[Sembilan] Kata Rayhan, Resmi!

4.9K 330 12
                                    

Tenggorokan Asya terasa kering. Napasnya tercekat, melihat nama timnya 'Potatoes' menjadi juara dua di perlombaan Open Debate. Sedangkan, tim Rayhan dengan nama 'Red Blood' menjadi juara tiga. Dengan Rayhan menjadi 8th Best Speaker dalam main category. Keanu dan Lia menempati posisi pembicara terbaik ketiga dan keempat. Asya cukup berpuas diri timnya dapat menang. Tentu saja susah untuk mendapat trophi di perlombaan yang partisipannya kebanyakan mahasiswa yang aktif dalam debat. Untung saja nilai rata-rata yang diperolehnya tidak memalukan timnya. Karena satu orang dalam tim mendapat nilai jelek, maka tim tidak akan memiliki rata-rata nilai yang bagus. Penting sekali kerja sama dari tim.

Asya mendapat pengalaman baru, mulai dari ikut perlombaan yang "Wow!", tempat lomba yang unik, dan juga trophi penghargaan yang menarik. Tempat diselenggarakannya lomba debat ini di Akademi Angkatan Laut, tempat pendidikan untuk kadet seperti Febrianto, rekan setim Rayhan. Asya mengapresiasi AAL untuk mengadakan lomba sehebat ini. Artinya, pihak dalam yang tentara-tentara berpangkat itu masih memikirkan betapa pentingnya seorang abdi negara memiliki ilmu yang sepadan dengan masyarakat lain. Apalagi di debat, ilmunya meluas. Cukup baik menurut Asya cara mewadahi minat dari taruna AAL yang masih ingin aktif mengembangkan ilmu mereka. Juga, mereka tidak terlalu menutup diri dari dunia luar.

Sehari penuh ini Asya telah menjajal lima rounds pertandingan. Timnya menang empat pertandingan dari keseluruhan rondenya. Menarik sekali, karena perlombaan debat yang biasanya akan ditempatkan di kelas atau suatu ruangan di universitas, tetapi lomba yang satu ini ditempatkan di ruang kontrol kapal yang masih aktif. Ruangan sempit yang ber-AC, juga tangga yang curam untuk mencapai ke ruangan. Selain itu, piala yang didapat bukanlah piala biasa. Karena perlombaan ini diadakan oleh Kasal, maka pialanya menyerupai peluru. Berat tentunya. Keunikan yang tidak akan pernah Asya lupakan dalam dunia perdebatannya.

"Selamat, Asya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat, Asya. Jadi runner up," ucap Rayhan yang duduk di sebelahnya. Mereka sedang menikmati penutupan acara dan Gala Dinner yang berada di Graha. Rayhan memakai seragam PDH di perlombaan kali ini. Terlihat gagah seperti saat pertama kali bertemu Asya.

Asya mengangguk, "Lo, eh, Mas juga selamat ya. Keren bisa menang." Malas-malasan Asya menyahut, dirinya sudah letih. Ingin cepat-cepat ke hotel untuk beristirahat.

Rayhan tertawa hambar, "Iya. Nggak nyangka timku bisa menang, padahal intensitas latihan juga jarang. Secara di Akmil mana ada gitu. Ekskulnya, ya, yongmoodo, lokananta, gitu-gitu aja. Beda sama AAL, hits banget. Untunglah bisa ketularan pinternya kadet," gurau Rayhan yang membuat Asya terkikik geli.

"Berarti udah dong, besok balik ke Magelang? Alhamdulillah nggak ada yang tengil goda-godain Asya lagi," ucap Asya. Sangat bertolak belakang dengan apa yang ada di hatinya. Sekarang dia resah, karena lusa, Arza juga memulai pendidikan di lembah tidar. Rayhan pun esok hari juga kembali ke sana. Batinnya mengerang tak nyaman.

"Iya, malam nanti kamu tidur, aku balik. Soalnya besok biar ada waktu buat prepare. Nggak datang langsung mulai pelajaran, telat bisa abis aku."

Would You Still Love Me The Same?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang