Tiga Sembilan

28.5K 2.1K 81
                                    

"Bara ada?"

Sonya tersenyum miring. Matanya menelusuri setiap inci baju olahraga Lea yang sangat membentuk tubuhnya.

"Gue heran, Bara pacaran sama lo itu murni karena cinta ... Atau nafsu ya?"

"Bara ada?" kata Lea untuk yang kali kedua. Astaga, kenapa Sonya racun sekali?

"Oh? Ada. Lagi tidur. Ada perlu apa? Kangen?"

Lea menggeram jengkel. Dan dia langsung menerobos Sonya yang berdiri di depannya hingga si ular itu hampir terjatuh.

"Heh! Songong banget ya lo!"

Pekikan Sonya membuat seluruh murid di kelas Bara memperhatikan mereka berdua. Tapi Lea nggak peduli, yang dia pedulikan sekarang adalah di mana Bara untuk saat ini.

"Bara lagi tidur di belakang."

Lea tersenyum ramah ketika ada satu anak perempuan berkacamata yang berbaik hati memberitahunya. Lalu setelah dia mengucapkan kata terima kasih, dia berjalan ke bagian belakang kelas.

Alangkah terkejutnya dia saat melihat banyak anak laki-laki yang tidur berjejeran dengan berbagai macam gaya. Ada yang saling berpelukan, telentang, bahkan ada juga yang mulutnya terbuka lebar.

Perlahan, Lea menggoyang pelan bahu Bara. Setelah dia mengamati wajah damai Bara yang sedang tidur selama beberapa detik.

Nggak lama, Bara membuka matanya. Baru saja dia ingin memaki orang yang sudah berani membangunkannya, tapi waktu melihat siapa orang tersebut, Bara langsung mengurungkan niatnya.

"Hei!" sapa Lea melambaikan tangannya.

Berdecak, Bara kembali memejamkan matanya.

"Gue ngantuk, Ale."

"Ih jangan bobo lagi."

"Gue ngantuk. Lo mau ngapain nemuin gue,"

"Mau minjem ponsel. Ponsel aku ketinggalan di rumah."

Bara tak bergeming. Hingga satu menit kemudian Lea menyadari kalau Bara kembali tertidur.

"Baraaa! Ih minjem."

"Hm."

"Bara bangun ih! Urgent tau!"

"Ambil aja di kantong gue."

Lea diam. Matanya menatap kantong celana Bara. "Kantong yang mana?"

"Raba-raba aja."

Mendelik, Lea refleks memukul pelan lengan Bara.

"Bara!"

Cowok yang kumisnya sudah di cukur itu menggeram. Lantas terpaksa membuka mata dan merubah posisnya menjadi duduk.

"Cewek kenapa kerjaannya ngeganggu acara tidur cowok sih!"

Lea menyengir polos sambil melepaskan jedai yang ia pakai untuk mencepol rambut indahnya.

Dan si Onta itu, malah terbengong melihat gadisnya yang berkali-kali lipat lebih menawan ketika sedang merapihkan surai panjangnya.

"Mana ponselnya?"

"Lo abis olahraga?" Lea mengangguk.

"Olahraga apa'an?"

"Senam lantai. Ih mana ponselnya?!"

Bara menyatukan alis tebalnya, kemudian menarik hidung Lea dengan pelan.

"Buat apa?"

"Mau buka Instagram. Ada yang mau endorse aku."

Match Made in Heaven[SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang