Empat Empat

28.3K 2.2K 134
                                    

"Yaudah si, kalo jodoh mah juga balik lagi."

Bara berdecak, kemudian kembali menghisap sepuntung rokok yang di selipkan di antara jari-jari panjangnya.

"Kalo nggak jodoh ya, belom rejeki lo. Lagian, Lea kebagusan sih kalo di pasangin sama lo."

Bara melirik Jordy yang terbahak di sampingnya, lalu mengumpat, "Anjing."

"Ini pada nggak masuk kelas?"

Sekumpulan lelaki berseragam batik khas Bintang Harapan yang ada di sana spontan menoleh, menatap sang pemilik kedai.

"Masuk, Bang. Dikit lagi." jawab Jordy setelah meneguk kopi hitamnya.

"Woy, Bar, lo masuk kelas nggak?" Bara mengangguk, membuang puntung rokok ke tanah, lalu menginjaknya.

"Ya masuk lah dia. Kalo nggak masuk ntar nggak ketemu bebep Lea tersayang."

Bara mendengus kuat, terlebih ketika Jordy melanjutkan ucapannya. "Oh iya gue lupa. Lo 'kan udah putus ya?"

***

"BARA, JORDY, ABRIEL! KELUAR KELAS SEKARANG! MASUKKAN BAJU SERAGAMNYA! LIMA MENIT!"

Ketiga cowok yang baru saja memasuki kelas, hanya bisa berdecak pelan. Tatkala Bu Iren meneriaki mereka karena baju seragamnya yang tidak di masukkan ke celana putihnya.

Bara tiba-tiba termenung, kenapa laki-laki harus di masukkan bajunya sementara murid perempuannya saja tidak? Terlebih banyak murid perempuan yang mengecilkan baju seragamnya. Contohnya Lea, baju seragam gadis itu panjangnya hanya sebatas pusar. Yang membuat perut putih mulusnya terekspos ketika gadis itu mengangkat tangannya.

Ah ya Tuhan, kenapa dia jadi memikirkan Lea?

Ketiga cowok itu berjalan keluar kelas, dan mempunyai niat agar sengaja di perlama.

Sesampainya di luar kelas, Jordy malah berjongkok sembari mengeluarkan ponselnya, begitu pun dengan Abriel. Bedanya, Abriel memainkannya sembari berdiri.

Bara menjilat bibirnya, bingung harus melakukan apa. Kalau saja dia masih berstatus sebagai pacarnya Lea, pasti dia sudah menghubungi si cabe Paris itu untuk menemuinya.

Lagipula ... Rasanya juga aneh ketika dia menaiki motor tanpa ada Lea di belakangnya. Bahkan Bara pun pagi tadi sempat mengarah ke rumah Lea untuk menjemputnya seperti biasa. Tapi untungnya, dia langsung ingat. Kalau dia tidak punya hak untuk menjadi tukang ojek cabe Paris lagi.

Pucuk di cinta, ulam pun tiba.

Bara menahan senyum di saat dua orang gadis remaja datang ke arahnya. Oh, bukan bukan! Yang datang memang dua, namun yang membuat Bara terpana hanya satu.

Lea-nya.

Dia nggak tau sehabis darimana Lea-nya. Tapi Bara nggak peduli, yang terpenting dia bersyukur bisa melihat Lea dari jarak dekat seperti ini.

Mungkin, Nura paham dengan situasi di antara dirinya dan Lea yang sedikit awkward. Itu sebabnya gadis berambut sebahu tersebut menggodanya.

"Bara! Liat deh cewek yang ada di samping gue! Cantik 'kan? Mau kenalan nggak?!"

Bara menjawabnya dengan senyuman tipis. Lalu dia menatap Lea yang tengah menunduk.

"Cantik banget! Ya 'kan, Bar? Saking cantiknya malah udah jadi mantan!" timpal Jordy.

Match Made in Heaven[SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now