Androgyne (5/6)

322 105 34
                                    

Joy berjalan menuju ruangan Ibu Yoona. Ia berniat untuk mengumpulkan tugas, berhubung Joy merupakan ketua kelas di mata kuliah Ibu Yoona.

Saat Joy memasuki ruangan Ibu Yoona, rupanya disana telah ada Wendy yang sedang bimbingan skripsi. Awalnya Joy tidak mau masuk dulu. Tapi berhubung Ibu Yoona telah melihatnya berdiri di depan pintu ruangan dan memintanya untuk masuk, alhasil Joy kini duduk bersampingan dengan Wendy.

"Joy, kamu jadi respondennya Wendy?", tanya Ibu Yoona yang berhasil membuat Joy kaget. Soalnya Joy tidak menyangka dirinya bakal dimasukkan dalam topik skripsian seniornya itu.

"Iya, bu. Hasilnya feminin tulen", jawab Joy. Padahal Ibu Yoona belum menanyakan terkait hasil dari Joy.

Ibu Yoona yang mendengar jawaban Joy sontak mengerutkan dahinya. Bahkan ia menatap tepat di manik mata Joy. Joy yang ditatap seperti itu jadi salah tingkah.

"Saya malah kira kamu androgini loh."

Joy tersenyum masam karena dugaan Ibu Yoona salah.

"Joy hasilnya androgini, bu", ucap Wendy yang sontak membuat Joy menatapnya. Joy kaget mendengar ucapan dari Ibu Yoona itu.

"Tapi waktu itu kak Wendy—"

"Waktu itu aku salah hitung, Joy", celetuk Wendy sebelum Joy menyelesaikan ucapannya

"Kali ini siapa tau salah hitung lagi", ucap Joy. Joy masih tidak percaya dengan omongan Wendy.

Wendy menggelengkan kepalanya, "Waktu itu aku hitungnya manual. Tapi saat aku input di excel, ternyata hasilnya androgini."

Joy tersenyum merekah. Ibu Yoona yang melihat perubahan ekspresi Joy pun dibuat gemas.

"Kenapa, Joy? Senang karena hasilnya androgini?", tanya Ibu Yoona.

Joy mengangguk, masih dengan wajahnya yang tersenyum. Namun senyumnya luntur seketika.

"Dia malah nyari lelaki maskulin tulen loh, bu. Katanya orang feminin tulen cocoknya sama maskulin tulen."

Rasanya Joy pengen bungkam mulut seniornya itu dengan bakwan yang tertata di meja ibu Yoona. Kalau saja sedang tidak ada Ibu Yoona diantara mereka, Joy sudah mencak-mencak dihadapan Wendy. Tapi berhubung ada Ibu Yoona, Joy hanya tetawa terpaksa saja. Ha ha ha.

"Bagaimana bisa dia feminin tulen kalau kemana-mana sering bawa gunting", ucap Ibu Yoona yang mengingat di tas Joy selalu tersedia gunting. Tapi itu dulu, sebelum Ibu Yoona menegur Joy untuk tidak membawa gunting kemana-mana. Soalnya gunting termasuk benda tajam menurut Ibu Yoona.

***

Joy keluar dari ruangan Ibu Yoona. Niat hati ingin langsung pulang seorang diri tapi tidak jadi setelah netranya melihat Minhyun sedang berboncengan dengan wanita lain. Rasanya perih melihat Minhyun yang begitu cepatnya berpaling dari wanita lain. Seperti luka yang diperasin jeruk nipis. Ditambah cabe rawit yang diulek plus garam. Hmmm..

Masih dengan rasa perihnya, Taeyong yang tidak sengaja lewat di samping Joy tiba-tiba ditarik ke parkiran oleh Joy.

"Gonceng gue, buruan."

Taeyong terdiam, masih bingung dengan kondisi yang terjadi. Lebih parahnya lagi, kini Joy telah mengobrak-abrik tas Taeyong dan mencari kunci motor lelaki itu.

Joy yang mendapatkan kunci motor itu, lalu menstater motor milik Taeyong dan menjalankannya. Meninggalkan Taeyong yang masih diam membeku di parkiran.

"Woooiii... motor gueeeee!", teriak Taeyong. Untung Joy saudara sepupuannya. Kalau tidak, Taeyong sudah menyeret nama Joy ke pihak yang berwajib dengan kasus 'pencurian si Dipsy".


Iya, motor Taeyong diberi nama Dipsy karena warna hijaunya yang terang menderang, mengalahkan rompi polisi yang bakalan nyala saat langit berubah menjadi gelap.

🐣🐣🐣

Aku juga androgini hehehe *padahal ga ada yang nanya*.









Btw, besok sudah ending. Siapkan hati yaa, soalnya panjang wkwkw. Sepanjang jalan kenangan:")

MINISERIES | Minhyun x Joy ✔️Where stories live. Discover now