Tiga Lima

28.4K 2.4K 116
                                    

Entah sudah ke berapa kalinya bagi Lea yang terus-terusan mereject telepon dari Bara. Bukan karena sibuk, namun karena dia sedang tidak ingin di ganggu oleh siapapun.

Termasuk mood boosternya sendiri.

Membuang kapas yang tidak lagi putih, Lea pun menghembuskan nafasnya gusar. Perkataan Mayang benar-benar terekam jelas di benaknya.

Drrrt!!

Geram, gadis itu sontak langsung menerima panggilan dari Bara, sang penelepon.

"Apa sih! Ngeganggu aja!"

Di lain tempat, Bara mengepalkan tangannya kuat.

"Gue 'kan udah bilang, Tasha! Kalo udah sampe rumah ya--"

"Ponsel aku mati tadi, jadi gak sempet kabarin! Udah nggak usah alay yang apa-apa harus ngabarin! Jijik tau nggak!"

"Lo di mana?" nada suara Bara merendah.

"Di rumah temen. Jangan ganggu."

Baru saja Lea hendak memutuskan panggilannya dan bersiap untuk tidur, namun suara lantang Bara malah membuatnya kembali menempelkan benda pipih tersebut ke telinganya.

"--gak izin sih?! 'Kan gue udah bilang, Tash, pulang ke rumah jangan pergi ke mana-mana!"

"Berisik!" bentak Lea tanpa sadar hingga Bara pun yang mendengarnya sedikit tersentak.

"Kalo ada masalah itu cerita. Jangan di pendem sendirian."

"Aku nggak ada masalah."

"Tapi lo kenapa? Ngomong sama gue, jangan  marah gak jelas."

"Aku mau tidur."

"Sayang, lo masih marah gara-gara minum air bekas kobokan tangan gue?"

Memejamkan mata, Lea mulai menjatuhkan tubuhnya perlahan di atas kasur.

"Aku mau tidur, Bara Airlangga."

"Ale,"

"Bara, please ... Aku lagi mau sendirian." lirihnya.

"Iya aku bakal tutup teleponnya tapi lo bilang dulu, lo kenapa?"

"Nothing."

Lea semakin menutup erat matanya ketika mendengar nafas Bara yang terdengar gusar.

"Lo ke--"

"Gue gak pa'pa, Bara! Kamu budek ya?!"

"Lo kenapa--"

"Bara! Mau sampai kapan sih kamu berisik terus?! Aku capek!"

"Sampe lo jujur sama gue."

Lea tak bergeming. Lantas otaknya memerintahkan agar segera memutuskan panggilannya.

"--ALE!!"

Mendesis, pun Lea kembali berteriak.

"DIEM ATAU KITA PUTUS?"

Sepertinya, ancamannya cukup ampuh. Karena sekarang giliran Bara yang menutup erat bibir merah mudanya.

"Lo mau apa? Jangan gini mulu."

Gadis berpiyama tersebut menatap langit-langit kamarnya, lalu bibirnya tanpa sadar berucap,

"Kalo aku nyebutin apa yang aku mau, kamu bakal apa?"

"Gue bakal diem."

"Aku mau nasi goreng spesial pedas, aku mau martabak cokelat keju, hello panda strawberry, pocky oreo, ice cream oreo, cokelat semua merek, tahu bulat, risoles, kue lumpur, kue soes, spicy chicken katsu, sosis bakar, egg roll, oh iya sama hoka-hoka bento, mcd, kfc, richeese kayak biasa jangan lupa."

Match Made in Heaven[SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now