa sang asisten rumah tangga yang membukakannya pintu.

Tidak biasanya Sooyoung seperti ini. Biasanya wanita itu menyambut Minhyun sepulang kerja dengan senyum manisnya. Atau pun kalau ia ingin berpergian, wanita itu akan meminta izin terlebih dahulu kepadanya. Tapi tidak untuk hari ini. Istrinya pergi tanpa memberitahukan kepadanya.

Sampai saat ini Minhyun masih bingung, apakah senyum manis yang dipancarkan Sooyoung kepadanya adalah senyum manis tulus atau hanya senyum manis paksaan. Apakah Sooyoung benar-benar bahagia bersamanya? Mengingat pernikahan mereka dilandasi atas keterpaksaan, bukannya ketulusan.

Sudah berpuluh-puluh chat ia kirimkan dan beratus-ratus kali ia mencoba untuk menghubungi sang istri, tapi tak ada jawaban. Minhyun bahkan nekat menelpon teman-teman sang istri, tapi tak kunjung ada jawaban.







Tok.. tok.. tok..

Kegelisahan Minhyun berkurang setelah mendengar ketukan pintu dari rumahnya. Ia sangat yakin bahwa itu adalah Sooyoung-nya. Haejin Ahjumma berjalan menuju pintu namun ditahan oleh Minhyun.

"Biar aku yang membukanya. Ahjumma kembali ke dapur saja, persiapkan makanan untuk Sooyoung."

Haejin Ahjumma pun menundukkan kepalanya ke arah Minhyun sebelum berlalu meninggalkan lelaki itu. Minhyun berjalan ke arah pintu. Ia akan memeluk Sooyoung setelah melihat paras cantik istrinya itu, dibanding memarahinya karena pulang malam. Minhyun yakin Sooyoung punya alasan yang logis karena pulang selarut ini.

Namun keinginan Minhyun untuk memeluk Sooyoung tidak dapat direalisasikan. Nyatanya, ia harus merasakan satu pukulan di pipinya setelah berhasil membuka pintu rumahnya sendiri. Minhyun terjatuh di lantai dengan luka sobekan di pinggir bibirnya. Ia mengelap darah yang keluar dari pinggir bibirnya itu, tidak terlalu banyak memang tapi cukup membuktikan pukulan yang didapatkan Minhyun cukup keras. Melawan pun tidak ada gunanya, malah akan memperkeruh suasana. Karena sosok lelaki yang memukulnya tak lain dan tak bukan adalah kakak iparnya— Park Hyungsik.

"Brengs*k!", ucap Park Hyungsik sambil menendang kaki Minhyun yang telah tergeletak di lantai.

"Hyung, apa salahku?", tanya Minhyun. Ia sama sekali tidak mengetahui mengapa kakak iparnya tiba-tiba datang lalu memukulnya. Padahal kakak iparnya bukanlah sosok yang kasar. Kata-kata dan perilakunya cenderung lembut selama ini.

"Aku kira kau sudah berubah, ternyata kau masih sama saja!", ucap Park Hyungsik lalu kembali menendang perut Minhyun.

"Cepat ceraikan Sooyoung! Kau tidak berhak menyandang sebagai suami dari adikku lagi", ucap Park Hyungsik sebelum berlalu meninggalkan Minhyun dan kembali memukul Minhyun hingga Minhyun tidak sadarkan diri.

***

Minhyun mengendarai mobilnya menuju rumah kakak iparnya. Ia sangat yakin bahwa Sooyoung berada di sana. Mengingat semalam Park Hyungsik datang menemuinya dan meminta ia bercerai dari Sooyoung.

Cerai? BIG NO!

Minhyun tidak akan menceraikan Sooyoung. Ia sangat mencintai istrinya. Bahkan segala cara pun ia lakukan untuk mendapatkan Sooyoung dulu. Dan sekarang kakak iparnya meminta ia untuk menceraikan Sooyoung? Tidak akan!


Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Dec 16, 2018 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

MINISERIES | Minhyun x Joy ✔️Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon