Tiga

51.4K 3.3K 230
                                    

Bara berjalan menghampiri Mayang dan Rizal --kedua orangtuanya-- yang sedang menonton TV di ruang tengah. Mereka selalu saja bermesraan walaupun umurnya hampir menginjak kepala empat-- dan Bara iri dengan kenyataan ini. Disaat mereka saling berpelukan justru Bara hanya bisa memeluk guling kesayangannya yang sudah bau apek karena sarungnya gak pernah di cuci sejak dia berumur 15 tahun.

Dan sekarang umur Bara 17 tahun. Kebayangkan buluk plus baunya guling itu?

"Kalau mau mesra-mesraan tuh di kamar, jangan di ruang tengah. Emangnya Mama sama Papa mau Bara gangguin terus?" ujar Bara yang sudah duduk di tengah-tengah Mayang dan Rizal.

"Abang! Kan udah Mama bilangin berkali-kali-- jangan mandi malam! Nanti rematik tau rasa kamu!"

Bara mendengus kesal. "Ma, Bara kan udah berkali-kali bilang kalau itu cuma mitos. Lagipula, Bara masih muda kok. Masih fresh dan bugar, gak kayak Papa."

Rizal yang namanya di bawa-bawa oleh putra semata wayangnya pun angkat bicara. "Sembarangan kamu! Minggu besok kamu harus temenin Papa main golf lagi!"

"Boleh. Pulangnya beliin sepatu Nike lagi ya?"

Bara melonjak kegirangan saat Rizal mengangguk santai menanggapi ucapannya.

Tapi ...

"Papa beliin yang di pinggir jalan."

Dan ya, harapan Bara langsung jatuh gitu aja. Bara yang malang. "Ah, Papa!"

Rizal terkekeh, tangannya mengusap rambut Bara yang masih basah "Bercanda. Nanti Papa belikan."

"Bang, kamu pakai baju gih. Nanti masuk angin."

"Ya bagus dong berarti anginnya mau sama aku sampai masuk ke tubuh aku segala."

Bara memang begini, mandi setelah makan malam. Kata Bara sih biar tidurnya tambah nyenyak. Tapi sama aja kan gak bagus buat kesehatan? Ditambah sekarang dia hanya pakai boxer bermotif Powerpuff Girls. Tau kan tokoh kartun yang tiga cewek itu?

"Kamu tuh durhaka--"

"Ya kalau durjana berarti lagunya Pak Haji Rhoma Irama dong, Ma?" potong Bara cepat sambil memakan keripik bawangnya.

Mayang memijat pelipisnya. Pusing dengan tingkah Bara yang selalu bisa membuat lawan bicaranya menyerah.

"Ya kalau angin aja bisa suka sama kamu, kenapa cewek enggak?" itu suara Rizal.

Bara terdiam sebentar. Lebih tepatnya menelan keripik bawangnya terlebih dahulu. "Ada kok, Pa. Bara udah incer dia dari lama. Mungkin sekitar semingguan. Lusa udah Bara deketin, eh malah kabur dia."

Mayang dan Rizal ketawa. "Kamu nyeremin sih," kata Mayang di iringi suara tawanya.

Bara mendengus jengkel dan mengunyah keripiknya dengan kasar.

"Jadi, kamu udah mau ngelupain dia?"

Bara terdiam sebentar. "Iya, Pa. Bara nyerah. Daripada Bara galau gak jelas, Bara berinisiatif buat nyari seseorang yang baru meskipun sedikit gak rela ninggalin dia."

***

Bara mengusap layar ponselnya yang menampilkan akun LINE Lea. Tadi Bara yang memintanya selepas mengantar Lea pulang. Seharusnya display namenya itu Alea Natasha, tetapi dengan isengnya, Bara justru merubahnya dengan Mbok Le.

Bara membasahi bibirnya dengan lidahnya. Menimbang-nimbang apakah dia harus mengirim pesan ke gadis yang sudah mengambil hatinya atau malah menelfonnya. Berkali-kali Bara mengetikkan pesan untuk Lea, tapi langsung di hapusnya. Uh, dia bingung dan gugup.

Match Made in Heaven[SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now