Androgyne (1/6)

489 118 10
                                    

"Aku ga mau minta kamu menjadi pacar aku. Tapi aku ingin kamu jadi istri aku kelak. Kalau kita sama-sama setuju, aku akan jaga hati aku buat kamu. Dan aku harap kamu juga jaga hati kamu buat aku."

Joy menatap mata senduh Minhyun. Tidak ada kebohongan dari kedua bola mata itu, hanya ketulusan yang terpancar dari sana. Ucapan lelaki itu berhasil membuat hatinya berdegup sangat kencang.

Tetapi ucapan Wendy kembali menghantuinya.

"Sejauh ini kebanyakan anak psikologi hasilnya androgini."

Joy menjadi gelisah. Moment seperti ini memang telah ia tunggu sejak lama, tetapi sekarang ia malah menjadi takut. Joy mengalihkan pandangannya, tidak sanggup melihat mata Minhyun yang senduh terlalu lama.

"Kak Minhyun", panggil Joy. Tetapi matanya sama sekali tidak melihat ke arah Minhyun. Sementara Minhyun yang merasa terpanggil, mengarahkan semua atensinya kepada wanita yang sedang duduk disampingnya itu.

"Kakak jadi responden penelitiannya kak Wendy?"

Minhyun mengangkat alisnya bingung. Ia sama sekali tidak menyangka Joy akan menanyakan hal itu. Pertanyaan yang menurutnya tidak penting dan tidak berhubungan dengan pernyataannya sebelumnya. Tetapi Minhyun tidak tahu kalau itu penting bagi Joy.

Dan pada akhirnya, Minhyun mengangguk menjawab pertanyaan dari wanita yang ia cintai itu. Joy yang melihat sekilas respon dari Minhyun hanya tersenyum, lalu kemudian kembali menatap rumput yang bergoyang. Senyum yang terpancar dari wajah Joy pun terlihat seperti dipaksakan.

"Hasilnya apa, kak?"

Minhyun juga mengalihkan pandangannya. Yang awalnya masih setia menatap Joy, kini ia juga mengikuti arah pandang Joy.





"Androgini."

Minhyun lalu menatap Joy lagi, meskipun wanita yang ditatapnya tidak menatapnya balik.

"Kenapa nanya?", tanya Minhyun.

Joy menggeleng lalu berkata, "Pengen tau saja. Tiba-tiba kepikiran penelitian kak Wendy."

Minhyun kembali mengangguk.

"Terus tanggapan kamu terhadap pernyataan aku tadi, bagaimana?"

Joy menghembuskan nafasnya keras. Perasaan takutnya kembali menghantuinya. Rasanya ia belum mampu untuk melepaskan Minhyun, tapi ia harus. Terlebih setelah mendengar jawaban Minhyun dari setiap pertanyaan yang diajukannya tadi.


"Maaf kak."

Jawaban se-simple itu berhasil keluar dari mulut Joy, tetapi mengucapkannya tidak se-simple itu. Minhyun yang mendengarkannya pun menghembuskan nafasnya pasrah.

Sementara, Yerin yang mendengarkan sedari tadi percakapan keduanya dibuat gemas oleh tingkah laku Joy. Pengen rasanya ia menjitak keras kepala Joy itu agar ia kembali tersadar.

***

Joy mengambil ponselnya di tas. Ia dengan telitinya mengetik sebuah pesan untuk seseorang. Setelah pertemuannya sejam yang lalu dengan Minhyun, ia memutuskan untuk mencoba melupakan Minhyun.

To: Kak Wendy
Joy terima tawaran kak Wendy

From: Kak Wendy
Oke. Besok pukul 10
Kita ketemu lgsg di sana

Joy menghembuskan nafasnya. Ia berharap keputusannya tidak salah.

🐣🐣🐣

Mini series Androgyne ini berlandaskan teori Bem (1974) atau The Bem Sex-Role Inventory (BSRI). Monggo dibaca-baca dulu teorinya, jurnalnya banyak tersebar di google kok (siapa tau ada yang penasaran hehehe).

Next chapter gue masih galau, di private atau jangan hehehe.

MINISERIES | Minhyun x Joy ✔️Where stories live. Discover now