Androgyne (3/6)

343 100 28
                                    

Setelah dua jam berkeliaran di fakultas teknik dan telah mengumpulkan 40 responden yang bersedia mengisi kuesioner, Wendy tidak menemukan satu pun respondennya yang maskulin tulen. Kebanyakan hasilnya androgini, sama dengan hasil mahasiswa di fakultas lainnya.

Joy dan Wendy sama-sama tertunduk lesu. Jika Joy lesu karena belum menjumpai sang lelaki yang konon katanya dapat menjadi suaminya kelak, Wendy tertunduk lesu karena asumsi awalnya mengenai mahasiswa teknik sama sekali tidak terbukti.

Sementara Yerin? Keberadaannya entah dimana. Katanya ia akan mengumpulkan mahasiswa teknik lagi untuk memenuhi target responden Wendy, masih kurang sepuluh responden.

"Kok kebanyakan androgini kak? Bukannya asumsi awal kak Wendy, kalau androgini itu kurang ya?"

"Mungkin karena perubahan zaman."

"Cuma aku doang yang feminin tulen."

Joy kembali menunjukkan ekspresi sedihnya. Sementara Wendy bingung bagaimana cara untuk meyakinkan Joy bahwa tidak ada salahnya ia feminin. Setidaknya Joy bisa mengetahui pekerjaan apa yang cocok dengan dirinya kelak, sesuai dengan orientasi peran gendernya. Bukan malah bersedih hati atau bahkan ngotot mencari sosok maskulin tulen.

"Joy, boleh aku beri saran?"

Joy mengangguk menjawab pertanyaan Wendy.

"Menurut aku, sebaiknya kamu—"

"KAK OLAFFFF!"

Ucapan Wendy terhenti karena mendengar teriakan Yerin yang rupanya telah membawa pasukan. Semua yang dibawa Yerin adalah lelaki, padahal sebenarnya Wendy juga mencari wanita. Tapi tidak apa, mungkin memang kebanyakan populasi mahasiswa teknik berjenis kelamin lelaki. Berbanding terbalik dengan mahasiswa di fakultasnya.

Joy kaget melihat kedatangan Yerin dengan para pasukannya itu. Terlebih lagi disamping Yerin telah berdiri sosok lelaki yang menjadi gebetan Yerin—Dongho. Lebih kaget lagi saat Joy melihat sosok lelaki yang ikut jalan di belakang Yerin.







Taehyung— sang mantan.

Kini Yerin dan para pasukannya telah berdiri di hadapan Wendy dan Joy. Wendy tersenyum ceria dan Joy hanya memasang senyum kikuknya saja. Wajar, kan ada sang mantan.

Wendy mulai menyebarkan kuesionernya ke sepuluh orang yang dibawa oleh Yerin. Entah Yerin mendapatkan dari jurusan mana.

"Lo ambil mereka dari teknik pertambangan?", tanya Joy berbisik mengingat bahwa sang mantan adalah jurusan teknik pertambangan.

Yerin tersenyum lebar lalu mengangguk, "dari teknik geologi juga." Dan Joy tersadar bahwa Dongho merupakan mahasiswa teknik geologi.

"Lo harus tau Joy, ternyata Dongho dan Taehyung temanan", bisik Yerin lagi lalu kemudian melihat ke arah Dongho yang sedang mengerjakan kuesioner milik Wendy dan Taehyung yang juga melakukan hal yang sama.

Joy sama sekali tidak mengetahui hal itu dan Joy sama sekali tidak mau mencari tau mengenai Dongho dan Taehyung.

"Tapi ngapain lo bawa Taehyung juga?", bisik Joy lagi.

"Gue cuma minta tolong sama Dongho dicariin responden, tapi gue ga tau kalau ada Taehyung juga", balas Yerin masih sambil berbisik.

Joy menghembuskan nafasnya keras. Mau menyalahkan Yerin tapi Yerin sama sekali ga salah. Tapi untuk apa juga ia menyalahkan orang lain? Apa hanya karena ada Taehyung? Kan mereka telah putus, kenapa dipusingin? Joy menggelengkan kepalanya.

15 menit telah berlalu, mereka telah mengisi kuesioner yang diberikan oleh Wendy. Wendy telah sibuk dengan pulpen dan lembaran kuesioner respondennya, menghitung hasilnya tentu saja. Yerin sibuk berbincang dengan Dongho, entah membicarakan apa.

"Tan.. pasti gue masih sering muncul di mimpi lo."

Dan Joy yang sedang diganggu oleh Taehyung. Tan.. mantan. Entah apa maksud Taehyung memanggilnya seperti itu.

"Mimpi buruk."

"Itu artinya lo rindu sama gue, tan."

"Sok tau banget."

Taehyung menggeleng dan tersenyum, "gue juga rindu sama lo."

"Sayangnya gue ga rindu, Tae."

"Jangan bohong, lubang hidung lo makin membesar lo."

"Apaan sih?"

Joy mulai risih, sementara Taehyung masih gencar menganggu Joy. Ia sangat senang melihat wajah juteknya Joy, dari dulu sampai sekarang masih tetap sama.


"Joy! Ada yang maskulin tulen."

Seketika bola mata Joy membulat mendengar teriakan dari Wendy. Taehyung yang melihat perubahan ekspresi Joy dibuat bingung. Lalu tersenyum kemudian.

"Itu pasti gue", ucap Taehyung yang berhasil membuat Joy mematung. Joy yang awalnya begitu semangat mencari lelaki maskulin tulen tiba-tiba merasa takut. Takut jika yang disebut Taehyung itu benar adanya.

Joy menghampiri Wendy yang duduk jauh darinya. Begitu pun dengan Yerin, ia begitu bersemangat mencari tahu siapa sosok yang disebut Wendy itu.

"Namanya—"

Wendy membalikkan kuesionernya ke halaman identitas responden.

"Muhammad Taehyung Assegaf?"

Dan seketika pertahanan Joy runtuh. Wendy yang melihat Joy tiba-tiba terduduk di lantai menjadi bingung. Sementara Yerin dengan kerasnya menertawai Joy.

"Hahahaha hidup lo emang ga jauh-jauh dari mantan."

Wendy yang mendengar pernyataan yang diucapkan Yerin menatap Yerin dengan ekspresi bingungnya.

"Mantan?"

Yerin menatap Wendy yang rupanya telah ikut duduk di lantai sambil merangkul Joy.

"Muhammad Taehyung Assegaf itu mantannya Joy, kak. Itu toh orangnya!", ucap Yerin sambil menunjuk lelaki terduduk di pinggir jendela, sambil tertawa.

"Pantas jadi mantan."

Joy dan Yerin yang mendengar ucapan Wendy langsung melihat ke arah Wendy.

"Maksudnya?"

Wendy hanya tersenyum.

🐣🐣🐣

Hayooo~ kenapa Wendy bilang kayak gitu?

MINISERIES | Minhyun x Joy ✔️Where stories live. Discover now